BENDERRAnews, 28/4/18 (Jakarta): Salomo Sinaga dan para Aktivis 98 mengingatkan agar sejarah reformasi tidak dimanipulasi oleh pihak-pihak yang ingin numpang nama memanfaatkan aksi mahasiswa dan masyarakat dalam upaya menggulingkan pemerintahan orde baru.
Aktivis 98 dari Forum Kota (Forkot) yang kemudian masuk Front Kota, Eli Salomo Sinaga, menceritakan, dalam berbagai pembicaraan penyusunan strategi untuk melengserkan orde baru (Orba), tidak pernah meminta bekerja sama dengan Amien.
“Dalam perdebatan-perdebatan di dalam organisasi kami, tidak ada satu poin yang memperdebatkan atau mengusulkan soal bekerja sama dengan Amien Rais, atau dengan elite politik lain, tidak ada terdengar dalam ruang pembicaraan,” kata Eli Salomo Sinaga dalam diskusi “Refleksi 20 Tahun Reformasi” Gelaran PENA 98 di Jakarta, Jumat (27/4/18).
Sehingga, menurutnya, kalau Amien Rais atau beberapa orang-orang mengklaim dirinya yang menggerakkan aksi 98 yang sempat dilakukan mahasiswa dan rakyat tersebut tidak berdasar.
Jangan distorsi sejarah
Aktivis 98 lainnya, Wahab, menegaskan, sejarah tidak boleh didistorsi karena jika terdistorsi dan tidak diluruskan, nantinya ini seolah-olah menjadi kebenaran. Dirinya bersama rekan-rekan aktivis pun mengaku sempat protes disematkannya gelar pahlawan reformasi kepada Amien Rais.
“Kita protes keras kepada Pak Amien Rais ketika mengklaim dirinya sebagai bapak reformasi, saya protes,” kata Wahab menceritakan.
Menurut Wahab, meskipun dirinya dan teman-teman aktivis lainnya merupakan pelaku sejarah aksi reformasi menumbangkan Soeharto, namun justru tidak berani mengklaim sebagai tokoh reformasi.
“Kami-kami ini fakta dari pelaku sejarah, kami saja tidak berani mentokohkan diri kami sebagai tokoh reformasi,” ujar Wahab, seperti diberitakan ‘Suara Pembaruan’ yang dilansir ‘BeritaSatu.com’. (B-SP/BS/jr)