BENDERRAnews, 6/4/19 (Palangka Raya): Sudah terbukti, pola hidup sehat amatlah penting untuk menjaga tubuh dari serangan berbagai macam penyakit yang timbul, salah satunya, stroke.
Diketahui, stroke dapat timbul karena pola hidup yang kurang terjaga seperti kurangnya berolahraga secara rutin, dan akibat dari pola makan yang tidak sehat, serta kurangnya asupan gizi.
Terkait itulah, Siloam Hospitals Palangka Raya (SHPR) menggelar acara talk show bertajuk seputar gejala, penyebab, dan pencegahan stroke, dengan nara sumber dokter Marthin Tori, Sp.S, Jumat (5/4/19) kemarin.
Dalam rilis Tim Media Siloam Hospitals Group, pada kesempatan itu, Direktur Siloam Hospitals Palangka Raya, dokter Nicolaas Frits Turangan, MM, mengatakan pentingnya pelayanan kesehatan yang berkualitas, guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang bertujuan untuk memajukan kesehatan masyarakat setempat, dimana pihaknya bermitra dan bekerja sama erat dengan pemerintah daerah serta dinas kesehatan untuk mewujudkannya.
Pasien 75 tahun ke atas
Definisi dari stroke menurut WHO, ialah, kumpulan gejala yang muncul secara mendadak, karena gangguan fungsi otak, dimana penyebabnya berasal dari pembuluh darah serta berlangsung lebih dari 24 jam.
Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis dokter menurut karakteristik di tahun 2018 banyak dialami oleh pasien usia lanjut (75 tahun+). Yaitu di angka 50,2 persen dengan 11,0 persen untuk gender laki-laki dan 12,6 petsrn di wilayah perkotaan.
Stroke merupakan penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di dunia di tahun 2015 dengan peringkat dua setelah penyakit jantung. Dan jadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia tahun 2014 sebesar 21,1 petsrn (sumber: SRS 2014 Balitbangkes Kemenkes RI).
Jenis stroke terbagi dua. Yaitu stroke iskemik (stroke sumbatan). Ini merupakan stroke yang sering terjadi karena pembekuan darah menuju otak. Dan kedua, stroke hemoragik (stroke berdarah). Ini karena pecahnya pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan yang sering terjadi karena hipertensi.
Hilangnya keseimbangan
Dalam sesi tanya jawab, seorang pengunjung menanyakan, apakah penyakit vertigo dan stroke sama.
“Secara umum vertigo terbagi dua jenis, namun yang bisa berpotensi menyebabkan stroke adalah gangguan syaraf di sentral otak”, jelas dokter Marthin Tori.
Ini terjadi, karena menghambat jalannya aliran yang menuju ke otak. “Gejalanya ialah hilangnya keseimbangan,” dokter menambahkan.
Beberapa bentuk penanganan stroke di SHPR, berupa, obat proteksi fungsi otak, vitamin saraf, fisioterapi, dan penanganan serangan akut stroke sumbatan dengan menggunakan pengencer darah (trombolisis).
SHPR juga memiliki tim kegawatan medis yang memberikan respon cepat penanganan pasien sejak datang. Atau sejak ada panggilan ambulance yang siap selama 24 jam dengan menghubungi 1500911. (B-r/jr/jr)