BENDERRAnews, 6/9/19 (Jakarta): Jenderal TNI Pur AM Hendropriyono meminta media massa baik cetak, online dan penyiaran agar tidak memberi panggung kepada para pengkhianat dan penghancur bangsa khususnya terkait masalah Papua.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) mengatakan, sebagai garda terdepan pemberi informasi, media seharusnya tetap mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
“Jadi, yang menghancurkan hidup kalian, yang menantang persatuan kalian, jangan diberi panggung,” ujar Hendropriyono di acara Forum Patriotik Partai Keadilan dan Persatuan (PKPI) untuk Papua dan Papua Barat di Jakarta Selatan, Kamis (5/9/19).
Hendropriyono menyadari, media memegang prinsip dan kode etik jurnalistik cover both side dalam pemberitaan. Namun, menurutnya, cover both side bisa diterapkan tatkala situasinya normal.
“Kalau suasana normal, boleh. Etika boleh, dan harus ditegakkan dalam kehidupan normal, tapi kalau kehidupan nggak normal masa mau cover both side, ya itu sama saja memberi panggung dan nanti bangsa kita yang ada di Papua bisa pada tersesat,” tuturnya.
‘Cool down’ pemberitaan
Hendropriyono juga berharap media massa bisa cool down terlebih dahulu dalam pemberitaan soal kerusuhan Papua. Media massa, menurutnya, harus menjadi partner masyarakat dan negara untuk menjaga persatuan serta esatuan serta melawan berbagai hoax yang bertebaran tentang Papua.
“Kalau kita memberikan panggung kepada para pengkhianat dan perusak bangsa ini, maka ada satu titik di mana kita tidak bisa balik lagi dan di situ kita baru menyadari kesalahan kita. Kita sudah berjuang mati-matian untuk NKRI ini, maka Anda semua punya tanggung jawab untuk menjaganya,” demikian Hendropriyono.
Dia sempat menyinggung nama Ketua Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULWMP), Benny Wenda yang sekarang tinggal di Inggris. Dia mengapresiasi salah satu stasiun yang akhirnya membatalkan wawancara dengan Benny Wenda soal Papua.
“Itu bagus, tidak beri panggung kepada pengkhianat bangsa,” tegas AM Hendropriyono. (B-BS/jr)