BENDERAnews.com, 16/4/20 (New York): PBB merasa perlu melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui bagaimana wabah virus corona (Covid-19) menyebar ke seluruh dunia dan menjadi pandemi global.
Demikian Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengatakan. Meski tidak menyebutkan pihak-pihak mana yang akan diselidiki, namun pernyataan Antonio Guterres menyasar pada Badan Kesehatan Dunia (World Health Organzation/WHO) dan Republik Rakyat Tiongkok sebagai negara asal virus Covid-19.
“Begitu kita akhirnya membalik halaman tentang epidemi ini, harus ada waktu untuk melihat kembali sepenuhnya untuk memahami bagaimana penyakit seperti itu muncul dan menyebarkan kehancurannya dengan begitu cepat di seluruh dunia, dan bagaimana semua yang terlibat bereaksi terhadap wabah ini,” kata Antonio Guterres, di Markas Besar PBB, di New York.
Pernyataan itu, disampaikan Antonio Guterres pada Selasa (14/4/20) malam waktu setempat atau Rabu (15/4/20) pagi WIB, tak lama setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan negaranya menghentikan pendanaan kepada WHO untuk sementara waktu.
WHO telah gagal?
Presiden Donald Trump menyatakan, WHO telah gagal dalam menjalankan tugas dasarnya untuk menyelidiki penyebab, memprediksi ancaman, dan meredam penyebaran wabah Covid-19. Donald Trump juga menuntut pertanggung-jawaban WHO dan Tiongkok terkait wabah Covid-19 yang telah menjadi pandemi global.
“Salah satu keputusan paling berbahaya dan mahal dari WHO adalah menentang pembatasan perjalanan dari Tiongkok dan negara-negara yang melaporkan kasus korona sejak awal. Seandainya perjalanan ke Tiongkok ditangguhkan, virus ini tidak akan menyebar luas menjadi pandemi global dan banyak nyawa akan diselamatkan,” kata Donald Trump.
Antonio Guterres menyikapi positif pernyataan Donald Trump dengan mengindikasikan, PBB akan menyelidiki penyebab wabah Covid-19 menyebar ke seluruh dunia dan telah mengancam ekonomi, keamanan, maupun perdamaian dunia.
Namun menurut Antonio Guterres, penyelidikan tersebut belum mendesak untuk dilakukan saat ini, sebab yang terpenting untuk menjadi perhatian negara-negara ialah bekerja sama dan memberikan kontribusi untuk megatasi wabah virus mematikan itu.
Antonio Guterres juga menyayangkan keputusan AS untuk menghentikan pendanaan kepada WHO, justru di saat wabah Covid-19 telah menjangkiti dua juta orang dan menewaskan lebih dari 130.000 orang di 210 negara.
“Karena ini bukan waktu yang tepat, ini juga bukan waktu untuk mengurangi sumber daya untuk operasi WHO atau organisasi kemanusiaan lainnya dalam memerangi virus. Seperti yang saya katakan sebelumnya, sekarang adalah waktu untuk persatuan dan komunitas internasional untuk bekerja sama dalam solidaritas untuk menghentikan virus ini dan konsekuensinya yang menghancurkan,” ujar Antonio Guterres.
AS merupakan negara pendonor utama WHO. Selama dua tahun berturut-turut, AS menyumbang US$893 juta atau sekitar Rp14,020 triliun, sekitar 22 persen dari total anggaran WHO. Tiga negara penyumbang terbesar untuk WHO lainnya ialah Tiongkok sebesar 12 persen, Jepang 8,5 persen dan Jerman 6,1 persen dari total pendanaan lembaga itu. Demikian Suara Pembaruan memberitakan. (B-SP/BS/jr)