BENDERRAnews, 3/5/19 (Jakarta: Generasi ketiga Riady kini tampil di tampuk pucuk pimpinan Lippo Group, meneruskan rintisan sang founder, Mochtar Riady sang kakek yang juga berjuluk ‘Manusia Ide’, dan ayahnya, James Riady, pebisnis gesit penuh improvisasi.
Sebagai pemegang tongkat estafet generasi ketiga Lippo Group, CEO PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), John Riyadi menekankan bagaimana sebuah perusahaan harus dikelola berdasarkan tujuan atau visi sosial.
Sebab, menurut John, generasi pekerja saat ini menuntut perusahaan harus memiliki visi sosial atau hal baik yang mereka yakini. Hingga pada level ini, John sangat mirip dengan sang kakek dan ayah tercinta.
Tapi, John memang memiliki banyak pengalaman baru, sebagai sosok yang hadir di era milenial. “Milenial menuntut perusahaan harus memiliki visi sosial, itu hal baik dan harus ditingkatkan,” ujarnya di “Menara Kompas”, Jakarta, Jumat (29/3/19) lalu.
Milenial, looking for a movement
John yang digadang-gadang sebagai putra mahkota Lippo Group ini mengatakan, ketika milenial memutuskan untuk bekerja, dia bukan mencari profesi atau pekerjaan tertentu. “Tapi bekerja untuk sebuah gerakan yang memiliki nilai-nilai sesuai dengan apa yang dia yakini,” ungkapnya.
Jadi, demikian John, “mereka bukan mencari pekerjaan. Tetapi memutuskan untuk bekerja di suatu gerakan, they’re looking for a movement, not a company.
John juga menceritakan perubahan yang dia rasakan ketika berkecimpung di dunia digital. Juga ketika saat ini memimpin sebuah perusahaan yang fokus pada bisnis properti.
Dikatakannya juga, tidak semua milenial memiliki pola pikir yang cukup terbuka. “Saya selama tiga sampai empat tahun banyak berkecimpung di dunia teknologi, investasi di OVO, menggandeng Grab, Sociolla, Ruang Guru, dan rata-rata usia karyawan mereka 27 tahun. Tapi juga saya lihat dari mereka yang muda dan milenial banyak yang terbuka, embracing the change, tapi banyak juga yang skeptis terhadap perubahan,” ujar John, seperti dilansir Kompas.com.
Justru, ketika dirinya memimpin LPKR yang sebagian besar pegawainya sudah lebih tua dan berumur, John bisa melihat bagaimana orang-orang yang dia pimpin bisa memiliki pikiran terbuka terhadap perubahan.
“Setiap manusia ada kemampuan untuk berubah, dan pemimpin perusahaan wajib menggandeng bersama-sama untuk berubah,” demikian John Riady. (B-KC/jr)