BENDERRAnews, 11/5/18 (Kuala Lumpur): Di dekade 1990-an, jurnalis senior Media Indonesia, Derek Manangka (juga Sinar Harapan dan Prioritas, Red) mengejutkan dengan sebuah artikelnya saat mengikuti sidang-sidang konferensi ASEAN di Hotel Indonesia.
Singkatnya, Mahathir memang tak segan mengikuti alur pikir dan gerakan Bung Karno (Proklamator RI) dalam menggairahkan kehidupan bangsanya, memperkuat rasata patriotisme serta nasionalisme warga (menghancurkan stigmatisasi SARA), termasuk upayanya menarik atensi publik internasional demi memperkuat kedaulatan negara.
Tigapuluh tahun kemudian, nama Mahathir Mohamad, 92 tahun, kembali mencuat. Dia dilantik lagi sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia, Kamis (10/5/18) tadi malam dan menjadikannya pemimpin terpilih paling tua di dunia (setelah sebelumnya menjadi PM Malaysia beberapa periode, Red).
Ya, setelah 22 tahun memimpin Malaysia hingga 2003, Mahathir kembali terjun ke gelanggang politik melawan koalisi Barisan Nasional yang dulu dia besarkan. Bahkan secara mengejutkan. koalisi Pakatan Harapan mampu menang telak dalam pemilu Rabu (9/5/18) kemarin.
Dalam upacara pelantikan di istana kerajaan, Mahathir resmi disumpah sebagai perdana menteri oleh Raja Sultan Muhammad V.
Dengan mengenakan baju tradisional Melayu, Mahathir mengucapkan sumpahnya, disaksikan oleh para sekutu politik dan pejabat tinggi pemerintahan.
“Saya, Mahathir Mohamad, setelah terpilih sebagai perdana menteri, bersumpah untuk menjalankan tugas saya dengan segenap kemampuan, dan bahwa saya akan setia kepada Malaysia serta menjaga dan mempertahankan konstitusi,” ujarnya.
Saat dia dilantik, pesta kembang api menerangi langit malam di Kuala Lumpur, demikian dilansir ‘BeritaSatu.com’ dari AFP.
Gerakan perubahan bersejarah
Pakatan Harapan merupakan gerakan perubahan bersejarah di Malaysia. karena kemenangan koalisi yang dipimpin Mahathir Mohammad, 92, ialah sebuah perjuangan panjang.
“Perjuangan tersebut telah berlangsung selama puluhan tahun. Ibarat menenun kain, satu persatu simpul disatukan untuk membentuk barisan koalisi yang lebih kuat,” ujar Ketua Partai NasDem Malaysia, Tengku Adnan, di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (11/5/18).
Sebelumnya, dia mengemukakan, Pakatan Harapan (PH) bernama Pakatan Rakyat (PR) yang beranggotakan beberapa partai. Yakni DAP, PAS dan Partai Keadilan yang koalisi tersebut dipimpin oleh Anwar Ibrahim.
“Setelah mencoba dalam dua kali Pemilu, PR belum berhasil memperoleh kursi yang cukup untuk membentuk pemerintahan, meskipun sempat menang besar di beberapa negara bagian,” katanya.
Dia mengatakan, Pakatan Rakyat sempat diuji dengan keluarnya PAS yang berbasis agama mayoritas di Malaysia.
“PR, bahkan sempat dituduh hanya gerakan berbasis etnis dan agama minoritas. Akan tetapi, parpol-parpol yang tergabung dalam PR tidak menyerah, Mereka tetap bergerak melawan stigma SARA tersebut dengan pengorganisasian gerakan perubahan rakyat,” katanya.
Gerakan perubahan rakyat tersebut, ujarnya, diberi nama Bersih.
“Gerakan ini sempat membludak di Kuala Lumpur dalam aksinya menuntut pertanggungjawaban korupsi di pemerintahan dan Pemilu yang jujur dan adil. Pada gerakan Bersih di Kuala Lumpur itulah bergabung mantan PM Malaysia Tun Dr Mahathir Mohammad sehingga mampu memperkuat Pakatan Rakyat,” katanya.
Kehadiran Mahathir dalam Pakatan ini, menurut dia, melahirkan sebuah koalisi yang diberi nama menjadi Pakatan Harapan. Dan dalam koalisi ini bergabung pula sebuah partai baru yang bernama Partai Amanah Negara (PAN).
“PAN terbentuk dari pecahan akibat konflik internal di Partai Islam Malaysia (PAS) dan mampu memperkuat DAP dan PK yang sebelumnya sudah ada di Pakatan Rakyat,” katanya.
Stigmatisasi SARA tak laku
Bergabungnya PAN dan Mahathir dalam Pakatan Harapan secara bertahap membuat stigmatisasi suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA) yang sebelumnya dituduhkan kepada oposisi menjadi tidak laku.
“Rakyat lebih serius kepada sebuah pemerintahan yang bersih dari KKN. Pelajaran dari Malaysia adalah stigmatisasi isu SARA, ternyata tidak laku lagi di Malaysia. Rakyat Malaysia ingin koreksi atas jalannya pemerintahan untuk lebih bersih dan akuntabel,” katanya.
Dia menyampaikan selamat kepada Mahathir yang dilantik kembali menjadi Perdana Menteri ketujuh Malaysia, dan selamat juga buat rakyat Malaysia yang sudah lebih dewasa berdemokrasi, yang mana sudah tidak termakan hasutan SARA.
“Saatnya bersatu kembali dalam membangun Malaysia dan kawasan serantau kita lebih baik lagi,” katanya.
Dia mengatakan harapannya sebagai bangsa Indonesia untuk maju bersama ke masa depan dengan meningkatkan lebih baik lagi hubungan politik bilateral dengan Malaysia.
“Yang tidak kalah penting juga adalah menjadi tugas kita bersama dalam meningkatkan hubungan people to people, business to business, NGO to NGO, party to party dan memperbaiki serta meningkatkan sistem perlindungan kepada TKI yang bekerja di Malaysia,” kata Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Malaysia tersebut, sebagaimana diberitakan ANTARA. (B-AN/BS/jr)