BENDERRAnews, 3/10/17 (Cikarang): Warga Cikarang benar-benar mensyukuri kehadiran Meikarta. Kota Mandiri yang dibangun Lippo Group ini banyak memberikan nilai positif bagi kehidupan masyarakat sekitar.
Walau pembangunannya belum rampung, namun dampak positif secara ekonomi sudah di rasakan.
Faktanya, kota baru senilai Rp278 triliun itu kini telah menjadi pemicu bangkitnya denyut nadi perekonomian masyarakat kecil sekitar. Meikarta telah menjadi harapan baru masyarakat di tengah kesulitan ekonomi yang melanda mereka.
Kang Ojan Sarkadut, 45 tahun, tokoh masyarakat Desa Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan, seperti di lansir ‘BeritaSatu.com’ mengatakan, sejak kehadiran Meikarta, geliat ekonomi warga Cibatu khususnya, mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
“Alhamdulillah, warga jadi terbantu sejak ada Meikarta. Padahal dulu, Cibatu tidak dilirik sama sekali. Sekarang, kos-kosan bejibun (ramai, Red). Banyak yang cari kosan dan kontrakan. Jadi warga dapat penghasilan tambahan. Belum lagi dengan warung makan. Otomatis orang yang kosan kan butuh makan,” ujarnya, Minggu (1/10/17) lalu.
Harga tanah melonjak
Dampak positif lain ialah peningkatan nilai harga tanah. “Dulunya enggak ada nilai, sekarang permeternya sudah bisa mencapai Rp5 juta sampai Rp10 juta”, ungkapnya.
Lain lagi Ngadiman, 50, warga Villa Mutiara, Kecamatan Cikarang Selatan,.
Pedagang warung makan ini mengaku bersyukur atas kehadiran Meikarta. Saat memutuskan berjualan di sekitar Meikarta omzet warung makannya meningkat besar.
Padahal di tempat jualan sebelumnya, warung makan miliknya sepi, sehingga lebih sering merugi.
“Saya buka warung di kantin kawasan, dekat PT Kalbe. Banyak rugi karena sepi. Untung-untungan kalau lagi ramai dapt Rp500.000 sehari,” jelas Ngadiman.
Tidak paham Meikarta
Bapak yang berusia sekitar 50-an tahun ini menambahkan, setelah pindah, pendapatannya meningkat, sehari bisa Rp3 juta sampai Rp4 juta. Naiknya jauh dibanding sebelum. Dari hasil ini selain di tabung ongkos buat sekolah anak juga bisa terpenuhi.
Banyaknya pekerja proyek membuat makanan miliknya selalu habis terjual.
Karena itu Ngadiman menuturkan, kalau selama ini ada di luar sana terus mempersoalkan Meikarta, berarti itu orang yang tidak tahu kondisi sebenarnya masyarakat Cikarang.
Padahal sebelum ada pembangunan mereka tidak peduli terhadap warga. “Iya, berarti kan orang yang menuding Meikarta bermasalah justru tidak paham kondisi kita,” tambahnya.
Meikarta nyata bermanfaat
Sikap lebih keras disuarakan ibu Endah yang juga pedagang kelontong sekitar lokasi proyek.
Dia menyimpulkan Meikarta telah nyata bermanfaat.
Jadi, (jika diinterpretasikan suara sang ibu ini), “pihak-pihak yang bersuara seolah-olah membela warga dan bicara soal aturan, sebenarnya sedang mencari keuntungan. Atau karena kepentingan agenda politik”.
“Itu mah yang teriak bela warga malah bikin kami curiga. Aneh atuh mas, kita di sini malah senang eh mereka yang meributkan,” kata ibu Endah ini dengan wajah cemberut. (B-Donny R Lumingasl/jr — foto ilustrasi istimewa).