BENDERRAnews.com, 5/3/20 (Jakarta): Ternyata ada banyak anggota Polri yang menjadi difabel. Antara lain karena tertembak musuh, diserang, kecelakaan saat menjalankan operasi dan lainnya, sehingga harus kehilangan anggota tubuhnya maupun cacat fisik lainnya. Di antara mereka, ada 14 yang mendapat promosi.
Dilaporkan, Kapolri Jendral Idham Azis menaikan pangkat 14 anggota Polri difabel berpangkat bintara yang bertugas di berbagai daerah. Mereka mendapatkan promosi kenaikan jabatan untuk menjadi perwira melalui Sekolah Inspektur Polisi (SIP) di Sekolah Pembentukan Perwira Lembaga Pendidikan Polri (Setukpa Lemdikpol) di Sukabumi, Jawa Barat.
“Belasan anggota Polri ini pernah bertugas di berbagai daerah konflik seperti pada Operasi Rencong di Aceh, Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah maupun operasi penangkapan teroris,” katanya, Selasa (3/3/20).
Idham juga mengungkapkan, sebagian menjadi difabel karena tertembak musuh. Misalkan ada ditembak oleh anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM), diserang musuh, kecelakaan saat menjalankan operasi dan lainnya, sehingga harus kehilangan anggota tubuhnya maupun cacat fisik lainnya.
Ingin jadi perwira
Meskipun ada prioritas bagi Bintara Polri difabel ini, tetapi sebelum menjadi siswa SIP di Setukpa Lemdikpol Sukabumi, mereka tetap harus menjalani tes masuk dan bersaing dengan anggota lainnya yang ingin menjadi perwira.
“Setiap anggota Polri mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk mendapatkan promosi kenaikan pangkat maupun jabatan dan diharapkan setelah menjalani pendidikan di Setukpa Lemdikpol ini mereka bisa menjadi agen perubahan di daerah penempatannya nanti,” kata Idham.
Sebagaimana dilansir MInews, pada angkatan 49 di tahun 2020 ini, tercatat ada 1.600 orang yang mengikuti pendidikan SIP dengan rincian sebanyak 1.550 menjalani sekolah di Setukpa Lemdikpol Sukabumi dan sisanya di Pusdik Intel karena 50 orang ini dididik khusus untuk menjadi intelejen.
Khusus yang mendapatkan pendidikan di Sukabumi sebanyak 14 personel merupakan anggota bintara Polri yang difabel atau menjadi cacat usai menjalankan tugasnya di daerah konflik maupun pengungkapan kasus teroris, 126 Polwan dan 1.436 Polki.
Sementara itu, salah seorang siswa SIP yang merupakan anggota Polri difabel yang bertugas di Polda Jatim Eko Hadi Cahyana menceritakan, sebelum bertugas menjadi staf di Polda Jatim, dirinya merupakan anggota Brimob yang ditugaskan pada Operasi Rencong Aceh untuk menghalau Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2003 lalu.
Saat sedang terjadi baku tembak antara aparat gabungan dengan GAM, dirinya terkena tembakan peluruh di bagian wajah sebelah kanannya hingga tembus ke bagian rahangnya dan harus menjalani operasi sebanyak 10 kali. “Kami berharap rekan-rekan Bintara Polri difabel akibat menjalankan tugas bisa juga diberikan kesempatan untuk menjadi perwira dan tentunya saya mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada Kapolri yang memberikan prioritas terhadap kami ini,” katanya. (B-MIn/jr)