BENDERRAnews, 30/1/18 (Jakarta): Hmmm…fenomena gerhana bulan total pada Rabu (31/1/18) malam dapat dilihat dari sejumlah wilayah tanah air dengan jelas menggunakan bantuan teropong, salah satunya dapat dinikmati di Ancol, Jakarta Utara. Juga di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Manager Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol, Rika Lestari mengatakan pihaknya mengadakan kegiatan mengamati fenomena alam yang langka tersebut di Beach Pool kawasan wisata terpadu Taman Impian Jaya Ancol.
“Fenomena super blue blood moon ini pasti akan sangat indah jika dilihat dari pinggir pantai pesisir Ibu Kota, Taman Impian Jaya Ancol merupakan tempat yang tepat bagi masyarakat untuk menikmati cahaya bulan tersebut,” ujar Rika, Senin (29/1/18) siang ketika dihubungi.
Ia menyebutkan, pihaknya juga melibatkan siswa binaan sekolah rakyat Ancol dan menghadirkan peneliti dari BMKG untuk menjelaskan secara teknis mengenai gerhana bulan total tersebut.
Sementara Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyebutkan fenomena super blue blood moon adalah peristiwa ketika terhalangi nya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak sampai ke Bulan.
“Gerhana bulan total ini tidak berbahaya bagi retina mata manusia yang melakukan pengamatan langsung ke obyek, berbeda dengan gerhana matahari,” ujar Dwikorita.
Disebutkannya gerhana yang sebelumnya terjadi pada 21 Januari 2000 akan kembali hadir 18 tahun mendatang yakni pada 11 Februari 2036.
“Kita menyampaikan beberapa lokasi ideal pengamatan seperti Observatorium Bosscha di Lembang, Kepulauan Seribu dan Taman Impian Jaya Ancol, TMII, Museum Fatahillah, Setu Babakan, Kampung Betawi, serta Bukit Tinggi, di 21 titik pengamatan lainnya,” tambahnya.
Fenomena ini akan terlihat dengan ideal jika dilihat dari daerah perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, daerah sebelah barat pulau Sumatera (Samudera Hindia di zona bulan terbit saat fase tundra berlangsung).
“Fase umbra Bumi terjadi sejak gerhana bulan sejak jam 20.00-21.00, di mana puncaknya terjadi di jam 20.29 WIB,” tandasnya, seperti dilansir ‘Suara Pembaruan’.
Diteropong dari TIM
Selanjutnya, pihak Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta juga mengajak warga Ibu Kota untuk bergabung menyaksikan peristiwa alam langka tersebut.
Bertempat di Plaza Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki, akan dilangsungkan Peneropongan Umum GBT yang akan dimulai pada 31 Januari 2018 pukul 17.00 hingga 23.00 WIB.
“Free! Info: link http://bit.ly/GBTJAN2018 atau email : kegiatan.planetarium@gmail.com,” demikian info yang diposting di akun Twitter Kemenpar.
Sebagaimana diketahui, satu peristiwa alam yang langka terjadi yakni Gerhana Bulan Total (GBT) bakal dapat disaksikan oleh masyarakat Indonesia pada Rabu, 31 Januari 2018. Proses terjadinya gerhana tersebut diperkirakan akan berlangsung selama 5 jam 20,2 menit.
Berdasarkan laporan BMKG lebih lanjut, fase terjadinya gerhana akan berlangsung dalam 7 fase terdiri dari Gerhana mulai, Gerhana Sebagian mulai, Gerhana Total mulai, Puncak Gerhana, Gerhana Total berakhir, Gerhana Sebagian berakhir, Gerhana berakhir.
Durasi dari fase Gerhana Sebagian mulai hingga Gerhana Sebagian berakhir berlangsung selama 3 jam 23,4 menit. Adapun durasi total yakn dari fase Gerhana Total mulai hingga Gerhana Total berakhir akan berlangsung selama 1 jam 16,8 menit.
Gerhana Bulan didefinisikan sebagai peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Adapun Gerhana Matahari merupakan peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi dan selalu terjadi pada saat fase bulan baru.
Selama tahun 2018, selain GBT, akan terjadi 4 gerhana lainnya yakni Gerhana Matahari Sebagian (GMS) pada 15 Februari 2018 yang tidak dapat diamati dari Indonesia, Gerhana Matahari Sebagian (GMS) pada 13 Juli 2018 yang tidak dapat diamati dari Indonesia, Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada 28 Juli 2018 yang dapat diamati dari Indonesia, Gerhana Matahari Sebagian (GMS) pada 11 Agustus 2018 yang tidak dapat diamati dari Indonesia. Demikian ‘Bisnis.com’. (B-SP/BS/BC/jr)