BENDERRAnews.com, 18/2/21 (Manila): Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte, mengungkapkan rasa kehilangan dan duka yang luar biasa ketika mengetahui sahabat karibnya yang sudah diakui sebagai ‘saudara sedarah’ (blood brothers), Sinyo Harry Sarundajang, Dubes RI untuk Republik Filipina-Republik Palauw-Kepulauan Marshall, telah meninggal.
“It is with great sadness and grief that I learned passing of yourbeloved husband His Excellency Ambassador Dr Sinyo Harry Sarundajang,” begitu Duterte mengawali surat dukacitanya kepada Madame Deetje Adeline Kaoh Tambuwun, isteri Sinyo Sarundajang, per tanggal 13 Februari 2021.
Sinyo, mantan Irjen Depdagri dan pernah menjabat gubernur di tiga provinsi (Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Utara) serta dua kali walikota (Bitung, Manado), kembali ke Sang Khalik, sekitar pukul 00.31 WIB, Sabtu (13/2/21) setelah dirawat karena sakit kelenjar getah bening di RS MRCC Siloam, Semanggi, Jakarta, dalam usia 76 tahun dan 26 hari.
“Bapak Sinyo adalah sahabat dan saudara bagi banyak orang termasuk saya sendiri. Hidupnya sangat menginspirasi. Dengan kekuatan karakter dan prinsipnya, dia mengatasi banyak tantangan untuk menjadi pemimpin dan individu yang memiliki pengaruh besar di Indonesia,” tutur Presiden Duterte, yang telah menjalin persahabatan dengan Dubes Sinyo, sejak awal 1990-an.
Ketika itu, Duterte selaku City Mayor Davao City, Sinyo Walikota Bitung membangun ‘sister city’ Davao-Bitung, yang menjadi inspirasi bagi terbangunnya Brunai Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA).
Miliki kelas tersendiri
Karena itu, Presiden Duterte menyatakan, Sinyo merupakan seorang visioner yang melihat pentingnya kerjasama besar dalam bingkai BIMP-EAGA, demi mencapai perdamaian dan pembangunan adil dan berkelanjutan.
“Kemudian, dia menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama dengan pemerintah daerah lainnya, termasuk saya, bekerja diluar masalah resmi dan dalam hal-hal yang memperkuat solidaritas dan persaudaraan bagi semua pihak dan mengharapkan yang terbaik untuk masyarakat,” ungkap Duterte yang pernah datang berkunjung ke rumah pribadi keluarga Sinyo di Kawangkoan (Kota ‘Kacang dan Biapong’), Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), sekitar 45 km selatan Manado, untuk merayakan HUT Jotje Joost Sarundajang, ayahanda Sinyo.
Presiden Duterte memang memiliki banyak kesan selama menjalin persahabatannya yang sejati dengan Dubes Sinyo.
“Sebagai Duta Besar untuk Filipina, Bapak Sinyo berada di kelasnya tersendiri. Disambut dengan hangat di Istana Kepresidenan Malacanang. Bapak menghadirkan banyak peluang baru terbuka dan mendekatkan Filipina dan Indonesia,” ujarnya.
Pria sejati bagi sesamanya
Duterte pun mengakui, kepergian Sinyo meninggalkan kekosongan yang tidak pernah bisa diisi. “Namun, ia akan hidup melalui warisan pengabdiannya,” katanya lagi.
Bagi Duterte, Sinyo merupakan pria sejati terhadap sesamanya dan saudara bagi semua.
Presiden Duterte lalu mengatakan kepada Madame Deetje, “terimalah simpati dan belasungkawa saya yang setulus-tulusnya, serta doa memohon kekuatan dan penghiburan bagi Anda dan anak-anak”.
“Semoga Bapak Sinyo beristirahat dalam kedamaian abadi, karena sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga kenangan yang ditinggalkan, agar tetap hidup di dalam hati kita. Very truly yours, Rodrigo Roa Duterte‘. Demikian ungkapan hati seorang sahabat sejati dan saudara sedarah, Presiden Rodrigo Duterte, buat yang disebutnya: “His Excellency Ambassador Dr Sinyo Harry Sarundajang”. (B-Jeffrey Rawis, berdasar kopi surat asli yang diberikan langsung keluarga Sarundajang Laoh Tambuwun — foto ilustrasi istimewa).