BENDERRAnews, 1/5/18 (Jakarta): Keyakinan kuat diungkapkan Presiden Joko Widodo alias (Jokowi mengenai fundamental ekonomi Indonesia saat ini dalam sangat baik meski nilai tukar rupiah anjlok hampir mencapai Rp 14.000 dari dolar Amerika Serikat.
Disebutnya, perekonomian Indonesia baik dari sisi pertumbuhan, serta inflasi masih terjaga.
“Ekspor kita juga masih baik, defisit neraca juga semakin baik, artinya fundamental makro kita baik,” ujar Jokowi di Jakarta pada Senin (30/4/18) awal pekan ini.
Dia menambahkan, tidak hanya Indonesia yang mengalami pelemahan mata uang. Namun hampir semua negara mengalami dampak menguatnya dolar Amerika Serikat (AS). “Kurs ini hampir semua negara, fenomena pasar global, semua negara juga mengalami, semua negara juga sedang bergejolak kursnya,” tambah dia.
Intervensi pasar
Untuk mencegah kembali melemahnya nilai rupiah kata Presiden, Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi pasar. “Ya pemerintah tidak akan intervensi urusan moneter, nanti kebijakannya ada di BI,” tambahnya.
Sejak 23 April lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat nyaris menembus angka Rp14.000.
Kepada Anadolu Agency, Senin, analis Global Market Bank Mega, James Evan Tumbuan mengatakan nilai tukar rupiah untuk satu bulan ke depan berada pada level Rp13.950.
“Penyebab tertekannya rupiah karena demand terhadap dolar AS meningkat, setelah pada minggu lalu Gubernur The Fed Negara Bagian Cleveland, Loretta Mester menyebutkan perlu adanya kenaikan suku bunga yang stabil,” ungkap Evan.
Kenaikan suku bunga yang stabil sebagaimana pernyataan Mester, diminta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Demikian Anadolu seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’. (B-BS/jr)