BENDERRAnews, 19/1/19 (Jakarta): Tahun 2019 ini, PT Siloam International Hospital Tbk berencana memperluas lagi jangkauan pelayanan kesehatan ke berbagai pelosok tanah air dengan membuka enam hingga tiga rumah sakit baru.
Tegasnya, PT Siloam International Hospital Tbk (SILO) berkomitmen mendukung pemerintah memberikan layanan kesehatan kepada peserta BPJS Kesehatan. Karenanya, anak usaha Lippo Group ini membuka rumah sakit (RS) baru yang juga akan melayani pasien BPJS.
“Kami berencana untuk membuka enam hingga tujuh rumah sakit baru tahun ini. Sebagian besar jaringan rumah sakit Siloam, yakni sebanyak 75 persen, telah memiliki lisensi BPJS dan kami akan terus mendaftarkan akreditasi BPJS pada rumah sakit yang baru,” ujar Wily Tjandera, Investor Relation PT Siloam International Hospitals Tbk di Jakarta, Kamis Lalu (17/1/19).
Wily menambahkan, Siloam memiliki hubungan baik dengan pemerintah dan terus berdiskusi meningkatkan kualitas pelayanan BPJS Kesehatan. Selain bagian dari pemenuhan misi Siloam melayani lebih banyak masyarakat, bagi perseroan, kerja sama tersebut juga menguntungkan. Sejauh sekitar 20 persen dari pendapatan Siloam berasal dari pasien BPJS.
“BPJS merupakan program pemerintah yang melayani masyarakat Indonesia dan kami merasa sangat terhormat untuk melayani kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia,” tuturnya seperti filansir ‘MeikartaRaya.co’.
Melayani sepenuh hati
Ke depan dalam rangka menjaga kepercayaan pemerintah, menurut Wily, Siloam terus melayani pasien BPJS Kesehatan sepenuh hati dan sesuai dengan pedoman pelayanan yang ditentukan pemerintah.
Hingga saat ini, SILO telah mengelola sebanyak 33 rumah sakit di 24 kota dan 16 klinik di 8 kota yang tersebar di seluruh Indonesia. Perseroan memiliki 6.800 kapasitas tempat tidur dan didukung 2.700 spesialis dan dokter umum serta 10.000 perawat dan staf pendukung.
Di kuartal tiga 2018 kemarin, Siloam membukukan pendapatan tumbuh 12,73 persen menjadi Rp 4,39 triliun dibandingkan priode yang sama tahun lalu Rp3,89 triliun.
Pendapatan rawat inap tercatat menjadi kontributor terbesar dengan nilai sebesar Rp 2,61 triliun. Ini berarti tumbuh 12,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,31 triliun. Sedangkan pendapatan untuk rawat jalan berkontribusi sebesar Rp 1,78 triliun. Atau tumbuh 12,52 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,58 triliun. (B-MR/jr)