Salah satu akting Megan Fox dalam film fiksi ilmiah horor “Subservience”. (Foto: Ist./XYZ Films)
BenderraNews.com, 3/9/2024 (Jakarta): Si cantik Megan Fox mendapat kesempatan menarik ketika membintangi sebuah film fiksi ilmiah berjudul Subservience. Ia berperan sebagai Megan yang menjadi tokoh utama film ini. Subservience menceritakan lompatan kemajuan teknologi seputar AI (Artificial Intelegent) atau kecerdasan buatan.
Sesuai judulnya, film ini bercerita tentang robot AI yang sehatusnya memiliki “sikap tunduk” kepada manusia yang menciptakannya. Tapi apa yang ditampilkan dalam film ini memberi arti lain tentang subservience karena robot pintar ciptaan manusia yang satu ini menjadi tak patuh. Ia seperti memiliki pikiran dan perasaan sendiri.
Film fiksi ilmiah berlatar horor ini memang memiliki kemiripan dengan film sebelumnya, M3GAN (produksi 2022), yang menceritakan sebuah boneka AI bernama Megan. Bedanya, pemeran utama dalam M3GAN yang berperan sebagai Megan adalah Amie Donald, sedangkan dalam Subservience adalah si Megan Fox.
Film ini disutradarai SK Dale ini. Subservience menjadi film fiksi ilmiah atau yang mencoba mengulas potensi robot kecerdasan buatan yang mengancam eksistensi atau keberadaan manusia.
Solusi Praktis dengan Hasil Mimpi Buruk
Seperti diwartakan Beritasatu.com yang mendapatkan kesempatan mengikuti pemutaran terbatas perdana Subservience, Senin (2/9/2024), secara keseluruhan film ini memiliki kemiripan dengan M3GAN (2022), meski memiliki tone yang lebih gelap.
Cerita Subservience berfokus pada Nick (Michele Morrone), seorang ayah dua anak yang memutuskan untuk membeli pembantu rumah tangga robot AI bernama Alice (Megan Fox) untuk membantu merawat rumah dan anak-anaknya setelah istrinya, Maggie (Madeline Zima), dirawat di rumah sakit karena masalah jantung.
Apa yang dianggap sebagai solusi praktis dan efisien menjadi mimpi buruk ketika Alice mulai menunjukkan tanda-tanda kesadaran diri dan emosional yang semakin agresif. Ia mulai tak bisa dikontrol.
Megan Fox memerankan Alice dengan sentuhan yang dingin, menjadikannya salah satu penampilan Fox yang memikat. Fox berhasil menyampaikan aura ancaman yang membangkitkan ketegangan. Penampilannya memberikan nuansa menegangkan yang mengingatkan kita pada karakter-karakter AI dingin dari film-film klasik sci-fi.
Sementara itu, Michele Morrone sebagai Nick menunjukkan emosi dilema etis dan bahaya nyata dari AI yang tidak bisa dikendalikan. Peran Maggie yang dimainkan oleh Madeline Zima menambah kekayaan karakter pada cerita, sebagai gambaran kontras dari Alice yang tidak berperasaan. Interaksi antara ketiga karakter ini menciptakan ketegangan emosional dan drama rumah tangga yang unik.
Subservience menawarkan campuran antara drama psikologis dan ketegangan sci-fi yang gelap. Meskipun tidak memiliki nada slasher seperti M3GAN, selama sekitar satu setengah jam, Subservience berhasil menciptakan atmosfer yang menegangkan. Justru bagian akhir dari film terkesan mudah ditebak, khususnya setelah plot film beralih dari sisi emosional AI ke bagaimana AI berusaha menguasai kehidupan manusia layaknya tema film sci-fi lainnya.
Kekuatan utama film ini terletak pada kemampuannya untuk memadukan drama intens dengan elemen futuristik, serta penampilan yang kuat dari para pemerannya. Meskipun beberapa penonton mungkin merasa film ini kurang dalam hal elemen kejutan, Subservience tetap menawarkan pengalaman yang memuaskan bagi penggemar thriller dan fiksi ilmiah (sci-fi).
Film ini rencananya tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia mulai Rabu (4/9/2024). (B-BS/ht)