Tangerang-CS, 11/4/17 (BENDERRA/SOLUSSI): Kemacetan parah di pintu keluar tol Karawaci dan juga alur-alur kampung (yang dijadikan alternatif para pengendara) terus terjadi masif tiga hari terakhir, akibat penghapusan Gerbang Tol Karang Tengah.
Protes keras pun terus bergulir dari warga, yang antara lain terungkap di beberapa media sosial maupun media ‘mainstream’ sebagaimana sempat dikompilasi Tim Redaksi.
Misalnya saja Hendra Jordan yang menanggapi berita tersebut di ‘BeritaSatu.com’ menulis: “.. ga ada sosialisasi … harga melambung tinggi… macet lebih parah … kasian yang mau pulang kerja dari Jakarta ke Tangerang”.
Sementara Finny Ronny menimpali dengan kata-kata: “Kenaapa kondisi GT belum siap sudah dibuka?”
Selanjutnya, Kanov dengan nada gusar menyatakan: “Kebon Jeruk ke Tomang juga sekarang 7000? ‘Exit’ di masing-masing ‘point’ yang berbeda itu namanya disintegrasi / ‘diversifikasi exit toll’…bukan integrasi…jangan Jasa Marga mencari uang dengan permainan psikologis bahasa yang cenderung menipu. Justru semakin dekat biaya rendah, semakin jauh biaya toll lebih mahal. Bukannya logikanya demikian?”
Sistem integrasi
Memang, ketika pada hari Minggu (9/4/17) semua transaksi di Gerbang Tol Karang Tengah dihapuskan, sebagai upaya mengatasi kemacetan di ruas Tol Jakarta-Merak, terus saja terjadi situasi macet total, bahkan kian parah dari situasi sebelum pemberlakukan kebijakan tersebut.
Dalam sistem integrasi transaksi yang baru, kini tak ada lagi proses transaksi di Gerbang Tol Karang Tengah. Dan para pengguna tol harus membayar tarif baru.
Namun, kebijakan ini masih menuai keluhan dari para pengguna tol, karena bisa berimbas kemacetan di berbagai lokasi, misalnya di ruas Tol Karawaci, Tangerang yang terjadi akibat penutupan gerbang tol Karang Tengah tersebut.
“Ini kan seperti memindahkan kemacetan dari satu lokasi ke lokasi lain, malah semakin parah jadinya. Kebijakan macam apa ini. Cuma mau cari untungnya sendiri,” ujar Edu Arto, 60 tahun, seorang bapak yang sering bolak-balik Jakarta-Karawaci.
Terkesan dipaksakan
Laporan berbagai media pun menunjukkan, penutupan Gerbang Tol (GT) Karang Tengah yang di berlakukan hari Minggu (9/4/17) mengakibatkan kemacetan di sejumlah titik di wilayah Tangerang, Banten. Hal itu terjadi, disebabkan adanya beberapa pembangun GT keluar masuk di wilayah tersebut.
Seperti di Karawaci, karena GT masuk di wilayah itu dalam tahap pembangunan, kendaraan yang menuju ke Tol Tangerang-Jakarta dialihkan ke arah perumahan yang ada di sisi pintu tol tersebut.
Akibatnya terjadi kemacaten yang cukup panjang di jalan itu. Selain karena jalan perumahan sempit, sementara volume kendaraan yang melintasinya cukup padat, kemacetan parah pun tak terhindarkan.
Penumpang diturunkan
Mengingat kendaraan yang datang dari arah Lippo Karawaci juga melewati jalan itu, lantaran pintu masuk tol Lippo hanya melayani kendaraan yang ke Merak, mengakibatkan kemacetan panjang terjadi di seputaran Mall Lippo, Karawaci, dan Jalan Raya Legok, Kabupaten Tangerang, serta di Jalan Imam Bonjol, Kota Tangerang.
Selanjutnya, kendaraan yang datang dari arah Merak dan keluar di Pintu Karawaci juga terjebak macet. Para pengguna anggkutan umum umumpun yang mau menuju Mall Lippo Karawaci, banyak diturunkan di kawasan Islamic Center yang berjarak sekitar satu kilometer. Pasalnya, kendaraan yang ditumpangi tidak mau melanjutkan perjalanannya ke Lippo lantaran macet.
