BENDERRAnews.com, 4/12/20 (Batam): Kasus positif Covid-19 di Batam, kota industri sekaligus Ibukota Provinsi Kepulauan Riau terus saja bertambah. Bahkan kini dilaporkan terdapat 224 tenaga medis dan 143 ASN terkena virus corona., sehingga jumlah pegawai di kantor-kantor pemerintah dibatasi 25 persen.
Di tengah melonjaknya kasus virus corona, BENDERRAnews.com mencatat terjadi pula peningkatan harga-harga sejumlah bahan pokok utamanya Cabai, Telur dan Sayur di Batam.
Dilaporkan, cabai merah per hari Kamis (3/12/20) kemarin, harganya melonjak sekitar 50 persen. Saat mengunjung salah satu pasar di kawasan Batam Centre, ditemukan harga cabai merah yang biasanya Rp48 ribu per kilogramnya, kini naik jadi Rp60 ribu lebih per kg. Kenaikan jiga terjadi pada semua jenis cabai, beberapa sayuran hingga telur.
Seorang pembeli bernama Valdi, 37 tahun, mengeluh karena beberapa hari belakangan ini masakan di rumahnya tidak lagi pedas. Terutama lauk yang dimasak sang bunda.
“Nggak pedas karena harga cabai mahal. Naiknya sudah sejak tiga hari lalu,” ujarnya.
Valdi dan keluarganya biasanya jika memasak gulai atau goreng, minimal memakai setengah kilogram cabai. Karena harga cabai sudah melonjak, dirinya dan keluarga di rumah mulai mengurangi konsumsi cabai.
Gagal panen?
Lantas, apa yang menyebabkan harga cabai di Kota Batam melonjak naik jelang akhir tahun ini?
Dari pantauan di lapangan, harga komoditas cabai, juga sayuran di pasar tradisional di Kota Batam sudah naik sejak seminggu lalu.
“Harga cabai naik karena harga komoditas cabai merah dari daerah penghasil sudah tinggi, akibat mengalami gagal panen di musim hujan,” ujar Putra, 32, pedagang di Pasar Botania 1, Batam Centre.
Daerah penghasil dimaksud, di antaranya Jogja, Padang dan Mataram.
“Harga jual cabai dari Jogja dan Mataram relatif lebih mahal lagi karena tambahan biaya pengiriman kargo dan ekspedisi,” jelasnya lagi.
Disebutnya, kenaikan harga terjadi disemua jenis cabai. Harga cabai merah biasanya Rp48 ribu per kilogramnya, kini naik Rp60 ribu. Cabai rawit ‘setan’ yang biasanya Rp60 ribu hingga Rp65 ribu, naik menjadi Rp68 ribu per kilogramnya. Kemudian untuk cabai rawit biasa, naik jadi Rp40 ribu per kilogramnya dari harga normal Rp35 ribu per kilogramnya.
Daya beli masyarakat
Walau harga cabai merah cukup tinggi, namun daya beli masyarakat Batam masih normal, karena kebutuhan.
Selain komoditas cabai, harga komoditas sayur juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi dalam seminggu terakhir.
Sayur bayam dan sayur kangkung naik dari Rp12 ribu menjadi Rp18 ribu per kilogramnya. Sayur sawi naik menjadi Rp22 ribu perkilogram dari harga Rp12 ribu per kilogram. Selain itu harga komoditas bawang juga ikut mengalami kenaikan harga dalam seminggu terakhir.
Tidak hanya itu. Selain harga sayur dan cabai, harga telur ayam juga ikut naik. Harga telur ayam merah sebelumnya Rp40 ribuan per papan, naik menjadi Rp45 ribu hingga Rp48 ribu per papan.
Riyanto, 42, pedagang lainnya menyebut, kenaikan harga ini terjadi karena harga telur yang di suplai dari Medan ini sudah mahal. “Sehingga harga jual di pedagang Batam juga naik,” timpalnya.
Para memperkirakan harga telur masih akan naik, karena memasuki akhir tahun, yaitu adanya perayaan Natal dan Tahun Baru, biasanya konsumsi masyarakat meningkat.
“Kami pedagang berharap harga semua komoditas pangan bisa kembali normal, dan pemerintah terus mengawasi harga sembako agar tidak memberatkan masyarakat dan pedagang di masa pandemi ini,” harap Riyanto. (B-laporan Jeffry Kawulur/jr)