BENDERRAnews, 2/1/20 (Jakarta): Seyogianya, musibah banjir yang melanda Jakarta pada awal 2020 ini harus dijadikan momentum bagi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk mengatasinya. Terlebih, jumlah korban tewas akibat banjir di Jabodetabek sejauh ini masih bertambah hingga mencapai 26 orang, sembilan di antaranya berasal dari Jakarta.
Anggota Komisi D DPRD DKI, Pantas Nainggolan menyebut, sudah sepatutnya gubernur menjadikan peristiwa banjir besar kali ini sebagai trigger atau pemicu untuk mengatasinya. Setidaknya mencegah potensi banjir yang terjadi di luar prediksi pada musim penghujan ini.
“Tugas gubernur sebagai pemimpin itu melakukan pencegahan. Banjir ini bukan sekali atau dua kali terjadi di Jakarta. Sudah menjadi ‘penyakit’ menahun yang seharusnya bisa diatasi,” kata Pantas, sebagsimana dilansir Suara Pembaruan, di Jakarta, Kamis (2/1/19).
Politisi PDI-P itu meyakini, selama kepemimpinan Anies, program pengendalian banjir tidak dirasakan masyarakat. Padahal permasalahan banjir sudah terpetakan dan tinggal dieksekusi saja. Karenanya, dia tidak menyalahkan jika ada opini yang menyebut terjadinya pembiaran.
Prioritas pelebaran sungai
Pantas menyebut, program pengentasan banjir bisa dimulai dari cara yang paling sederhana yakni, perbaikan drainase atau membangun wilayah resapan. Bila perlu gubernur memprioritaskan pelebaran 13 aliran sungai di DKI yang semakin mengecil.
“Kami tidak lagi peduli gubernur mau pakai istilah apa, naturalisasi atau apapun yang penting masyarakat merasakan,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Gubernur Anies menyatakan, mengatasi banjir di Jakarta tidak cukup hanya mengandalkan normalisasi, karena harus ditata dari hulu ke hilir. Dia menilai, selama di wilayah hulu belum tersedia waduk yang mencukupi serta kolam-kolam retensi, sehingga banjir akan senantiasa menghantui ibukota.
“Yang terkena banjir itu di berbagai wilayah. Jadi ini bukan sekadar soal yang belum kena normalisasi saja, nyatanya yang sudah ada normalisasi juga terkena banjir,” kata Anies.
Sekarang ini, lanjut gubernur, pihaknya memprioritaskan keselamatan warga terdampak banjir mengingat sedikitnya
Sebanyak 31.323 warga yang berasal dari 158 kelurahan harus mengungsi.
“Fokus kami adalah memastikan keselamatan warga, memastikan bahwa pelayanan terjamin. Dan bagi semua warga yang terdampak, kami akan bantu semaksimal mungkin,” katanya.
Sementara Pantas menyebut, keselamatan warga memang harus diprioritaskan oleh gubernur. Namun, gubernur juga harus melakukan tindakan-tindakan operasional yang tak kalah penting untuk menekan potensi banjir. Terlebih puncak hujan diprediksi terjadi hingga Maret.
“Untuk sekarang memang keselamatan dulu, tetapi gubernur juga harus mampu untuk mengatasi pencegahan (banjir) di wilayahnya seperti apa, agar peristiwa banjir ini tidak selalu terulang,” tekan Pantas Nainggolan. (B-SP/BS/jr)