BENDERRAnews, 15/10/18 (Jakarta): Banyak yang ‘nyinyir’ dengan reputasi Presiden Joko Widodo, terutama keberhasilan penyelenggaraan Asian Games, Asian Para Games, dan Annual Meeting IMF World Bank.
Akibatnya, muncullah cuitan dan ‘posting’-an yang sesunguhnya bermotivasi rasa cemburu, tak terkecuali dari segelintir elite.
Kendati terus dikritik (sebagaian besar tanpa dasar, fakta serta informasi kredibel, Red), Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap berjaya menunjukkan kualifikasi kepemimpinan yang terus bekerja. Dan capaian-capaian tersebut, termasuk tiga iven internasional di atas, bukanlah sebuah kebetulan. Sebab bangsa Indonesia sebenarnya bangsa pejuang.
Tegasnya, Jokowi terbukti efektif membangun kepercayaan diri bangsa. Ini menunjukkan, Pemerintahan Jokowi benar-benar bekerja, bukan sekadar beretorika.
“Tiga iven internasional itu berhasil diselenggarakan dengan baik. Sementara yang di sana masih mengandalkan retorika. Terima kasih Pak Jokowi atas kerja untuk nama harum bangsa,” kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto di Jakarta, Senin (15/10/18).
Kesadaran sejarah diragukan
Ia pun menyayangkan dan menyesalkan masih ada pemimpin yang selalu meneriakkan energi negatif, seolah Indonesia mau bubar, ekonomi bangsa merupakan kebodohan, dst.
“Lalu dimana kesadaran sejarah dan nasionalisme pemimpin seperti ini?” tanyanya. (Ini terlihat berkaitan dengan pernyataan seorang aggota pimpinan legislatif, yang menilai pidato Jokowi di beberapa iven internasional, seolah dianggap tidak berbasis sejarah atau melupakan histori, Red).
Sehubungan dengan itu, demikian Hasto, bangsa Indonesia memerlukan pemimpin yang uji banting, tetap rendah hati menghadapi kritik, dan terus bekerja untuk kebesaran bangsanya.
Ia juga menyoroti lawan politik pasangan Joko Widodo-Kh Ma’ruf Amin yang menggunakan kampanye Pilpres dengan ujaran kebencian, menyederhanakan kepemimpinan hanya sekedar tafsiran harga nasi ayam, dan menyerang tanpa data.
“Mereka ini hanyalah para pemburu kekuasaan yang melihat jabatan presiden sebagai tujuan semata. Kekuasaan adalah alat untuk membawa kemajuan dan kebesaran bangsanya,” kata Hasto Kristianto menyindir. (B-BS/jr)