BENDERRAnews.com, 21/3/20 (Washington): Seiring dengan perkembangan positif vaksin virus corona yang dilakukan Prancis dan Tiongkok, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan, obat antimalaria bisa digunakan untuk mengobati orang yang terinfeksi virus corona.
Trump mengklaim, penggunaan obat tersebut telah mendapat persetujuan dari dokter di AS. Tak hanya itu, ia juga mengatakan, dokter bisa membuatkan resep obat antimalaria untuk digunakan pada pasien Covid19, lupus, dan rheumatoid arhritis.
“Kami bisa membuatkan resep untuk obat itu (antimalaria) segera, dan di situlah hebatnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA),” klaim Trump di sela konferensi media, Kamis (19/3/20) waktu setempat.
Chlroquine dan hydroxychloroquine
Mengutip AFP, obat antimalaria yang dimaksud Trump merupakan Chlroquine dan hydroxychloroquine yang belum mendapat izin resmi untuk digunakan pada pasien yang terinfeksi virus corona di AS.
FDA mengatakan akan bekerja sama dengan produsen lokal untuk menambah produksi sembari mempelajari khasiatnya seperti yang diungkapkan Trump.
“Jika ada obat eksperimental yang kemungkinan tersedia, dokter bisa meminta obat itu untuk digunakan pada pasien. Kami memiliki kriteria untuk itu dan persetujuan yang sangat cepat,” ujar Komisaris FDA, Stephen Hahn menanggapi pernyataan Trump.
“Itu (obat antimalaria) adalah obat yang diperintahkan presiden untuk kita teliti lebih lanjut, apakah penggunaannya bisa diperluas untuk memberikan manfaat bagi pasien (Covid-19),” ujarnya menambahkan.
Chlroroquine dan hydroxychloroquine merupakan kandungan yang digunakan untuk mengobati malaria selama bertahun-tahun.
Peneliti sejauh ini masih melakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah obat malaria seperti yang dimaksud Trump aman untuk digunakan oleh pasien pengidap Covid-19
Tawarkan jutaan dosis
Sementara itu, produsen obat asal Prancis, Sanofi pada Rabu lalu mengatakan pihaknya menawarkan jutaan dosis hidroksichloroquine di bawah merek Plaquenil kepada pemerintah Prancis. Tawaran tersebut dilakukan setelah studi yang disebut memberikan perkembangan positif untuk obat mengobati pasien yang terinfeksi virus corona oleh ilmuwan Didier Raoult di IHU Meditrranee Infection di Marseille.
Dalam risetnya, Raoult mengatakan telah menggunakan Plaquenil kepada 24 pasien selama enam hari. Hasilnya diketahui virus tersebut berkurang terhadap sekitar 18 pasien.
Hanya saja, penelitian ini perlu dilakukan peninjauan lebih lanjut sebelum dipublikasikan. Raoult juga mendapat kecaman dari sejumlah ilmuwan dan pejabat Prancis karena dianggap berpotensi memberikan harapan palsu bagi penderita Covid-19.
“Saya hanya melakukan tugas saya (sebagai peneliti). Saya senang jika sekarang ada delapan hingga sembilan negara yang merekomendasikan pengobatan qloroquine kepada pasien pengidap virus corona,” ujar Didier Raoult, seperti dilansir CNN Indonesia dari AFP. (B-CNN/AFP/jr)