BENDERRAnews.com, 15/6/24 (Jakarta): Mendukung Palestina harus fokus mengangkat isu-isu kemanusiaan dan kemerdekaan dari penjajahan.
Ya, masyarakat diminta untuk bertindak secara rasional dalam memberikan dukungan kepada Palestina sehingga tidak bertentangan dengan hukum maupun norma.
Demikian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang juga mengingatkan, agar isu kemanusiaan dan kemerdekaan Palestina menjadi fokus. Bukan malah menumpanginya isu pentingnya kemerdekaan Palestina ini dengan tambahan ideologi khilafah.
Di samping itu, ditekankan pentingnya berfokus pada isu utama dalam mendukung Palestina, yakni kemanusiaan. Karena pada dasarnya persoalan Palestina bukan hanya persoalan agama saja.
“Harus diakui bahwa ide khilafah sebagai sistem pemerintahan itu ditolak di seluruh dunia. Ketika isu khilafah digulirkan, justru akan merusak agenda besar kemerdekaan Palestina,” ujar Pengurus Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PBNU, M Najih Arromadloni dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat (14/6/24) lalu.
“Dalam mengaktualisasikan dukungan, jangan sampai melanggar hukum dan juga harus rasional. Artinya begini, harus dalam koridor hukum yang berlaku dan tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan kriminal”.
Jangan menyerang kedutaan asing
Najih mencontohkan hal-hal yang tidak boleh terjadi saat menunjukkan dukungan kepada Palestina, di antaranya membakar fasilitas umum atau melakukan serangan terhadap kedutaan asing.
Disebut dia, upaya masyarakat Indonesia memberikan dukungan sesuai dengan koridor yang berlaku akan sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia terhadap Palestina.
Kemerdekaan Palestina, kata dia, merupakan bagian dari amanat UUD NRI Tahun 1945 dan sudah dimulai ketika Konferensi Asia-Afrika 1955.
“Konferensi Asia-Afrika yang tahun depan akan kembali digelar dalam rangka peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika yang pertama pada tahun 1955. Indonesia memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui berbagai jalur, melalui jalur PBB, OKI (Organisasi Konferensi Islam), hingga Mahkamah Internasional,” tambah Najih.
Jangan sebar narasi sesatkan publik
Najih menekankan agar perjuangan membela Palestina dengan cara yang terhormat, legal, dan rasional.
Ia berpesan jangan sampai menimbulkan destabilisasi sosial di tempat umum atau bahkan di tingkat nasional dengan secara sistematis menyebarkan narasi yang menyesatkan publik.
Hindari tambahan ideologi khilafah
Perjuangan Indonesia terhadap Palestina, lanjut dia, jangan dinodai dengan slogan-slogan yang justru akan merusak esensi dari cita-cita kemerdekaan Palestina itu sendiri. Misalnya, menumpangi isu pentingnya kemerdekaan Palestina ini dengan tambahan ideologi khilafah.
“Harus diakui bahwa ide khilafah sebagai sistem pemerintahan itu ditolak di seluruh dunia. Ketika isu khilafah digulirkan, justru akan merusak agenda besar kemerdekaan Palestina,” ujarnya.
Di samping itu, dia menekankan pentingnya berfokus pada isu utama dalam mendukung Palestina, yakni kemanusiaan karena pada dasarnya persoalan Palestina bukan hanya persoalan agama saja.
Negara mayoritas non-muslim membantu Palestina
Tema kemanusiaan yang lebih umum dan dapat diterima oleh semua kalangan, menurut Najih, akan lebih efektif menarik dukungan semua pihak. Apalagi, tidak semua warga yang menjadi korban di Palestina beragama Islam.
Dengan menggaungkan isu kemanusiaan, kata dia, banyak negara mayoritas non-muslim yang membantu rakyat Palestina seperti Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan Kolombia yang bukan negara Islam ikut memberikan bantuan.
“Bahkan, akhirnya ada pergolakan dari dunia akademisi di Amerika Serikat dan Inggris, mereka mengecam pemerintahnya sendiri karena dianggap memuluskan serangan Israel ke Palestina. Hal ini bisa terjadi karena ada dorongan untuk menarasikan penderitaan rakyat Palestina sebagai isu kemanusiaan, bukan pertentangan ideologi,” demikian Najih Arromadloni. (B-BP/ANT/jr) — foto ilustrasi istimewa