Hari ini, lima tahun yang lalu, saya bersyukur memperoleh kepercayaan mengemban tugas mengabdi untuk provinsi yang dikenal sebagai Bumi Nyiur Melambai ini.
Jabatan sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, walau singkat (enam bulan lamanya), namun kesan mendalam itu saya rasakan hingga saat ini.
Saya telah menjadi bagian dari Sulawesi Utara, bukan saja telah diberikan penghargaan oleh Gubernur Olly Dodokambey sebagai Warga Kehormatan Sulawesi Utara (2016), namun karena jiwa saya sudah menyatu dengan bumi dan air provinsi yang bak surga di belahan utara Indonesia ini, bumi nyiur melambai.
Apalagi, dengan gelar adat sebagai Tonaas Wangko Umbanua (gelar adat Minahasa) dan Punu Molantud (gelar adat dari Bolaang Mongondow) yang dianugerahkan kepada saya yang orang Indonesia kelahiran Jawa ini, menjadikan Sulawesi Utara bagi saya sekeluarga “kampung kedua”, setelah Jawa Timur tanah kelahiran Saya.
Sebagai sosok yang dibesarkan di lingkup komunitas nasionalis, pluralis (keluarga, sekolah, kampus, pergerakan mahasiswa), saya pun bangga dengan anugerah GPPMP Award, dari DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP), plus Penghargaan Tuama Leos Keter Wo Ngaasan oleh Minahasa Community.
***
Pandemi Covid 19, yang melanda dunia, termasuk Indonesia dan juga sampai di Sulawesi Utara, saya merasa sedih karena dunia pariwisata yang telah gencar dipromosikan dan berhasil mengangkat Sulawesi Utara sebagai ikon baru destinasi dunia, yang juga ditunjang dengan akses transportasi penerbangan (direct flight) dari dan ke Singapore, China, kini menghadapi masalah kelesuan.
Saat tageline pariwisata “Mari Jo Ka Manado” gencar dipromosikan, berbondong-bondong wisatawan datang ke Manado dan kemudian menyebar ke daerah-daerah lain menyusuri indahnya tepian surga di wilayah Sulawesi Utara ini.
Provinsi yang multi-etnis; multi-agama yang senantiasa hidup bersama serta berdampingan, bahu membahu bergotong royong untuk kemajuan negeri ini, sungguh mengesankan saya.
Persaudaraan dan kehidupan spiritual masyarakat Sulawesi Utara, sangat hebat, dibangun dengan semangat Torang Samua Basudara, Torang Samua Ciptaan Tuhan. Saya salut.
Rasanya tak ingin kaki ini meninggalkan Sulawesi Utara, dengan segala keragaman budaya, keramahan masyarakatnya, dan kenyamanan suasana di hampir setiap pojok negeri yang membuat saya jatuh cinta ini.
***
Kini , lima tahun sudah berlalu. Hari ini mengingatkan saya, hari pertama sekaligus memimpin Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Sulawesi Utara, 23 September 2015 di halaman Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, kawasan Jalan 17 Agustus di Kota Manado.
Sebuah penghormatan yang luar biasa pada hari peringatan HUT yang secara rutin dilaksanakan ini, senantiasa mengundang para mantan gubernur dan keluarganya.
Bukti nyata, masyarakat Sulawesi Utara yang nasionalis-religius ini, cinta dengan persaudaraan dan kebersamaan tanpa memandang suku dan agama.
Aktivitas kunjungan saya dari gereja ke gereja yang terjadwal padat sebagai Pj Gubernur, memberikan dimensi lain tentang kehidupan beragama yang baik dan menempa jiwa saya bagaimana menjadi orang Indonesia yang berkepribadian nasional Indonesia murni.
Terimakasih Sulawesi Utara, terimakasih kepada para tokoh agama; tokoh masyarakat; para pejabat pemerintah daerah dan para wakil rakyat, serta lebih khusus kepada Gubernur Sulawesi Utara, bapak Olly Dondokambey dan Ketua DPRD Sulawesi Utara bapak Andre Angouw yang telah mengirimkan undangan kepada saya sebagai mantan Pj Gubernur.
Namun demikian, saya mohon maaf karena situasi dan kondisi yang tIdak memungkinksn hadir secara pribadi, untuk bakudapa dengan para tokoh dan masyarakat Sulawesi Utara yang saya rindukan ini.
Ke depan, saya yakin, sejalan dengan kondisi Indonesia yang saya pastikan membaik, Sulawesi Utara juga semakin membaik, pariwisata akan pulih kembali, roda ekonomi berjalan lagi dengan kencang, dan kitapun akan bersua atas perkenanan Tuhan Yang Maha Esa.
Dirgahayu Provinsi Sulawesi Utara. Selamat berbahagia di usia yang ke 56, semoga semakin maju dan tetap mempesona.
Terkirim, salam kami sekeluarga. Sambada (Salam Manis Bakudapa) Sulawesi Utara. Semoga Tuhan Memberkati kita semua. (Soni Sumarsono) — (B-jr —foto ilustrasi istimewa)