Kondisi yang sama juga terjadi di pintu keluar Tol karawaci menuju Lippo dan Jalan Raya Legok. karena pembangunan pintu tol difaetah itu tidak semuanya bisa dioprasikan, menimbulkan penyempitan jalan, seperti pintu tol Karawaci menuju kawasan Lippo.
Dari tiga GT yang dibangun, baru dua yang dapat dioprasikan. Begitu juga di pintu tol keluar yang menuju Jalan Raya Legok. Dari dua pintu yang dibangun, baru satu pintu dioprasikan. Sehingga terjadi antrean panjang di dua pintu tol tersebut.
Sama halnya dengan GT Kebun Nanas. kemacetan panjang terjadi di Jalan Raya Serpong dan pintu keluar tol itu, karena masih adanya pembangunan GT di daerah tersebut, sehingga meresahkan para penguna jalan.
“Kemacetan ini terjadi, karena pelaksanaan penutupan GT Karang Tengah seakan dipaksakan,” kata Edy, warga Serpong yang terjebak macet ketika menuju ke kawasan Lippo, Karawaci, Kabupaten Tangerang.
Seharusnya, kata dia, GT karang Tengah ditutup atau tidak diberlakukan lagi apabila seluruh fasilitasnya sudah selesai dibangun. Tidak seperti saat ini yang tentu dapat merugikan masyarakat banyak. ‘Hari libur (Minggu) gini aja krodit, apalagi hari biasa. Tentu lebih parah,” sergah Edy.
Hal itu diakui oleh salah seorang petugas tol di GT karawaci. Yakni, pelaksanaan penutupan GT Karang Tengah seharusnya tidak diberlakukan terlebih dahulu, sebelum seluruh GT yang dibangun usai.
“Kalau melihat kondisinya seperti ini, tentu pada hari biasa akan semakin krodit,” kata petugas di GT Karawaci, enggan disebut namanya. Demikian ‘Detikperistiwa.com’ melansir.
Masuk kampung
Dilaporkan, sejumlah pengendara di Kota Tangerang memilih jalan alternatif perkampungan untuk menghindari kemacetan, imbas penghapusan gerbang Tol Karang Tengah dan pembuatan pintu tol baru.
Pantauan di lapangan, kemacetan masih terjadi sejak pagi hingga siang hari di pintu masuk tol Bitung. Karena proses pekerjaan pembuatan pintu tol masih berjalan, kendaraan yang menuju Jakarta atau Merak harus bergantian.
Imbasnya, kemacetan terjadi hingga di dalam kota. Kendaraan dari arah tigaraksa macet lima kilometer. Begitu juga kendaraan dari Kota Tangerang kamacetan hingga kawasan Industri Jatake.
Sejumlah pengendara pun memilih menggunakan jalur alternatif seperti dari arah kota Tangerang yang melalui Kampung Rawacana atau Dumpit dan tembus di Bitung. Jika ingin ke Cikupa atau Tigaraksa maka memilih masuk ke kawasan Industri Jatake dan tembus di Kawasan Industri Cikupa.
Begitu pun dari Cikupa yang melewati Desa Kadu Curug atau Binong dan tembus ke Karawaci atau Jatiuwung. “Macet di jalan utama bisa sampai dua jam. Makanya potong jalan lewat perkampungan,” ujar Kusnadi, warga Taman Cibodas yang bekerja di Tigaraksa.
Begitu juga dengan Nurul Hidayat yang setiap harinya menggunakan akses jalan tol bitung. Kini memilih menggunakan transportasi online dan menggunakan jalur alternatif. “Biasanya bawa mobil tetapi sekarang naik ojek biar bisa lebih cepat dan turun di stasiun kereta api tangerang,” kata pegawai yang bekerja di perusahaan mobil di Jakarta Selatan, sebagaimana dilansir ‘Kontan.co’.
Permohonan maaf
Sebelumnya PT Jasa Marga melalui Dwimawan selaku Corporate Communication menuturkan permohonan maaf terjadinya kemacetan akibat pengalihan transaksi tol dari Gerbang Karang Tengah ke gerbang asal dan tujuan di Tol Tangerang – Jakarta.
Pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk menggunakan ‘e-toll card’ dalam proses transaksi sehingga lebih cepat.
Sedangkan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Herry Trisaputra Zuna menjelaskan, pembongkaran GT Karang Tengah akan dilaksanakan pada akhir April dan pihaknya pun akan membantu dalam proses mengurangi kemacetan. Demikian diolah Tim ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’ dari beberapa sumber untuk ‘Cahayasiang.com’. (Tim)