BENDERRAnews.com, 19/5/21 (Gaza): Hingga kini, serangan lintas perbatasan terus berlanjut. Namun, seorang pejabat senior Hamas memprediksi gerilyawan Gaza dan Israel akan mencapai gencatan senjata “dalam satu atau dua hari”.
Seperti dilaporkan BBC, pada Rabu (19/5/21), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, tekad untuk melanjutkan serangan sampai ketenangan dan keamanan bagi warga Israel pulih kembali.
Ada lebih dari 100 serangan udara Israel terhadap infrastruktur Hamas di utara Gaza pada Kamis pagi. Milisi Palestina membalas dengan tembakan roket ke sasaran di Israel.
Pertempuran Gaza dimulai setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan Israel-Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki. Talu terus memuncak dengan bentrokan di situs suci yang dihormati oleh Muslim dan Yahudi. Hamas, yang mengontrol Gaza, mulai menembakkan roket setelah memperingatkan Israel untuk menarik diri dari situs tersebut, memicu serangan udara balasan.
Setidaknya 227 orang, termasuk lebih dari 100 wanita dan anak-anak, telah tewas di Gaza sejauh ini, menurut kementerian kesehatannya. Israel mengatakan setidaknya 150 militan termasuk di antara mereka yang tewas di Gaza. Hamas tidak memberikan angka korban jiwa bagi para pejuang.
Di Israel, menurut layanan medis setempat, 12 orang, termasuk dua anak, telah tewas. Israel menyatakan, sekitar 4.000 roket telah ditembakkan ke wilayahnya oleh militan di Gaza.
“Saya pikir upaya yang sedang berlangsung terkait gencatan senjata akan berhasil. Saya berharap gencatan senjata dicapai dalam satu atau dua hari, dan gencatan senjata akan berdasarkan kesepakatan bersama,” kata pejabat politik Hamas, Moussa Abu Marzouk, kepada TV al-Mayadeen Lebanon.
Komentar itu muncul ketika tekanan internasional meningkat pada Israel dan militan Palestina untuk mengakhiri permusuhan.
Seorang sumber keamanan Mesir mengatakan, kedua belah pihak pada prinsipnya telah menyetujui gencatan senjata setelah bantuan dari mediator, tetapi negosiasi masih berlangsung.
Pada hari Rabu, Presiden Biden mengadakan panggilan telepon keempatnya dengan Netanyahu sejak konflik dimulai.
Satu pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih mengatakan: “Presiden menyampaikan kepada perdana menteri bahwa dia mengharapkan penurunan yang signifikan hari ini dalam perjalanan menuju gencatan senjata.”
Tawaran terbaru oleh Prancis untuk resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata, gagal pada Rabu ketika AS mengatakan hal itu dapat “merusak upaya untuk menurunkan ketegangan”.
Pertempuran itu hanya menunjukkan sedikit tanda akan berhenti dalam semalam. Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Gaza pada Kamis dini hari, menghancurkan dua rumah. Petugas medis menyatakan, empat orang terluka dalam serangan udara di kota Khan Younis.
Untuk ketenangan warga Israel
Dari Tel Aviv dilaporan, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, serangan pasukannya ke Gaza, di Tepi Barat, akan terus dilakukan selama diperlukan untuk ketenangan warganya.
Netanyahu menyatakan, serangan sembilan hari ke Gaza telah membuat organisasi Palestina, Hamas, mengalami kemunduran selama bertahun-tahun.
Israel hingga Selasa (18/5/21) meneruskan serangan ke Gaza. Tiga orang Palestina tewas oleh polisi Israel saat melakukan protes di dekat Ramallah.
Dilaporkan pihak Israel, ada dua warga asing yang tewas karena tembakan roket militan Palestina ke bagian selatan negara itu.
Sedikitnya, 251 orang termasuk 100 wanita dan anak-anak tewas di Gaza.
Petugas medis di Israel menyatakan, 12 orang termasuk dua anak-anak tewas.
Israel memperkirakan, pada awal konflik, dua faksi militan Palestina memiliki persenjataan sekitar 12.000 roket atau mortir di Gaza.
Juru bicara militer Israel menyatakan, pada Selasa pukul 15:00 GMT, gerilyawan Palestina telah menembakkan sekitar 3.300 roket ke Israel, di mana 450 hingga 500 roket tersebut jatuh, dan menyebabkan korban di Gaza.
Banyak warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur mengambil bagian dalam pemogokan umum untuk memprotes aksi serangan udara dan bom Israel di Gaza. Area di dalam Israel dengan mayoritas Arab-Israel, seperti Haifa, juga bergabung dalam pemogokan.
Akibat pemogokan, sekolah dan sejumlah tempat usaha ditutup. Demikian BBC.com. (B-BBC/BS/jr)