BENDERRAnews, 7/1/19 (Jakarta): Salah satu tokoh bangsa yang juga Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Prof Ahmad Syafii Maarif, menyorot kritis dengan melihat sejak Indonesia merdeka hingga kini sila ke-5 Pancasila belum membumi dan masih menggantung ibarat awan tinggi.
Buya Syafii, begitu dia kerap disapa, menilai, sejak Indonesia merdeka hingga kini belum ada pemerintahan yang menjadikan “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” sebagai pedoman pertama dan utama pembangunan.
“Meskipun Jokowi mulai membangun insfrastruktur dalam rangka (mewujudkan) keadilan. Tapi neoliberalisme (yang dimulai sejak awal Orde Baru) masih terasa sekali, dan itu jelas mengkhianati Pancasila,” kata Buya Syafii.
Untuk itulah, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang dibentuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai bekerja untuk membumikan nilai-nilai Pancasila. “Kami ingin cita-cita mewah, ingin meluruskan kiblat bangsa ini,” kata Buya Syafii kepada Tim Blak blakan detikcom.
Agama kendaraan politk
Pada bagian lain, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menyatakan sedih dan prihatin karena belakangan ini ada yang kembali menggunakan agama sebagai kendaraan politik. Menggunakan agama dan menyeret-nyeret nama Tuhan, menurutnya, jelas tidak baik serta tak beretika.
Sebagai sejarawan, dia lantas membandingkan praktik politik di era Orde Lama, Orde Baru, hingga di masa reformasi sekarang ini.
Selain itu, Buya Syafii juga kembali menyampaikan nasihatnya untuk dua calon Wapres yang pernah menemuinya, KH Maruf Amin dan Sandiaga Uno.
Lantas, kalau hubungan dia dengan sahabat lamanya, Prof Amien Rais? Bagaimana pula kenang Buya Syafii dengan Prabowo Subianto? Selengkapnya tonton Blak blakan Buya Syafii Maarif, “Meluruskan Kiblat Bangsa”, Senin 7 Januari 2019 pukul 13.00 WIB. (B-DC/jr)