BENDERRAnews.com, 22/5/21 (Jakarta): DPP GPPMP mengeluarkan sikap mensyukuri sekaligus mendukung sepenuhnya gencatan senjata antara Israel dengan sayap militer Hamas Palestina, dan berharap proses ini bisa dirawat oleh kedua belah pihak, agar korban jiwa dari masyarakat sipil tidak semakin bertambah.
“Dukungan dari masyarakat internasional sudah jelas, mayoritas menghendaki dihentikannya konflik yang berujung pada jatuhnya korban manusia. Dan untuk itu, kita juga semua mendukung penuh dilaksanakannya solusi dua negara yang hidup berdampingan secara damai,” demikian pernyataan sikap DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP), Sabtu (22/5/21), di Jakarta, merespons tercapainya gencatan senjata pada Jumat (21/5/21) sesudah 11 hari terjadi saling serang antara Israel vs Hamas.
DPP GPPMP juga seirama dengan sikap Pemerintah RI, yang mendesak lembaga-lembaga resmi internasional, terutama PBB plus negara-negara berpengaruh, agar terus menjembatani dialog antara Pemerintah Israel dengan Otoritas Nasional Palestina.
“Ini penting sekali demi tercapainya resolusi damai jangka panjang Israel-Palestina, sehingga bisa ikut menghentikan proses pemanfaatan situasi konflik tersebut oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab di banyak kawasan dunia, termasuk di Indonesia,” demikian antara lain bunyi pernyataan yang ditandatangani Ketua DPP GPPMP Bidang Litbang dan Politik, Jeirry Sumampouw bersama Sekjen DPP GPPMP, Tedy Matheos.
Jangan jadi komoditi politik
DPP GPPMP juga mengingatkan sekaligus mengecam pihak-pihak yang memanfaatkan dan menjadikan konflik Israel dengan Hamas Palestina sebagai komoditi politik.
“Kita bisa ikuti di berbagai jejaring media sosial khususnya, mulai ada pihak yang memakai konflik Israel-Palestina untuk memprovokasi, bahkan menjurus kepada upaya memecah-belah rakyat Indonesia,” tegas DPP GPPMP.
Upaya ini jelas, antara lain lewat penciptaan ‘agenda setting’ juga ‘framming’ lewat media untuk memancing emosi pembaca serta menggiring kepada terjadinya dua kubu berseberangan.
“Padahal, sebagaimana telah berulang kali disuarakan pemerintah maupu para tokoh kebangsaan serta rohaniwan, bahwa konflik di Palestina bukan konflik agama, sehingga tidak baik menuding Orang Indonesia yang tidak membela Palestina sebagai lawan, atau pengkhianat, malah kafir, serta berbagai tudingan yang tidak pantas, serta memicu benturan,” demikian DPP GPPMP.
Bukan konflik agama
Karena itu, DPP GPPMP kembali meminta seluruh warga Indonesia untuk lebih mawas diri terhadap beragam upaya membenturkan sesama anak bangsa. Termasuk dengan memanfaatkan konflik Hamas Palestina dan Israel.
Sebab, menurut DPP GPPMP, permasalahan di sana tidak bisa dilihat dari perspektif agama, melainkan konflik wilayah. Dan ini harus didalami dari sudut pandang kemanusiaan serta keadilan.
Dari berbagai catatan serta fakta di lapangan, demikian DPP GPPMP, di Palestina tidak hanya ada umat Muslim, tapi juga Yahudi dan Kristen. Sementara di Israel, tidak semua warganya memeluk agama Yahudi, tapi juga banyak yang beragama Islam dan Kristen.
“Malah, banyak warga Kristen dan Yahudi Palestina yang ikut memperjuangkan kemerdekaan negaranya bersama dengan warga Islam Palestina. Sebaliknya, di jajaran Tentara Israel, tak sedikit personel adalah Muslim yang taat menjakankan agamanya,” demikian DPP GPPMP. (B-jr)
