BENDERRAnews.com, 25/10/20 (Jakarta): Menyadari tanggungjawab penanggulangan bencana di tanah air tak hanya menjadi beban pemerintah, sejumlah tokoh Kawanua (asal Sulawesi Utara) membentuk Kawanua Rescue Indonesia.
Dilaporkan, organisasi sosial kemasyarakatan ini dideklarasikan Sabtu (24/10/20) kemarin oleh Ketua Umum Kawanua Rescue Indonesia (KRI), Drs Max Ruland Boseke, MM, M.Sc, di Aula Sekolah Tinggi Maritim (Stimar) Kampus AMI-ASMI, Pulomas, Jakarta Timur.
Sememtara itu, alam melakukan aktivitas, KRI bekerjasama dan bersinergi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Karena itu, Kepala BNPB dan Kepala Basarnas duduk sebagai Pelindung KRI.
Selain Max Boseke yang menjabat Sekretaris Utama (Sestama) Basarnas periode 2009-2015, di dalam susunan kepengurusan KRI terdapat nama-nama tokoh berdarah Kawanua juga fungsionaris DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP).
Pada jajaran Dewan Penasihat ada nama Drs Theo Sambuaga, MIPP (Ketua), Ny Tilly Kasenda (Wakil), dengan anggota-anggota Irjenpol (Purn) Dr Benny J Mamoto SH, M.Si, Laksda TNI (Purn) Willem Rampangile, Ny Sylvia Mogot de Winter, Laksda TNI (Purn) Desi Albert Mamahit, M.Sc, Irjenpol (Purn) Dr. Ronny F. Sompie, SH, MH, Ali Hardi Kyai Demak, SH, MH, Ir Mindo Sianipar, Mayjen TNI Ivan Ronald Pelealu, SE, MM, Mayjen TNI Wanti Waranei Franky Mamahit, Brigjen Pol Dr Winston Tommy Watuliu, Brigen Pol Dr Roycke Langie, SH, MH, Benny Ramdhani, dan Max Willar, S.Th.
Selanjutnya pada jajaran Dewan Pembina, terdapat nama Angelica Tengker (Ketua), Dr Capt Djemmy R Sumakud, MH, MM, MBA, M.Mar (Wakil), Michael Lakad, SS (Sekretaris), dengan anggota-anggota Bryan Tilaar, Dr Rudy J Sumampouw, MBA, Revli Mandagie, SE, Lana Koentjoro Togas, SH, Ivan Wellem Pioh, Johny Polii, SE, MM, Taufik Sigar, dan Denny Walla. Mereka ditopang pejabat-pejabat pada instansi terkait, yaitu Deputi Bina Potensi SDM Basarnas, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Direktur Operasi Kesiapsiagaan Basarnas, dan Kepala Biro Evakuasi Baguna.
Mendampingi Ketua Umum Max Boseke, terdapat nama-nama Capt Albert Lapian, M. Mar (Ketua I), Fredy Rorimpandey (Ketua II), Dr Freddy Rumambi, MM (Ketua III), Jahja Maramis (Ketua IV), dan Tedy A Matheos, SE, MM. Menjabat Sekretaris Umum iaah Pricylia Elviera Rondo, SS, Vran Karaowan, SE (Sekratris I), Lydia Tumundo, SE (Sekretaris II), Izer Lisangan (Sekretaris III). Sementara Lisye Sumakud SInulingga, SH, MH bertugas sebagai Bendahara Umum, dibantu Conny Linda Lintang, SE, MM (Bendahara I), dan Viktor Octavian, SE (Bendahara II).
Kepengurusan KRI dilengkapi dengan bidang-bidang. Yakni, Bidang Evakuasi di bawah Koordinator Letkol TNI AUSteven Kimbal, Ir Tantri Reinhard, M.Sc (Wakil), dan anggota-anggota Meidy Kaat, Micky Wattie, dan Edwin Sumarouw.
Bidang Pendidikan dan Pelatihan dipimpin Capt Hyronimus A Taneh, MM.Tr, M.Mar (Koordinator), Kolonel TNI (CHK) Berty Sumakud, SH, MH, (Wakil), anggota-anggota Kompol Grace Hariandja, SH, MH, Tyrone Najoan, SE, MM, Drs Charles Wangke, M.Si, dan Amanda Ottay.
