BENDERRAnews, 2/11/18 (Cikarang): Kinerja perseroan yang positif dan mantap, membuat PT Lippo Cikarang Tbk memetik hasil bagus, terlihat pada laporan keuangannya.
Sebagaimana diekspos pada Jumat (26/10/18) lalu, PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) pada kuartal kedua yang berakhir 30 Juni 2018 lalu, perseroan mencatat total pendapatan sebesar Rp1,15 triliun atau naik 37 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan tersebut juga, laba kotor LPCK tercatat Rp646 miliar atau meningkat 66 persen. Sementara itu, LPCK pun meraup laba bersih Rp2,88 triliun atau naik 985,4 persen.
“Terutama yang berasal dari dekonsolidasi anak perusahaan kami, PT Mahkota Sentosa Utama (PT MSU, selaku pengembang Meikarta), yang sebesar Rp2,35 triliun,” ungkap Presiden Direktur LPCK, Simon Subiyanto, dalam siaran pers laporan keuangan tersebut, sebagaimana dilansir berbagai media mainstream, termasuk ‘Kompas.com’.
Tantangan penurunan pertumbuhan ekonomi mikro
Sementara itu, pendapatan dari sektor perumahan dan apartemen residensial turun 16,5 persen menjadi Rp530 miliar. Catatan ini mewakili 46 persen dari total pendapatan LPCK.
Laporan itu memaparkan pendapatan berulang LPCK meningkat 14,8 persen menjadi Rp157 miliar di kuartal kedua 2018 dibanding Rp 137 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Capaian itu berkontribusi 13,6 persen terhadap total pendapatan di Q2 tahun ini.
“Sementara pendapatan dari sektor industri dan komersial memberikan kontribusi Rp466 miliar,” kata Simon.
Adapun total aset LPCK turun dari Rp12,4 triliun menjadi Rp 9,7 triliun pada 31 Desember 2017 dan 30 Juni 2018.
“Kita menghadapi tantangan karena penurunan pertumbuhan ekonomi mikro di Indonesia dan itu menyebabkan daya beli konsumen melemah, ditambah dengan meningkatnya persaingan di sektor pasar properti,” tambah Simon.
Saat ini kapitalisasi pasar LPCK sebesar Rp1,3 triliun atau setara dengan 88 juta dollar AS pada 28 September 2018.
“Hasil kuartal ketiga 2018 kurang memenuhi harapan kami, terutama karena pasar properti di Indonesia melemah selama periode tersebut. Namun melalui proyek Meikarta, Lippo Cikarang memiliki proyek yang berkesinambungan untuk pertumbuhan di masa depan,” kata Simon Subiyanto, Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk.
Dua menara Meikarta diserahterimakan
Disebutkan pula, saat ini, LPCK telah menyerahkan dua menara perumahan Meikarta CBD, Irvine dan Westwood, kepada pelanggan untuk total 863 unit apartemen dengan nilai Rp709 miliar.
Ini menunjukkan komitmen LPCK untuk menyerahkan unit apartemen tepat waktu.
Terletak di tengah-tengah koridor timur, LPCK dikelilingi oleh beberapa kota industri berita seperti Deltamas, Jababeka, MM2100, dll, seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Setiap tahunnya, dari kawasan industri sekitar, di antaranya mampu memproduksi 10 jutaan sepeda motor dan jutaan mobil, belum lagi produk-produk industri ratusan pabrik lainnya.
Kawasan industri ini memiliki tenaga kerja puluhan ribu orang, termasuk para ekspatriat (tenaga ahli asing). Mereka inilah yang terus berburu hunian terjangkau, berfasilitas lengkap persembahan LPCK.
Infrastruktur terlengkap Asia Tenggara
Penting untuk dicatat, Lippo Cikarang juga akan dikelilingi oleh proyek-proyek nasional yang diprakarsai oleh Pemerintah Pusat di koridor timur ini, antara lain:
1. LRT (Light Rapid Transit) Cawang – Bekasi Timur dengan pengerjaan mencapai 47 persen dan estimasi penyelesaian pada pertengahan tahun 2019.
2. Jakarta – Bandung High-Speed Railway ditargetkan beroperasi pada Maret 2021.
3. Jalan Tol Jakarta – Jalan Tol Cikampek Elevated II penyelesaiannya mencapai 49 persen dan diperkirakan selesai pada pertengahan tahun 2019.
LPCK telah menunjukkan reputasinya sebagai pengembang properti daerah perkotaan dengan fasilitas berstandar internasional, dengan luas sekitar 3.250 hektar di mana industri menjadi basis ekonominya.
LPCK telah berhasil membangun lebih dari 17.192 rumah, dengan populasi saat ini 51.250 penduduk. Di kawasan industri Lippo Cikarang, terdapat sekitar 500.500 orang bekerja setiap hari di 1.200 pabrik manufaktur.
Terbesar di Indonesia
LPCK merupakan anak perusahaan dari PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR).
Sedangkan LPKR kini menjadi perusahaan properti terbesar di Indonesia yang terdiri dari total aset dan pendapatan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
LPKR didukung oleh pendapatan berulang yang solid dan didukung oleh bank lahan yang terdiversifikasi. Bisnis LPKR terdiri dari Residential/Township, Mal Ritel, Rumah Sakit, Perhotelan, dan Manajemen Aset.
Sementara itu, LPCK terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp985 miliar atau setara dengan US$ 65 juta pada 26 Oktober 2018. (B-KC/BS/jr)