BENDERRAnews, 11/1/18 (Jakarta): Kader Partai Gerindra, La Nyalla Mahmud Mattalitti mengaku kecewa dan akhirnya menyatakan mundur dari partai besutan Prabowo Subianto itu.
Ya, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur ini memutuskan untuk tidak lagi menjadi kader Partai Gerindra.
Dilansir ‘Kompas.com’ yang dikutip dari Tribunnews.com, La Nyalla mencurahkan kekesalannya kepada Ketua Umum Prabowo Subianto karena meminta uang sebesar Rp 40 miliar.
La Nyalla tak memenuhinya, Prabowo kemudian disebut marah dan membatalkan pencalonan Nyalla (sebagai Cagub Jawa Timur, Red).
Diminta siapkan dana
Sebagaimana diketahui, La Nyalla sempat mendapatkan surat mandat dari Prabowo 11 Desember lalu. Surat mandat tersebut berlaku 10 hari dan berakhir pada 20 Desember.
Dalam surat nomor 12-0036/B/DPP-GERINDRA/Pilkada/2017 itu dijelaskan, nama La Nyalla sebagai Cagub Jatim sedang diproses oleh DPP Partai Gerindra.
Karena itu, selain diminta mencari mitra koalisi, La Nyalla juga diminta untuk menyiapkan kelengkapan pemenangan.
Salah satu kelengkapan pemenangan, ucap La Nyalla, ia sempat diminta uang sebesar Rp40 miliar oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Uang itu, disebut untuk saksi dalam Pilkada Jatim.
Permintaan itu, saat La Nyalla melangsungkan pertemuan dengan Prabowo di Hambalang, Bogor, Sabtu (10/12/17), bertepatan dengan Gerindra mengumumkan Mayjen (Purn) Sudrajat sebagai calon gubernur Jawa Barat.
“Saya dimintai uang Rp40 miliar. Uang saksi disuruh serahkan di tanggal 20 Desember 2017, kalau tidak bisa saya tidak akan direkomendasi,” ujar La Nyalla mengutip Tribunnews.com, Kamis (11/1/18).
“Yang minta Bapak Prabowo kok,” bebernya.
Dipanggil Prabowo
Disebut La Nyalla, ia belum menyanggupi, menyerahkan uang itu. Dia pun dipanggil Prabowo ke rumahnya.
“Saya dipanggil kosong delapan (Prabowo) kok dimaki-maki. Prabowo itu siapa? Saya bukan pegawainya dia, kok dia maki-maki saya,” ujar La Nyalla.
La Nyalla mengatakan, tak menyangka akan dimarahi Prabowo karena permasalahan uang Rp40 miliar.
Ia merasa disia-siakan Prabowo. Padahal, ia telah mendukung Prabowo dari 2009, saat masih menjadi calon wakil presiden.
Fadli Zon bantah
Sementara itu Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah pengakuan La Nyalla itu.
Fadli mengatakan Prabowo tak pernah meminta uang sebesar Rp40 miliar kepada La Nyalla.
Ia meyakini Prabowo hanya menanyakan kesiapan finasial La Nyalla untuk maju sebagai calon gubernur Jawa Timur dari Gerindra.
Dia berkilah, hal itu wajar sebab setiap Pilkada membutuhkan logistik untuk menggerakan mesin politik.
“Saya enggak tahu juga (Prabowo minta atau tidak). Mungkin menanyakan (kesiapan dana) iya,” kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/1/18).
“Kalau itu dipertanyakan terkait kesiapannya untuk menyediakan dana untuk pilkada untuk digunakan dirinya sendiri ya sangat mungkin. Tentu logistik dalam pertarunan pilkada sangat diperlukan,” lanjut Fadli.
Fadli pun meyakini La Nyalla salah mengerti maksud Prabowo. Dikatakan Fadli, bisa saja yang dimaksud Prabowo bukan kesiapan dana pribadi, melainkan dana bersama yang diperoleh secara gotong royong melalui jaringan yang dimiliki La Nyalla. (B-KC/jr)