Bidang Trauma Healing, Koordinator dr Roy G.A. Massie, MPH, Ph.D, dr David Tumampus (Wakil), anggota-anggota Dr Preysi Sherly Siby, SE, S.Psi, M.Psi, Drs Franky Boseke, Ribka Walalangi, Denny Tanod, Cristy Tenges, dan dr. Sarah Tifani Sigar.
Bidang Dapur Umum, Koordinator Fiefie Rorong, Joice Sumakud Salmon (Wakil), anggota-anggota Dra Grace Luntungan Tangkudung, Hanna Muing, Anastasia Silalahi, dan Revnie Longkutoy.
Bidang Umum, Koordinator Meyke Carolinna Lempas, S.Th, David Daib (Wakil), anggota-anggota Leifia Mamahit, SH, MH, Lely Mareyke Pajouw, A,Md.IP, S.Sos, M.Si, Paul Oroh, Moudy Prang, dan Berty Boseke.
Seksi-seksi terdiri atas Seksi Humas & Publikasi dengan personel pengurus Herling Tumbel, Nobitho Wowor, Mercys Charles Loho, Sonya Sinombor, SH, Roy Paruntu, Marcel Mandagie dan Roy Sumendap. Seksi Perlengkapan Vecky Mamanua, Elvis Loho, Jandri Kumeang, Josh Longkutoy, dan Johny Palar. Seksi Sosial: Vera Sanger, Irma Paat, Sylvia Tumatar, Grace Rorong, Vicky Wonok, N. Hendra Sumual, dan Debby Pangalila. Seksi Hubungan & Kerjasama: Ir W. Donald Pokatong, M.Sc, Ph.D, Vanda Dien, S.Sas, dan Deanne Lauretta Sumakud. Sekretariat: Franky Martin, Debbie Tuwo, SE, Wency Mangindaan, Juvino Pangkey, Cherly Parengkuan, dan Vivie Bay.
Bentuk Kepedulian
Dalam sambutannya, Max Boseke mengingatkan, Indonesia berada di garis cincin api Pasifik sehingga rawan dilanda bencana. Mulai dari letusan gunung api, gempa bumi, banjir, longsor hingga tsunami. Selain bencana alam, bencana akibat kelalaian manusia (human error) dan technical error juga tak jarang terjadi seperti kecelakaan pesawat terbang, angkutan darat, kapal laut, kecelakaan kerja di pertambangan, kebakaran hutan, dan bencana lainnya.
Kehadiran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Basarnas yang dimaksudkan untuk menanggulangi terjadinya bencana di tanah air seperti di atas, dirasa belum cukup sehingga partisipasi masyarakat seperti yang sudah berjalan juga sangat diperlukan.
“Kehadiran KRI merupakan bukti nyata kepedulian warga Kawanua untuk melakukan kegiatan-kegiatan di bidang kemanusiaan, khususnya terkait penanganan bencana,” kata Max Boseke.
Disebutkan, dalam kegiatannya, para relawan yang direkrut KRI akan terjun langsung melakukan pertolongan di lokasi bencana. Untuk awal, kegiatan yang dilakukan berada pada fase tanggap darurat, yaitu evakuasi korban, dapur umum dan trauma healing. KRI juga telah menjalin kerjasama dan bersinergi dengan BNPB dan Basarnas. Selain secara bersama-sama terjun ke lapangan, sinergitas KRI dengan BNPB dan Basarnas tersebut adalah mendidik potensi-potensi SAR dari para pemuda di seluruh Indonesia.
Pada awalnya, KRI baru melakukan kegiatan di wilayah Jabodetabek dan daerah terdekat yaitu Jawa Barat dan Banten. Ke depan, direncakan KRI akan dibentuk di seluruh wilayah Nusantara secara bertahap.
Deklarasi KRI yang berlangsung dengan mematuhi protokol kesehatan ini, juga diisi dengan pemberian bantuan di masa pandemi Covid-19 berupa masker dan hand sanitizer kepada beberapa organisasi yang menjadi rekan kerja KRI yaitu Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK), Sekolah Tinggi Ilmu Maritim (Stimar), Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih (GPPMP), Persatuan Wanita Sulawesi Utara.
Dalam kesempatan yang sama, KRI menerima bantuan berupa peralatan dapur umum dari Badan Penaggulangan Bencana PDI Perjuangan.
Tak kalah menarik perhatian adalah atraksi sederhana dengan perahu karet milik KRI oleh sejumlah taruna Stimar “AMI” Jakarta. (B-HT/jr)