BENDERRAnews, 10/11/18 (Jakarta): Kalangan akademik diimbau untuk menjaga lingkungan masjid kampus dari penyebaran paham radikal. Demikian penegasan Wakil Presiden, M Jusuf Kalla melalui pengurus Asosiasi Masjid Kampus Indonesia.
“Harapannya, Islam Indonesia itu moderat, wasathiyah, jangan pula masjid kampus dimasuki paham-paham yang radikal. Kalau fanatik silakan, tapi itu berbeda antara fanatik dan radikal,” kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) saat menghadiri acara Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) di Kemenristekdikti Jakarta, Sabtu (10/11/18).
Dilansir Kantor Berita ANTARA, Wapres menambahkan, mahasiswa atau tenaga pendidik di lingkungan kampus boleh saja bersikap fanatik, selama paham yang dianut tidak berbelok menjadi radikal dan menyebar di kampus.
“Fanatik itu ya ‘saya ingin beribadah, saya ingin menjalankan syariah begini’. Tapi kalau radikal, dia keluar daripada garis wasathiyah, keluar dari garis tengah, dan malah kadang-kadang lebih merusak apabila kita radikal,” jelas JK yang juga ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini.
Saling mengingatkan dan waspada
Oleh karena itu, Wapres mengingatkan agar pengurus masjid kampus saling mengingatkan dan waspada apabila ditemukan bibit radikal di lingkungan kampus, karena hal itu tidak sejalan dengan Islam moderat di Indonesia.
“Mau berjenggot silakan, mau (bercelana) pendek kakinya silakan, tidak ada soal, selama pahamnya tidak radikal untuk kepentingan yang salah. Jadi itu harus dijaga juga, sehingga tidak menimbulkan masalah-masalah,” demikian JK. (B-ANT/BS/jr)