BENDERRAnews, 18/5/18 (Lippo Karawaci): Founder dan Chairman Lippo Group, Dr Mochtar Riady, mengatakan, salah satu konsep pengentasan kemiskinan ialah digital masuk desa.
“Untuk menggerakkan pembangunan perdesaan dan menyejahterakan masyarakat desa, digital harus masuk desa,” katanya pada acara buka puasa bersama para eksekutif Lippo Group bidang teknologi, media, dan telekomunikasi (TMT) di kawasan Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Banten, Kamis (17/5/18) kemarin petang.
Usai berbuka puasa, Mochtar memberi kesempatan menanyakan apa saja padanya. Di antara pertanyaan yang muncul ialah bagaimana ia merawat kesehatan, sehingga tetap bugar hingga sekarang ini.
Ia lalu memberi tiga tips agar tetap sehat. (Lihat: Tips !!! Dr Mochtar Riady sehat di usia 89 tahun dan resep awet mudanya, termasuk takut akan istri)
Pertanyaan lainnya, soal pengentasan kemiskininan di Indonesia. Terhadap hal ini, ia menjelaskan, kunci utamanya ialah soal digital yang harus masuk desa.
Kemajuan ditentukan penguasaan digital
Bahkan, Mochtar menyatakan, kemajuan Indonesia sangat ditentukan oleh penguasaan digital dan aplikasi TI.
Mochtar lebih memilih model bisnis Jack Ma di Tiongkok dibanding Amazon di AS. Amazon membuka toko di e-commerce, sedangkan Jack Ma membuka pasar di e-commerce.
Ia menjelaskan, dengan membuka pasar di e-commerce, setiap orang memiliki akses pasar, baik sebagai penjual maupun pembeli. Semuanya dipertemukan di e-commerce.
“Nah, model ini sangat bagus bagi masyarakat perdesaan dan akan efektif untuk menurunkan angka kemiskinan,” kata Mochtar.
Jual dengan harga terbaik
Dengan informasi harga dan akses untuk menjual dan membeli, petani bisa menjual produknya dengan harga lebih baik dan membeli produk pabrikan pada tingkat harga lebih murah.
Selama ini, akibat minimnya informasi dan akses pasar, produk pertanian dijual murah dan barang pabrikan dibeli dengan mahal oleh petani. “Kondisi inilah yang membuat rakyat perdesaan tetap miskin,” ujarnya.
Itulah sebabnya, masyarakat pedesaan sangat membutuhkan kekuatan teknologi digital untuk memangkas mata rantai persoalan yang membelit mereka.
Agar teknologi digital bisa dimanfaatkan di perdesaan, kata Mochtar, diperlukan empat syarat.
Pertama, infrastruktur telekomunikasi harus dibangun hinggga perdesaan. Kedua, e-payment atau sistem pembayaran elektronik harus sudah bisa dimanfaatkan dengan baik dan aman di perdesaan.
Selanjutnya yang ketiga, logistik atau pasokan barang dan pergudangan harus siap di perdesaan, serta keempat, perlunya penjamin karena penjual dan pembeli tidak saling kenal.
“Jika empat syarat ini terpenuhi, teknologi digital sudah bisa digunakan untuk menunjang e-commerce,” kata Mochtar Riady yang pernah jadi Ketua Majelis Wali Amanah Universitas Indonesia (UI). (B-BS/jr)