BENDERRAnews, 15/6/17 (Jakarta): Secara resmi, Djarot Saiful Hidayat telah menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang telah mengundurkan diri pada akhir Mei lalu.
Menjadi Gubernur DKI meski hanya memiliki masa jabatan empat bulan, tidak lantas membuat Djarot jemawa dan melupakan Ahok yang menjadi atasan dan rekannyanya dalam memimpin Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2014 hingga Mei 2017.
Ia tetap mengingat Ahok. Bahkan selepas dari pelantikan di Istana Merdeka tadi pagi, Djarot mengunjungi Ahok yang berada di rumah tahanan Mako Brimob, Kepala Dua, Depok.
“Setelah itu, saya akan ke Mako Brimob. Sebelumnya kan sudah ke sana untuk diskusi dan setelah ini juga akan kesana untuk berdiskusi,” kata Djarot di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (15/6/17).
Kunjungannya ini merupakan suatu penghormatannya kepada Ahok yang memiliki sikap negarawan dan ‘legowo’ melepaskan jabatannya untuk kedamaian dan keamanan Kota Jakarta.
“Karena bagaimana pun juga apa yang terjadi pada hari ini tidak terlepas dari sikap kenegarawanan Pak Ahok ya,” ujarnya.
Ia menilai, Ahok lebih mementingkan kepentingan yang lebih besar daripada hanya memuaskan keinginannya tetap menjabat sebagai Gubernur DKI.
Ahok ingin mempercepat pelaksanaan pembangunan di Jakarta hingga dapat rampung pada akhir masa jabatan di Oktober 2017.
“Karena bagaimana pun juga apa yang terjadi pada hari ini itu tidak lepas dari kenegarawanan Pak Ahok ya. Pak Ahok yang lebih mementingkan kepentingan yang lebih besar, yaitu bagaimana mempercepat penuntasan pembangunan di Jakarta tahun 2017 karena kan sisa masa jabatan 2017,” jelasnya.
Dengan pengunduran diri Ahok, lanjutnya, proses penetapan definitif itu bisa menjadi lebih cepat. Karens sisa waktu tidak banyak, hanya empat bulan lebih.
“Maka ini harus segera kita kebut terutama beberapa yang sudah dirancang sebelumnya dan harus selesai tahun 2017. Meskipun ada beberapa program strategis yang tidak bisa selesai tahun 2017. Tapi kita harapkan 2018-2019 itu bisa sebanyak mungkin,” tegasnya.
Kangen Ahok
Usai dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta, menimbulkan rasa kangen dalam diri Djarot Saiful Hidayat terhadap mantan ‘partner’nya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Ya pasti kangen, pasti,” kata Djarot di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (15/6/17).
Ditambah lagi, sekarang Djarot harus menjalankan dua fungsi dalam satu jabatan. Yaitu fungsi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI.
“Berarti ini kan tanggung jawabnya semakin besar. Kalau dulu kan ada Pak Ahok, enak membagi ya. Pak Ahok bisa menyelesaikan di kantor, saya lebih banyak di luar. Koordinasi lebih enak, bisa bagi itu, bagi waktu, bagi tugas. Sekarang kan kita sendiri,” ujarnya.
Ia merasa kerja sendiri lebih berat daripada bekerja berdua dengan Ahok. Namun, tanggung jawab itu harus diambilnya untuk menyelesaikan amanah yang diberikan warga Jakarta hingga Oktober 2017.
“Alhamdulillah kita punya birokrasi yang cukup solid dan cukup kompak. Makanya saya bilang sama teman-teman birokrasi ini, kerja kita harus maksimal loh sampai bulan Oktober. Kita bisa memberikan yang terbaik untuk warga Jakarta,” ungkapnya.
Diungkapkannya, Ahok pernah berpesan agar dijaga tingkat kepuasan masyarakat, bahkan kalau bisa lebih ditingkatkan lagi.
“Kita berusaha benar. Dulu pesannya Pak Ahok, tolong dijaga dan ditingkatkan tingkat kepuasan masyarakat. Karena hasil berbagai macam survei penelitian tingkat kepuasan warga Jakarta pada Pemerintah ini baik Jokowi-Basuki maupun Basuki-Djarot itu cukup tinggi, di atas 70 persen,” ungkapnya.
Mantan Walikota Blitar ini menegaskan standar kerja Pemprov DKI cukup tinggi. Dengan adanya patokan standar kerja yang tinggi, maka diharapkan pelayanan publik di DKI semakin membaik.
“Tolong dijaga karena ini standar kami. Saya selalu bilang bahwa standar kerja kami ini cukup tinggi. sehingga masyarakat DKI punya patokan berapa standarnya. Dengan adanya patokan seperti ini maka diharapkan ke depan lebih meningkat, lebih baik dan harus lebih baik,” terangnya.
Jenguk Ahok
Djarot Saiful Hidayat sudah secara resmi dilantik oleh Presiden RI, Joko Widodo, menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Basuki Tjahaja Purnama pada Kamis (15/6/17).
Usai dilantik, Djarot rupanya langsung bergegas ke Mako Brimob, Kelapa Dua Depok untuk menemui Basuki Tjahaja Purnama setelah sebelumnya sempat ke Balai Kota. Djarot mengatakan, kedatangannya untuk menemui Basuki untuk berdiskusi terkait dengan permasalahan Jakarta.
“Karena bagaimanapun juga, apa yang terjadi hari ini, tidak lepas dari kenegarawanan Pak Basuki. Beliau yang lebih mementingkan kepentingan lebih besar, yaitu bagaimana mempercepat penuntasan pembangunan di Jakarta tahun 2017 karena kan sisa masa jabatan 2017,” ujar Djarot di Balai Kota, Kamis (15/6/17) sebagaimana dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Ia mengatakan, dengan pengunduran diri Basuki, maka proses penetapan Gubernur definitif yang bisa menjadi lebih cepat karena sisa waktu yang tidak banyak, setidaknya 5 bulan dari sekarang.
Oleh karena itu, katanya, seluruh pekerjaan harus dikebut, terutama pekerjaan yang sudah dirancang sebelumnya dan harus selesai tahun 2017. Meskipun ada beberapa program strategis yang tidak bisa selesai tahun 2017 seperti LRT dan MRT, tetapi Djarot berharap, tahun 2018-2019 bisa sebanyak mungkin proyek-proyek tersebut selesai.
“Tahun ini selesai satu, ya pengelola RPTRA dengan membentuk pasukan pink itu selesai. Kemudian kajian akademis untuk RPTRA sebagai satu landasan untuk pengelolaan RPTRA ke depan dalam bentuk Raperda itu kita selesaikan,” katanya.
Kemudian, proses-proses registrasi yang terkait dengan anggaran juga ia coba selesaikan mulai dari APBD Perubahan hingga RAPBD 2018. Termasuk proyek-proyek fisik dari beberapa program strategis, diantaranya Jak Grosir di Pasar Kramatjati untuk menstabilkan harga pangan serta pembangunan rumah susun (rusun), dan revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM).
“Kemudian kami masih punya utang untuk pembangunan Masjid Al-Mubarokah yang dulu di Kalijodo. Kami sudah janji pada pengelolanya untuk kita pindah di Taman Kodok. Insya Allah selesai Oktober,” katanya.
Selain itu, adapula tambahan eks penggusuran di kolong Tol Pluit kawasan Kalijodo yang harus segera diselesaikan dalam waktu dekat untuk dijadikan taman dan tempat parkir. (B-BS/jr)