BENDERRAnews.com, 30/6/20 (Yogyakarta): Hari Senin (29/6/20) di Titik Nol Km, Daerah Istimewa Yogyakarta, berlangsung aksi bertajuk Bela Martabat Bung Karno sebagai Penggali Pancasila dan Pemersatu Bangsa.
Dilaporkan, aksi yang digagas Elemen Nasionalis Marhaenis tersebut diwarnai perusakan simbol keranda bertuliskan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Sekretaris Front Pemuda Marhaenis Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Antonius Fokki Ardiyanto mengatakan, aksi perusakan keranda tersebut sebagai simbol, kekuatan nasionalis Marhaenis siap untuk menghadapi setiap paham atau ideologi lain.
“Salah satunya khilafah yang akan mengganti dasar Negara Pancasila,” kata Fokki di lokasi demo yang dilaporkan CNN Indonesia.
Namun demikian, Fokki membantah aksi tersebut sebagai bentuk balasan atas pembakaran bendera partainya oleh sekelompok demonstran yang menolak RUU HIP di Jakarta, baru-baru ini.
“Itu (pembakaran bendera) menjadi urusannya PDI Perjuangan. Kami di sini lebih concern kepada harkat dan martabatnya Bung Karno sebagai founding Father,” tegas Fokki yang juga kader PDI-P ini.
Isu komunis sengaja direproduksi
Dikatannya lagi, aksi tersebut sengaja digelar karena akhir-akhir ini ada sekelompok orang sengaja mempropagandakan, seolah trisila dan ekasila yang masuk dalam RUU HIP sebagai kebangkitan PKI atau komunisme.
Fokki menduga isu komunis ini sengaja direproduksi untuk kepentingan kekuasaan. Pihaknya menyayangkan tuduhan PKI terhadap Bung Karno yang notabene founding father bangsa ini.
Dalam aksi kali ini mereka juga menyampaikan lima poin pernyataan sikap. Di antaranya, menegaskan, Trisila dan Ekasila merupakan satu kesatuan dalam proses lahirnya Pancasila.
Selain itu, mereka juga mendukung penuh terhadap kepolisian mengambil tindakan hukum tegas terhadap oknum maupun kelompok yang melakukan pelanggaran hukum di Indonesia. (B-CNNI/jr)