Irbid-CS, 3/4/17 (BENDERRA/SOLUSSI): Gebrakan ‘Tahir Foundation’ tak cuma menasional. Tapi juga menginternasional.
Informasi terkini menyebutkan, Tahir Foundation membantu pembangunan listrik tenaga surya di sejumlah sekolah di Yordania yang menampung pengungsi asal Suriah.
Dilaporkan, dengan adanya fasilitas tersebut, sekolah memperoleh pemasukan dari tenaga listrik yang dihasilkan yang dijual ke pemerintah Yordania. Bantuan tersebut disalurkan melalui Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (‘United Nations High Commissioner for Refugees’/UNHCR).
Demikian disampaikan ‘Chairman Tahir Foundation’, Dato Sri Tahir, saat mengunjungi Sekolah Rufaida Al Islamiyah, di Irbid, Yordania, Minggu (2/4/17) kemarin.
Sekolah milik pemerintah Yordania itu menyelenggarakan dua kelas, yakni kelas pagi untuk anak-anak Yordania, dan kelas siang untuk anak-anak pengungsi asal Suriah yang tinggal sebagai kaum urban di permukiman penduduk dan apartemen sederhana di seputar wilayah itu.
Rufaida Al Islamiyah sudah memiliki panel listrik tenaga surya, yang merupakan donasi dari Norwegia.
Tahir tertarik mengadopsi proyek sekolah bertenaga surya, karena membantu memberi pemasukan secara berkelanjutan. “Ini program yang bagus, karena sekolah bisa mandiri untuk membiayai berbagai kebutuhannya. Apalagi sekolah ini juga menampung anak-anak pengungsi dari luar,” katanya.
Pendiri dan Chairman Mayapada Group tersebut menuturkan, pihaknya berencana membantu membangun fasilitas listrik bertenaga surya di 20 sekolah. Adapun nilai investasinya mencapai US$ 60.000 per sekolah. “Totalnya kami membantu US$ 1,2 juta untuk fasilitas ini di 20 sekolah,” ungkapnya.
Tahir menjelaskan, dengan adanya fasilitas tersebut, sekolah memperoleh aliran listrik secara gratis. Di samping itu, listrik yang dihasilkan akan dijual ke pemerintah setempat, untuk membantu penyediaan listrik bagi masyarakat. “Pemerintah sudah sepakat membeli listrik yang dihasilkan dari sekolah-sekolah ini. Diperkirakan, sekolah akan mendapat pemasukan sekitar US$ 12.000 per tahun dari hasil penjualan tersebut,” jelasnya.
Dengan adanya pemasukan tersebut, dapat digunakan pihak sekolah untuk meningkatkan fasilitas dan sarana pendidikan, serta meningkatkan kapasitas gurunya. “Saya lihat tadi satu kelas diisi 50 siswa. Idealnya 20 siswa. Jadi pemasukan ini bisa digunakan untuk membangun kelas baru, atau melengkapi sarana belajar yang dibutuhkan siswa,” ujarnya.
Tahir menambahkan, selain bantuan US$ 1,2 juta untuk membangun listrik bertenaga surya, pihaknya juga tetap memberi bantuan tunai senilai US$ 1 juta. “Jadi tahun ini kami alokasikan US$ 2,2 juta untuk pengungsi Suriah di Yordania melalui UNHCR,” ungkap Tahir, yang tahun lalu dinobatkan menjadi Eminent Advocate UNHCR tersebut.
Saat ini, lanjutnya, ada sekitar 16.000 anak pengungsi asal Suriah di Yordania. “Mereka harus dipikirkan pendidikannya. Untuk itu, kami bantu membangun fasilitas yang diperlukan,” demikian Dato Sri Tahir, sebagaimana dilansir ‘BeritaSatu.com’ untuk ‘Cahayasiang.com’ setelah diolah Tim ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’. (Tim)