BENDERRAnews, 27/9/18 (Lippo Village): Debat merupakan sebuah sarana baik intuk menghasilkan hal-hal bermak a dan ber anfaat bagi kita. Itu jika dilakukan dengan cara-cara yang benar serta berbasis motivasi untuk saling berbagi.
Itulah pula yang jadi dasar bagi sebuah komunjtas bernama Debate and Research Community (DARE). Komunitas debat ini dibangun Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan (FH UPH), di Kampus UPH Lippo Karawaci, Tangerang, Banten.
Mereka berpendapat, pandai berkata-kata belum tentu pandai berdebat. Berdebat pun seharusnya tidak sekadar beradu kata-kata, namun disertai alasan guna mempertahankan pendapat. Itulah yang ingin diwujudkan oleh DARE.
Tegasnya, DARE merupakan wadah yang bisa mengakomodasi potensi mahasiswa dalam skill debat. Namun debat yang dimaksud ialah yang bijaksana, sopan, dan tanpa kekerasan. Melalui komunitas ini, mahasiswa diajak untuk menyampaikan pendapat sekaligus mempertahankannya dengan cara yang baik.
Ikut banyak kompetisi debat
Hal tersebut disalurkan lewat banyaknya kegiatan yang diadakan serta memgikuti kompetisi debat. Contohnya dengan mengadakan Seminar “Mengenal Bitcoin dan Penerapannya di Indonesia”, bekerjasama dengan Financial Technology Office Bank Indonesia pada 28 November 2017.
Kegiatan ini juga termasuk agenda kerja Himpunan Mahasiswa Fakultas Hukum (HMFH) yang membawahi komunitas DARE.
DARE FH UPH sudah berdiri sejak tahun 2013 dan telah mengikuti kurang lebih 32 kompetisi di tingkat nasional.
Sederetan prestasi telah diraih DARE FH UPH dari berbagai kompetisi debat, di antaranya juara III pada kompetisi Piala Hafni Sjahruddin “8th Business Law Competition Universitas Indonesia 2017”, juara I pada kompetisi Karya Tulis Ilmiah tingkat nasional UIN Law Fair 2017, juga juara lomba “Constitutional Drafting Padjajaran Law Fair 2016”. Semuanya diikuti oleh mahasiswa FH UPH berbagai angkatan.
Juara kompetisi MPR RI
Dilansir Katakota.com, prestasi terbaru DARE FH UPH ialah meraih juara 1 sekaligus naskah terbaik pada kompetisi “Academic Constitutional Drafting Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) 2018” yang berlangsung pada tanggal 25-31 Agustus 2018 di Gedung MPR RI, Jakarta.
Ketika itu, delegasi DARE FH UPH diwakili oleh Monica Tjahjono (FH UPH 2015), Jessica Penny (FH UPH 2015), Natasya Gabriela (FH UPH 2016), Ridwan Khoerudin (FH UPH 2016), dan Qyrana Qynasih Nugraha (FH UPH 2017), di bawah bimbingan Satrya Pangadaran.
Melalui berbagai kegiatan dan prestasi yang telah diraih, DARE FH UPH telah berhasil berdampak positif bagi para mahasiswa maupun FH UPH. Mahasiswa jadi menyadari arti penting dari berdebat, berkompetisi, bekerjasama, berjuang, serta merasakan arti menang dan kalah.
Buka peluang karir
Namun yang tak kalah penting, semua kegiatan tersebut juga dapat membuka peluang karir bagi mereka setelah lulus nanti.
Contohnya seperti yang dialami oleh Densen Handra dan Adella Kristi yang saat ini bekerja di HHP Law Firm. Densen merupakan mahasiswa angkatan 2012, sedangkan Adella angkatan 2013. Saat bergabung dengan DARE FH UPH, keduanya pernah satu tim dan menyabet juara 1 pada kompetisi debat hukum “Diponegoro Law Fair 2015”.
Ada pula Febriantoro Suardy yang baru lulus pada Juni 2018 dan langsung bekerja di DNC Advocates dengan posisi Associate. Lalu Thomas Pangaribuan yang merupakan mahasiswa FH UPH angkatan 2014, saat ini bekerja sebagai Asisten Bantuan Hukum di LBH Jakarta. Tak ketinggalan Theresia Fransmanto yang juga mahasiswa FH UPH angkatan 2014, yang kini berprofesi sebagai pengacara di AYMP Atelier of Law. Ia lulus dari UPH pada tahun 2017 dengan status cum laude.
Itulah sederet nama lulusan DARE FH UPH yang sukses melanjutkan karir di bidang hukum. (B-KK/jr)