BENDERRAnews, 16/12/18 (Lippo Village): Sebuah persembahan simpatik berkonten edukasi kesehatan otak digelar Siloam Hospitals Lippo Vilage, Sabtu (15/12/18) kemarin.
Gelaran bertajuk “The Amazing Human Brain and The Potential Catastrophe” di Cinemaxx MaxxBox, Lippo Village, Karawaci, Tangerang tersebut menghadirkan narasumber Ketua Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals Lippo Village (SHLV), Prof Dr Dr dr Eka J Wahjoepramono, Sp.BS, Ph.D.
Dalam rilis Tim Media Siloam Hospitals Group, disebutkan, berbagai kasus gangguan kesehatan otak yang telah ditangani oleh Tim Bedah Saraf SHLV disajikan dalam format layar lebar tiga dimensi dan disaksikan oleh masyarakat awam, dokter, serta para mantan pasien.
“Format film merupakan salah satu media audio visual yang dapat menyampaikan edukasi secara efektif dan variatif. Edukasi seperti ini kami lakukan dengan tujuan agar masyarakat bisa lebih memahami dengan mudah apa yang kami sampaikan, selain tampil lebih fun dan menarik,” ujar Prof Eka Wahjoepramono, inisiator edukasi kesehatan otak tersebut.
Pusat Unggulan Saraf & Bedah
Sebagaimana diketahui, SHLV merupakan rumah sakit flagship di jaringan Siloam Hospitals Group yang dikenal dengan Pusat Unggulan Saraf & Bedah Saraf.
Karena itu, SHLV menangani berbagai kondisi dan gangguan kesehatan otak, sumsum tulang belakang, dan saraf perifer.
Penanganan dilakukan oleh tim spesialis bedah saraf dan ahli saraf berpengalaman serta didukung dengan peralatan medis mutakhir, antara lain seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI) 3 Tesla, Dual Source CT Scan, juga teknologi Gamma Knife, yang memungkinkan pasien menjalani operasi otak tanpa risiko bedah.
Tim Bedah Saraf SHLV telah menangani berbagai macam kasus gangguan kesehatan otak, termasuk berhasil melakukan 50 operasi batang otak yang memiliki tingkat kerumitan tinggi.
“Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan otak (brain check up) secara rutin masih sangat jarang. Selama ini lebih banyak orang yang memeriksakan kesehatan jantung atau organ tubuh lainnya. Pada kenyataannya, brain check up sangat diperlukan, karena berguna untuk mendeteksi penyakit yang mengancam kesehatan otak, seperti stroke. Hal inilah yang ingin kami sosialisasikan juga kepada masyarakat awam melalui acara edukasi ini,” jelas Direktur SHLV, dokter Jeffry Oeswadi, MARS.
Tanpa radiasi sinar X
Salah satu cara melakukan brain check up ialah dengan menggunakan MRI. Yaitu sebuah prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi kelainan organ di dalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif.
Dikatakan, dengan MRI, sel-sel hingga yang terkecil sekali pun di dalam otak dapat terlihat dan terdeteksi.
Pemeriksaan MRI dianjurkan untuk mereka yang berusia 40 tahun ke atas, di mana risiko stroke sangat tinggi di usia ini.
Namun juga dianjurkan untuk mereka yang punya riwayat keluarga menderita stroke.
“Pencegahan tentunya lebih baik daripada mengobati. Dengan kesadaran dan rutin melakukan pemeriksaan, kita dapat mencegah dan mendeteksi dini segala kemungkinan yang bisa terjadi,” katanya.
Karena itu, menurutnya, lakukanlah pemeriksaan secara menyeluruh pada fasilitas kesehatan yang menawarkan pelayanan kesehatan komprehensif. Juga memiliki tenaga medis kompeten dan peralatan medis yang dapat menunjang pemeriksaan tersebut. “Berbagai alternatif pengobatan yang sesuai dengan biaya pun dapat segera diinformasikan kepada pasien dan keluarga jika memerlukan penanganan segera,” demikian dokter Jeffry Oeswadi. (B-r/jr/jr)