BENDERRAnews, 8/10/18 (Balikpapan): Sejumlah pesawat Hercules dari beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, India, Malaysia, juga Singapura dan lain-lain datang membantu menyalurkan logsitik kepada para korban bencana Sulawesi Tengah.
Dilaporkan, tercatat dua pesawat pengangkut Hercules C-130 milik Angkatan Udara Republik Korea Selatan (ROKAF) mendarat di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kaltim, Selasa (9/10/18).
Kedua pesawat Hercules itu bertugas mengantarkan bantuan rakyat Korea Selatan untuk korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Duta Besar (Dubes) Korea Selatan (Korsel) untuk Indonesia, Kim Chang-beom yang ikut dalam rombongan tersebut mengatakan, pemerintahnya mengirim bantuan tenda keluarga sebanyak 130 unit.
Termasuk dalam bantuan ialah kedua pesawat Hercules tersebut, yang dipinjamkan ROKAF untuk mengangkut bantuan.
Kedua pesawat Hercules tersebut akan melakukan tugas kemanusiaan selama 10 hari mulai tanggal 9 Oktober.
Disebut Kim, pengiriman bantuan Korea Selatan dengan menggunakan pesawat angkut militer ke Indonesia baru kali ini dilakukan Pemerintah Korsel.
Saat kejadian tsunami Aceh tahun 2004, pemerintah Korea Selatan menggunakan pesawat kargo sipil Boeing 737 untuk mengangkut barang bantuan dan personel relawan.
Dubes Kim menambahkan, bantuan operasional dua pesawat Hercules tersebut sebelumnya memang sudah dijanjikan, seperti yang pernah disampaikan Menko Polhukam Wiranto di Jakarta pekan lalu.
Korea Selatan membantu meminjami pesawat angkut tersebut bersama dengan Malaysia, Singapura, India, dan Amerika Serikat. Demikian BeritaSatu TV.
Ini bentuk solidaritas
Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengemukakan, Pemerintah Indonesia masih menerima bantuan dari negara-negara asing untuk korban gempa Palu dan sekitarnya. Namun bantuan itu bukan karena Indonesia minta. Bantuan itu sebagai bentuk solidaritas internasional terhadap gempa Palu.
“Kita tidak minta. Sekali lagi tidak. Prinsipnya ya, beda dgn Tsunami di Aceh dulu kita ambil, harapkan bantuan. Ini tidak, ini ya kalau ingin bantu terima kasih tapi kita tidak minta,” kata JK di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (9/10/18), seperti dilansir Suara Pembaruan.
Ia menyebut, bantuan asing berupa barang saat ini sudah tidak perlu karena berbagai kebutuhan dasar masyarakat sudah bisa diatasi pemerintah sendiri. Namun pemerintah tetap tidak bisa menolak kalau masih kirim barang.
Dia tegaskan yang paling mudah dilakukan saat ini adalah bantuan dana. Dengan dana bisa digunakan membeli kebutuhan masyarakat yang belum ada atau membangun rumah.
“Untuk makanan dan tenda-tenda sekarang sudah sangat banyak. Sekarang yang paling penting adalah peralatan rumah tangga. Tapi itu tak perlu asing. Kalau paling gampang bantu sekarang itu dana dana. Paling gampang. Dengan tetap menghargai barang yang diberikan,” ujar JK.
Saat ditanya soal mekanisme dana asing, dia menyebut dua cara. Pertama kalau dari pemerintah maka bisa langsung dikirim ke pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan. Kedua, jika dari organisasi internasional, biasanya yang mengelola adalah Palang Merah Indonesia (PMI).
JK belum bisa menyebut berapa kebutuhan dana untuk proses rekonstruksi Palu dan sekitarnya. Pasalnya persiapan dana berdasarkan kebutuhan masyarakat.
“Anggaran itu nanti disiapkan setelah evaluasi keseluruhan, pendataan, berapa rumah yang rusak, yang hilang, berapa yang rusak ringan, rusak berat, itu baru diketahui anggarannya setelah itu,” tegas JK. (B-SP/BS/jr)