BENDERRAnews, 23/2/19 (Jakarta): Sabtu (23/2/19) ini, warga Kawanua di Jakarta kembali menggelar perhelatan budaya di Gedung Perfilman Usmar Ismail, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.
Dilaporkan, hampir semua jenis seni tari dan musik tradisional kekayaan Minahasa ditampilkan dalam kegiatan seni budaya yang mengusung tema “Minahasa untuk Indonesia” itu.
Kegiatan diadakan berkat kerja sama Keluarga Kawanua Katolik Jakarta (Kawkat) dan Musica Sacra (Keuskupan Manado). Konser budaya itu bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap seni dan budaya Minahasa bagi masyarakat Sulawesi Utara (Sulut), khususnya warga Minahasa yang berada di perantauan (para Kawanua, Red).
Panitia menjelaskan, kegiatan itu untuk memperkenalkan sekaligus mempromosikan khazanah budaya Minahasa kepada masyarakat umum di tingkat nasional, bahkan sampai ke mancanegara.
Hal itu sebagai implementasi aksi mendukung program pemerintah di bidang pariwisata agar makin banyak turis tertarik mengunjungi Tanah Minahasa di Sulawesi Utara.
“Lembaga Musica Sacra ini dipimpin Pastor Harry Singkoh Msc. Ia adalah murid dari Pastor Prof Dr Gerrit Janssen Msc, ahli musik dan pendiri Musica Sacra Keuskupan Manado,” ujar Ketua Panitia Franky Nicolas Boseke.
Bina berjenjang
Disebutkannya, sudah banyak musikus dan pemerhati seni dan budaya yang dididik Janssen dan Musica Sacra.
“Lembaga ini memiliki perhatian besar pada pengembangan musik gereja serta seni dan budaya melalui pembinaan yang berjenjang dari anak-anak usia dini, remaja, pemuda, sampai dewasa, laki-laki dan perempuan,” ujarnya lagi, seperti dilansir BeritaSatu.com.
Sementara itu, Ketua Kawkat Jakarta, Stevanus Rengkuan menambahkan, budaya Minahasa merupakan bagian tak terpisahkan dari kebinekaan Indonesia.
Oleh karena itu, memelihara budaya-budaya daerah, termasuk budaya Minahasa, merupakan cara yang tepat untuk memelihara nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika.
“Semakin banyak budaya daerah ditampilkan, semakin kita mengerti dan membuka mata bahwa Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika adalah anugerah dari Sang Pencipta. Budaya itu adalah Indonesia dan bukan budaya bangsa asing yang tidak memiliki akar di Tanah Air. Sudah seharusnya kita menanamkan keindahan budaya bangsa sendiri,” katanya.
Selanjutnya, Direktur Musica Sacra Keuskupan Manado, Harry Singkoh menjelaskan, selain memiliki nilai kreativitas yang tinggi, pihaknya berharap bahwa budaya Minahasa yang ditampilkan itu dapat menjadi salah satu ajang untuk diagendakan sebagai kalender kegiatan tetap Kementerian Pariwisata.
“Konser Budaya Minahasa untuk Indonesia ini akan membangun semangat persaudaraan sebagai satu bangsa dari negara yang bernama NKRI. Nos unum sumus, kita adalah satu, torang samua basudara, merupakan tujuan utama dari nilai budaya yang ditampilkan,” demikian Harry Singkoh. (B-BS/jr)