BENDERRAnews.com, 21/5/21 (Yerusalem): Hmm, akhirnya gencatan senjata yang sangat diantisipasi antara Israel dan militan Hamas di Jalur Gaza Palestina secara resmi mulai berlaku pada Jumat (21/5/21) pada pukul 2 pagi waktu setempat, atau sekitar pukul 6 pagi WIB.
Wartawan AFP melaporkan, terdengar suara tembakan perayaan yang di jalan-jalan Gaza. Sementara itu, tidak ada roket Hamas yang ditembakkan ke Israel dalam beberapa menit setelah gencatan senjata dimulai, dimana berusaha untuk mengakhiri 11 hari bentrokan mematikan.
Gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir, termasuk kelompok bersenjata paling kuat kedua di Gaza, Jihad Islam, diumumkan pada hari Kamis setelah tekanan internasional meningkat untuk membendung pertumpahan darah.
Presiden AS Joe Biden menyambut gencatan senjata tersebut.
“Saya yakin kami memiliki kesempatan sejati untuk membuat kemajuan dan saya berkomitmen untuk mengupayakannya,” kata Biden di Gedung Putih, memuji peran Mesir dalam menengahi perjanjian tersebut.
Sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, Kabinet Keamanan telah “dengan suara bulat menerima rekomendasi dari semua pejabat keamanan … “untuk menerima inisiatif Mesir untuk gencatan senjata bersama tanpa prasyarat”.
Hamas dan Jihad Islam sepakat gencatan senjata dimulai pada Jumat ini sekitar pukul 2 dini hari waktu setempat.
Pernyataan Israel mengatakan, kampanye (serangan) udaranya telah membuat pencapaian “belum pernah terjadi sebelumnya” di Gaza, wilayah yang telah diblokade sejak 2007, tahun pengambilalihan Hamas.
“Pimpinan politik menekankan bahwa kenyataan di lapanganlah yang akan menentukan masa depan operasi tersebut,” tambahnya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Kamis (20/5/21) waktu setempat, dia akan siap kapan saja untuk pergi ke Israel, ke Timur Tengah, jika itu akan membantu tujuan bergerak melampaui kekerasan dan membantu untuk bekerja dalam meningkatkan kehidupan bagi orang Israel dan Palestina. Demikian AFP.
AS janjikan bantuan
Dari Washington dilaporkan, Presiden AS Joe Biden pada Kamis (20/5/21) waktu setempat, menjanjikan bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi untuk Gaza. Dia memuji tercapainya kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri 11 hari pertempuran antara Israel dan Hamas.
Biden, yang muncul di Gedung Putih setelah berita tentang perjanjian gencatan senjata, juga berjanji untuk mengisi kembali sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel, meskipun ada keluhan dari Partai Demokrat tentang penjualan senjata Amerika Serikat (AS) yang tertunda ke Israel.
Biden mengatakan, Amerika Serikat akan bekerja melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemangku kepentingan internasional lainnya untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang cepat dan mengumpulkan dukungan internasional bagi orang-orang di Gaza dan dalam upaya rekonstruksi Gaza.
Dia bersikeras, bantuan rekonstruksi akan diberikan dalam kemitraan dengan Otoritas Palestina dan bukan dengan Hamas, yang oleh Amerika Serikat disebut sebagai organisasi teroris.
Otoritas Palestina, yang dijalankan oleh Presiden (moderat) Mahmoud Abbas, hanya mengatur sebagian dari Tepi Barat yang diduduki, sementara Hamas memegang kekuasaan di Jalur Gaza.
“Kami akan melakukan ini dalam kemitraan penuh dengan Otoritas Palestina, bukan Hamas, dengan cara yang tidak mengizinkan Hamas untuk mengisi kembali persenjataan militernya,” kata Biden.
Juru bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price mengatakan, Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan melakukan perjalanan ke wilayah Timur Tengah dalam beberapa hari mendatang untuk bertemu dengan rekan-rekan Israel, Palestina dan regional untuk membahas upaya pemulihan dan
“Bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Israel dan Palestina.”
Perjanjian gencatan senjata tersebut menyusul aktivitas diplomatik intens selama berhari-hari yang memberikan ujian terhadap kemampuan Biden dan para pembantu keamanan nasionalnya. Yakni untuk membantu menyelesaikan konflik yang bisa berubah menjadi perang berkepanjangan.
Selama negosiasi, Biden berbicara dengan dua pemimpin yang memiliki hubungan tegang dengannya, enam kali dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, termasuk dua kali pada Kamis, dan satu kali dengan Presiden Mesir Abel Fattah Al Sisi.
Baik Netanyahu dan Sisi dekat dengan Donald Trump. Biden menunggu berminggu-minggu untuk menelepon Netanyahu setelah menjabat sebagai Presiden AS.
Panggilan teleponnya dengan Sisi pada Kamis ialah pertama kalinya mereka berbicara sejak Biden menjabat pada Januari.
Mesir, yang memiliki perjanjian perdamaian dan hubungan diplomatik dengan Israel dan juga memelihara kontak dengan Hamas, secara tradisional memainkan peran kunci dalam memadamkan pertempuran Gaza. Demikian ANTARA.
Mesir puji Biden
Selanjutnya Kairo dilaporkan, Presiden Mesir, Abdel Fattah Al Sisi mengungkapkan rasa terima kasih kepada Presiden AS Joe Biden karena perannya membantu Mesir dalam negosiasi gencatan senjata Israel dan Hamas.
“Saya memberikan penghormatan dan penghargaan kepada Presiden AS Biden atas perannya dalam keberhasilan prakarsa gencatan senjata Mesir,” tulis Sisi di Twitter.
Sebelumnya Biden mengucapkan terima kasih kepada Presiden Mesir Sisi karena menjadi perantara gencatan senjata.
Konflik senjata selama 11 hari antara Israel dan Hamas merupakan terburuk sejak 2014 lalu. Korban tewas sejak konflik pecah pada 10 Mei lalu mencapai 240 orang, terbanyak warga Palestina .
Kini diharapkan serangan udara Israel dan roket Hamas tak lagi terjadi.
Israel telah menerima inisiatif Mesir untuk gencatan senjata bersama, tanpa prasyarat.
Mesir sekarang diharapkan mengirim delegasi ke Israel dan Gaza untuk menyelesaikan masalah ini. Demikian BBC.com. (B-AFP/ANT/BBC/BS/jr)