BENDERRAnews, 3/11/19 (Jakarta): Ternyata, sebanyak 86,5 persen masyarakat setuju dengan Pancasila dan UUD kita sekarang merupakan yang terbaik bagi kehidupan kita sebagai bangsa Indonesia,”
Tegasnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) menemukan mayoritas masyarakat muslim Indonesia sepakat, Pancasila dan UUD 1945 merupakan yang terbaik. Hal ini berdasarkan hasil survei LSI yang diselenggarakan pada 8-17 September 2019.
Survei ini dilakukan dengan metode random (multistage random sampling) terhadap 1550 responden. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Margin of error dari survei kurang lebih 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
“Sebanyak 86,5 persen responden setuju dengan Pancasila dan UUD kita sekarang adalah yang terbaik bagi kehidupan kita sebagai bangsa Indonesia,” ujar Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan dalam acara rilis hasil survei LSI bertajuk “Tantangan Intoleransi dan Kebebasan Sipil serta Modal Kerja pada Periode Kedua Pemerintahan Jokowi”, di Erian Hotel, Jalan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (3/11/19).
Dalam acara ini, hadir juga sebagai narasumber Sosiolog Universitas Indonesia Tamrin Amal Tamagola dan Deputi V Kantor Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani.
Tren penguatan keyakinan kepada Pancasila
Dari hasil survei LSI tersebut, kata Djayadi, juga menunjukkan bahwa hanya 4 persen masyarakat muslim Indonesia yang setuju bahwa Pancasila dan UUD 1945 bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Kelompok muslim 4 persen ini menginginkan agar bangsa Indonesia kembali kepada syariat Islam seutuhnya.
“Kemudian 1,8 persen masyarakat muslim menilai Pancasila dan UUD kurang cocok untuk bangsa Indonesia sehingga perlu diganti dengan paham atau ajaran lain yang lebih cocok. Selebihnya, responden tidak tahu atau tidak menjawab,” ungkap Djayadi.
Lebih lanjut, Djayadi mengatakan tren penguatan keyakinan bahwa Pancasila dan UUD 1946 adalah landasan berbangsa dan bernegara yang paling baik. Penguatan ini terlihat dari angka keyakinan akan Pancasila dan UUD 1945 dari Tahun 2016 di angka 82,3 persen, Tahun 2017 di angka 84,3 persen, Tahun 2018 di angka 83,2 persen dan Tahun 2019 di angka 86,5 persen.
“Sementara tren masyarakat muslim Indonesia yang menilai Pancasila dan UUD 1845 bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam dan yang menginginkan keduanya diganti dengan syariat Islam atau paham lain cenderung stagnan dan tidak mengalami perubahan,” jelas Djayadi Hanan, seperti dilansir BeritaSatu.com. (B-BS/jr)