BENDERRAnews, 29/5/18 (Manila): Perjumpaan dua sahabat sejati, Sinyo Harry Sarunfajang dengan Rodrigo Roa Duterte kembali terjadi.
Kali ini, selaku Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Filipina, Dr Sinyo Harry Sarundajang, menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte, Senin (28/5/18) kemarin.
Dilaporkan, Duta Besar (Dubes) RI, Sinyo Harry Sarundajang dan rombongan disambut oleh Ketua Departemen Luar Negeri (DFA), Asisten Sekretaris Jerril Santos dengan upacara kenegaraan resmi di Istana Malacanang.
Sesudah menandatangani buku tamu istana, Sinyo Sarundajang menyerahkan surat kepercayaan yang diterima langsung oleh Rodrigo Duterte. Turut hadir Menteri Luar Negeri Filipina, Alan Peter Cayetano.
Tangan terbuka
Presiden Rodrigo Duterte tak sanggup menyembunyikan rasa gembira dan kehangatan hatinya menerima Dubes Sinyo Sarundajang.
“Saya senang anda ditugasi ke negara saya dan saya senang bertemu anda lagi. Saya menerima anda dengan tangan terbuka,” kata Presiden Duterte.
Presiden Duterte menambahkan agar hubungan antara kedua negara akan terus berlanjut.
Dan yang paling sentimentil dari acara itu, ketika Presiden Duterte menyebut Duta Besar RI, SH Sarundajang, sebagai saudara kandung.
Selanjutnya, saat sesi foto bersama, Sinyo Sarundajang menyampaikan kepada Rodrigo Duterte, dia masih mengenali salah satu fotografer istana.
Presiden Duterte pun spontan berkata kepada sang fotografer, Dubes Sarundajang masih mengingat sang fotografer.
Sesudah acara, demikian informasi yang dilansir BeritaManado.com, Duta Besar RI, Dr SH Sarundajang bersama rombongan beramah tamah dengan Presiden Rodrigo Duterte.
Sejarah perjuangan bersama
Diketahui, Sinyo Harry Sarundajang, Gubernur Sulawesi Utara dua periode dari 2005 hingga 2015, ditunjuk oleh Presiden RI, Ir Joko Widodo pada Februari 2018 sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Filipina, Republik Palau, dan Kepulauan Marshall.
Dulu, ketika Sinyo jadi Walikota Bitung, saat bersamaan Rodrigo merupakan City Mayor Kota Davao. Mereka berdua pun merintis terjalinnya ‘sister city Bitung-Davao, medio 1990-an, yang selanjutnya memicu berdirinya ‘Brunai-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area’ (Kawasan Pertumbuhan BIMP-EAGA).
Mereka pun punya kesamaan perjuangan mengatasi ekstrimis, radikalisme dan terorisme, ketika Filipina Selatan dilanda beragam teror, begitu pula saat Sinyo ditugasi sebagai Pnj Gubernur Maluku Utara dan Maluku, sebagai dua daerah konflik.
Saat Sinyo jadi Gubernur Sulut selang dua periode, Rodrigo pun sesungguhnya memimpin Davao City yang statusnya seperti teritori provinsi, dimana Rodrigo berulang kali terpilih dengan suara rakyat mayoritas. Singkat cerita, keduanya lantas mencoba maju di arena Pilpres.
Rodrigo selama dua dekade terkini, sering berkunjung ke Kawangkoan, menginap di rumah keluarga Sarundajang di kompleks Stal Kuda Ivana. Sebaliknya, Sinyo berulang kali datang ke ‘ranch’ Rodrigo di Filipina Selatan.
Usai menjabat sebagai Gubernur Sulut, mantan Kepala Inspektorat Depdagri dan Ketua Aosiasi Ilmu Politik Indonesia yang meraih gelar doktor di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan kajian akademik tentang ‘Posisi Indonesia dengan Sulawesi Utara yang Strategis di Percaturan Pasifik & Ekonomi Biru” ini diangkat sebagai Senior Advisor Lippo Group, juga Anggota Dewan Pers.
Ketua Dewan Penasihat GPPMP, Theo L Sambuaga, mantan Ketua Komisi I DPR RI (membidangi Politik, Hankam dan Luar Negeri, Red) yang merupakan saudara se-ideologi Sinyo Sarundajang, merasa bangga sekaligus menyampaikan banyak selamat, serta dukungan doa untuk sukses berkiprah dalam medan diplomasi inyernasionalbkepada kompatriotnya itu.
Ucapan yang sama juga dihaturkan DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP 14.02.46) kepada Dr Sinyo Harry Sarundajang, selaku Pinisepuh dan Dewan Kehormatan GPPMP. (B-BM/jr dari berbagai sumber — foto-foto kiriman Staf Kedubes RI di Manila via ‘BeritaManado.com)