BENDERRAnews, 9/3/18 (Lippo Village): Otoritas Jasa Keuangan mendatangi sekaligus menantang para insan muda ilmiah di lingkup Universitas Pelita Harapan, di kawasan kampusnya di Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Banten, agar berani terjun berinovasi dengan memanfaatkan arena dunia digital sekarang ini.
Rektor Universitas Pelita Harapan (UPH), Dr (Hon) Jonathan L Parapak, M.Eng.Sc, pada kesempatan berbicara di acara yang berlangsung pada Rabu (7/3/18) lalu itu, memaparkan, di era teknologi digital seperti saat ini, setiap orang memiliki peluang untuk melakukan inovasi.
Tentunya kesadaran ini juga penting didalami generasi muda, seperti mahasiswa. Itu sebabnya, pihaknya menyambut apa yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan melakukan rangkaian program sosialisasi terkait jasa keuangan di Republik Indonesia, salah satunya di kampus UPH Lippo Village ini.
Rektor Jonathan Parapak punmenyampaikan dukungannya terhadap program sosialisasi yang dilakukan OJK.
“Tentunya di dunia pendidikan kita menghargai teknologi dan pendidikan yang sudah dikembangkan, tapi di dalam dunia sekarang ini, kita ketinggalan, karena itu kita memerlukan masukan-masukan dari pelaku perubahan-perubahan ini. Karena itu kita berbahagia dengan adanya seminar ini. Saya harap harusnya kita secara berkala menghadirkan pelaku-pelaku dan pembicara yang mengendalikan dan membuat perubahan-perubahan selama ini yang ada di pasar, perkembangan bisnis, dan perkembangan kehidupan kita,” ungkap rektor UPH.
Hadapi soal SDM
Sementara itu, Fithri Hadi, Director Digital Finance Innovation Group di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memberikan paparan seputar inovasi di era digital, mengungkapkan, menyambut era digital ini yang harus menjadi perhatian ialah kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dan di Indonesia masih sangat kurang, sehingga dibutuhkan banyak sosialisasi untuk mendorong semangat generasi muda.
Untuk itu selain memberikan penjelasan, Fithri juga memberikan tips sederhana bagi mereka yang ingin terjun di dunia digital.
“Untuk terjun di dunia digital dan memafaatkan peluangnya, ada beberapa langkah yang harus dipersiapkan, agar benar-benar melek dengan dunia digital ini. Pertama, Harus siap berubah artinya tidak semua terbatas hanya yang ada di buku. Kalian harus mampu explore lebih dalam, karena akan banyak sekali temuan-temuan baru,” urainya.
“Dengan banyaknya temuan baru, kedua kalian harus mampu memiliki kemampuan beradaptasi dengan temuan-temuan baru yang hadir dalam waktu yang cenderung cepat,” tambahnya.
Selanjut, ketiga, menurutnya, pastinya harus siap mengenal digtal, karena hampir semua disiplin ilmu dan profesi terekspos digital.
“Jangan sampai nanti ketika era digital ini sudah benar-benar masiv diterapkan, mereka yang belum memahami dunia digital ini harus mulai dari 0 lagi, harus belajar lagi dari awal sehingga bisa tertinggal. Keempat, meningkatkan semangat inovatif dari dalam diri, banyak sekali peluang ang bisa dimanfaatkan asal kita memiliki semangat tersebut dalam diri kita. Kelima, mahasiswa dari sejak masa pendidikan harus mengembangkan soft skill dan hard skill sebagai bekal untuk bersaing di dunia inovasi digital ini,” jelas Fithri.
Wawasan baru
Ia mengharapkan, melalui paparan yang ada, paling tidak mampu memberikan wawasan baru dan mahasiswa lebih memahami perkembangan tren, yaitu era digital ini.
OJK, menurut Fithri, juga sangat terbuka dengan mahasiswa untuk semakin mendapat paparan yang bermanfaat misalnya dengan kuliah tamu untuk menyampaikan beragam literasi dan juga kesempatan terbuka untuk magang.
Sedangkan dari kalangan mahasiswa, setelah mendengar pemaparan tersebut, langsung menyatakan telah mendapatkan banyak manfaat.
Seperti yang diungkapkan Kezia, mahasiswa Akuntansi 2016, di mana ia merasa sangat tertarik dengan kuliah tamu kali ini.
“Dengan acara ini saya semakin menyadari dunia digital, kita bisa mengetahui seberapa besar manfaat digtalisasi ini, bagaimana efek, dan tren apa yang sedang terjadi di Indonesia ini,” katanya.
Diungkapkan lagi, “tadi diawal disebutkan juga bahwa ada 132-an orang di Indonesia yang sudah memanfaatkan digitalisasi ini seperti internet dan semacamnya. Artinya ini bisa menjadi peluang bagi kita, untuk membuka bisnis baru, atau sesuatu yang berkaitan dengan pemanfaatan digital ini,” tambahnya.
Pastinya, demikian Kezia, ini waktu yang bagus. “Saya sendiri juga tertarik dan ingin terjun di dunia digital ini. Saya melihat adanya kemudahan, kesempatan berinteraksi langsung dengan orang lain dengan mudah, dan efisien,” jelas Kezia.
Selain Kezia, Angie, dari Akuntansi 2016, juga merasa, kuliah tamu ini semakin membuka wawasannya mengenai era digital.
“Dengan kuliah tamu ini, membuat saya melihat bahwa era digital ini sudah sangat berkembang begitu jauh. Segala sesuatu mengalami perubahan, baik dari segi pelayanan hingga obligasi dan semacamnya berubah karena adanya usaha pemanfaatan digital ini. Jadi menurut saya, seharusnya kita mahasiswa lebih fokus studi mengenai digital ini. Saya berharap kuliah tamu seperti ini mampu membahas hal ini dengan lebih dalam lagi,” ungkap Angie, seperti dirilis Staf PR UPH, Rossemary Hutapea untuk ‘BENDERRAnews’. (B-r/RH/jr)