BENDERRAnews.com, 18/11/20 (Tel Aviv): Pihak Israel telah menandatangani kesepakatan resmi dengan raksasa farmasi Amerika Serikat, Pfizer senilai US$237 juta (Rp3,35 triliun) untuk sekitar delapan juta dosis bakal vaksin Covid-19. Ketika disetujui, perusahaan mulai memasoknya ke pelanggan asing.
Ynet di Tel Aviv melaporkan, Pfizer dapat menerima pembayaran di muka lebih dari US$35 juta (Rp494 miliar) pada awal minggu depan, meskipun perjanjian tersebut tidak termasuk komitmen untuk benar-benar memasok vaksin.
Sisa lebih US$200 juta (sekitar Rp2,82 triliun) akan dibayarkan setelah sekitar delapan juta jab dikirim. Tetapi jika peningkatan permintaan di AS atau ‘keadaan’ lainnya menghalangi Pfizer untuk memenuhi pesanan, Yerusalem mengharapkan pengembalian dana.
Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu memuji Kementerian Kesehatan Israel, Pfizer dan CEO-nya Albert Bourla secara pribadi atas kerja kerasnya yang tiada henti untuk mengunci kesepakatan.
“Hari yang luar biasa bagi negara Israel dan hari yang luar biasa dalam perjalanan menuju kemenangan kita atas virus corona,” ujarnya.
Netanyahu mengaku sedang dalam pembicaraan dengan negara lain dan para pemimpin dunia.
“Kami ingin memastikan bahwa kami akan menerima vaksin bersama dengan negara-negara terkemuka di seluruh dunia dan bahwa kami tidak akan didorong mundur,” ujarnya.
Mossad beraksi
Organisasi dinas rahasia Israel, Mossad, juga melakukan aksinya terkait Covid-19 (ini pun dilakukan Badan Intelijen Negara/BIN kita).
Dilaporkan, BIN telah memperoleh vaksin Covid-19 Tiongkok untuk “dipelajari”. Israel telah mengembangkan vaksinnya sendiri, yang sedang menjalani uji coba pada manusia.
Pada Senin (26/10/20) lalu, Channel 12 Israel melaporkan, Mossad membawa vaksin itu ke Israel dalam beberapa pekan terakhir. Belum jelas bagaimana tepatnya agen intelijen tersebut memperoleh vaksin.
Berbagai sumber pemerintah “secara tidak langsung” telah mengkonfirmasi laporan tersebut ke media lokal. Tujuan pengadaan dikatakan untuk mempelajari senyawa Tiongkok dan mengeksplorasi lebih lanjut opsi vaksinasi. Selain itu, seorang pejabat senior kementerian kesehatan membenarkan, negara tersebut sedang berusaha untuk membeli vaksin Covid-19 dari negara lain.
“Ada beberapa upaya diplomatik yang terjadi di balik layar. Kami mencoba semua yang kami bisa untuk memastikan warga Israel memiliki akses ke vaksin sesegera mungkin,” kata pejabat itu kepada Jerusalem Post.
Israel telah mengembangkan vaksin Covid-19 sendiri, namun proses pengujiannya masih dalam tahap awal. Pekan lalu, Institut Penelitian Biologi Israel di Ness Ziona mengumumkan nama vaksinnya, yang dijuluki “Brilife”. Demikian Suara Pembaruan. (B-SP/BS)