BENDERRAnews, 18/9/19 (Jakarta): Khabar sedih datang dari Iran bagi para penyuka seoak bola dunia. Terķait itu, para pejabat FIFA akan mengunjungi Iran, menyusul kematian seorang penggemar wanita akibat membakar dirinya.
Dilaporkan, wanita tersebut membakar dirinya sebagai protes atas penangkapannya, karena menghadiri pertandingan sepak bola.
Sahar Khodayari yang dijuluki sebagai “Blue Girl” karena menjadi penggemar berat tim sepak bola Esteghlal, dimana identik dengan seragam biru, meninggal akibat bunuh diri.
Khodayari meninggal di rumah sakit pada Senin (10/9/19), setelah melakukan bunuh diri dengan membakar dirinya ketika berada di pengadilan dalam dakwaan atas dirinya yang nekat menonton pertandingan sepak bola sembari menyamar sebagai pria.
Sesudah enam bulan menjalani perawatan di rumah sakit, Khodayari akhirnya meninggal.
Perempuan asing boleh
Di Iran memang terdapat sebuah aturan di mana para perempuan dilarang untuk menonton pertandingan. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi para perempuan berkewarganegaraan asing.
Hal ini menjadi persoalan yang dianggap sebagai bentuk diskriminasi terhadap kaum wanita di Iran.
Pasca-kematian Khodayari, kemarahan justru makin menyebar luas di Iran, termasuk beberapa media internasional yang mendengar berita tersebut
Bahkan ada ajakan di media sosial agar federasi sepak bola Iran dihukum oleh FIFA. Beberapa tokoh ternama seperti musisi lokal, Arash Sobhani, Kapten Timnas Iran, Mahsoud Shojaeni, serta Mantan Kapten Timnas Australia dan aktivis HAM, Craig Foster turut menyayangkan diskriminasi kaum wanita yang terjadi di Iran.
Jesper Moller, Presiden Federasi Sepak Bola Denmark, dan anggota panitia kompetisi FIFA, mengatakan, ia mengharapkan tindakan dari badan pengatur. “FIFA memiliki sistem disiplin independen dan mereka akan melihatnya. Saya akan membiarkan mereka,” ungkap Moller.
“Begitu mereka telah memberikan vonis, mungkin saja kasus tersebut berakhir dengan pengadilan olahraga internasional, tapi itu harus dihukum jelas, ”tambah pria, yang juga anggota Komite Eksekutif UEFA Eropa.
Sikap Pemerintah Iran
Mendapat kecaman dari dunia internasional, Kepala staf Presiden Iran Hassan Rouhani memberikan pernyataan, hari Rabu pekan lalu.
Dia menjelaskan, pemerintah sebenarnya mengizinkan perempuan masuk ke stadion. Namun pemerintah mengkhawatirkan para perempuan terpengeruh fanatisme berlebihan yang biasa sering dilontarkan oleh para suporter bola.
“Kami tidak melihat masalah dengan kehadiran wanita jika suasana di stadion nyaman, tetapi dengan bahasa yang begitu kotor di kalangan penggemar dan kekerasan, ini tidak disarankan,” kata Mahmoud Vaezi kepada televisi pemerintah.
FIFA telah menyatakan belasungkawa atas meninggalnya Khodayari. Mereka pun memberikan seruan tegas pada pemerintah Iran untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap kaum wanita dalam menonton sepak bola. Demikian Kompas.com. (B-KC/jr — foto ilustrasi istimewa)