BENDERRAnews.com, 10/1/21 (Batam): Saat ini harga salah satu komoditas pangan, yakni cabai di Kota Batam benar-benar melambung tinggi. Warga kota pun mengeluh akibat situasi tersebut, dan memohon perhatian pemerintah setempat, sebab beberapa harga beberapa komoditi pangan lainnya juga bergerak naik.
Dilaporkan, harga cabai di ibukota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tersebut menembus angka Rp100 Ribu per kilogram.
Heri, 35 tahun, salah seorang warga yang sedang membeli cabai rawit di Pasar Fanindo, Batam, mengeluh, karena buman cuma komoditas ini yang harganya melonjak, tetapi juga beberapa lainnya, termasuk telur hingga bawang.
“Ya, harga sejumlah komoditas pangan di Kota Batam masih terus mengalami kenaikan di awal tahun 2021 ini,” tuturnya, akhir pekan lalu.
Dari pantauan di lapangan, sejumlah pasar tradisional di Kecamatan Batu Aji dan Sagulung, menunjukkan, harga cabai mencapai angka sama, yakni rata-rata Rp100 ribu per kilogram. Komoditas lain pun seperti telur hingga bawang, jiga sudah mulai mengalami lonjakan harga sejak memasuki momentum Natal dan pergantian tahun.
Pedagang mengeluh
Kenaikan harga pangan ini pun ikut dikeluhkan pedagang, apalagi pembeli di pasar-paxar tradisional sejak akhir tahun 2020 lalu. Mereka mengatakan, pada pergantian tahun menyebabkan pasokan berkurang, menyebabkan harga cabai khususnya melambung tinggi.
“Tapi sesungguhnya sudah mau tiga bulan begini kondisinya. Naiknya perlahan dan sekarang di posisi tertinggi. Cabai rawit dan cabai setan sudah diatas Rp100 ribu sekilo sekarang,” kata Heru, 27, pedagang cabai dan kebutuhan dapur lain di Pasar Fanindo, Batu Aji.
Selain cabai, kenaikan harga serupa juga terjadi pada sayur kol dan tomat. Sayur kol semula Rp6.000r perkilogram kini bertahan di angka Rp20 ribu. Dan tomat dari Rp10 ribu kini naik jadi Rp16 ribu per kilogram.
Umumnya, harga komoditas yang meroket ini merupakan eks Medan. “Cabai, tomat dan kol memang dari Medan pasokannya tapi sejak beberapa bulan belakangan ini pasokan berkurang dan puncaknya perayaan Natal kemarin sama sekali tak ada pasokan dari Medan,” katanya lagi.
Kenaikan harga ini, menurut Heru, disebabkan kapal sayur dari Medan, Sumut, tidak masuk sejak Natal dan Tahun Baru, sehingga barang pangan yang masuk hanya dari Padang, Sumbar. “Ini pasokan dari Medan tidak masuk, yang masuk hanya pasokan dari Padang. Kapal masuk terakhir tanggal 26 Desember. Nah yang jual ini sisa-sisa stok yang datang terakhir itu,” demikian Heru. (B-jeff/jr)