BENDERRAnews, 24/6/18 (Jakarta): Tudingan Prabowo Subianto terkait nilai LRT Palembang kemahalan ternyata tidak sesuai fakta. Sebab, pihak Kementerian Perhubungan kemudian merilis data terkait perbandingan nilai pembangunan LRT di Palembang dengan LRT di dua negara tetangga, seperti Filipina dan Malaysia.
Ternyata, tudingan Prabowo itu ‘jauh pangang dari api’, alias sangat jauh dari kenyataan, karenanya tertepis dengan sendirinya oleh data tersebut.
Data pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ini memang dirilis guna menepis anggapan mark-up yang dituduhkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto terkait pembangunan light rail transit (LRT) Palembang.
Berdasarkan data yang dirilis Kemenhub, nilai investasi LRT Palembang lebih murah jika dibandingkan dengan LRT di Manila Line 1 di Filipina dan LRT Kelana Jaya Line di Malaysia.
Disebutkan, total capex atau belanja modal yang dikeluarkan untuk membangun LRT Kelana Jaya Line adalah sekitar 63 juta dollar AS per kilometer atau sekitar Rp817 miliar per kilometer (kurs Rp13.000).
Nilai tersebut digelontorkan guna membangun jalur sepanjang 34,7 kilometer, 25 unit stasiun, dan 120 unit kereta.
Kemudian, nilai investasi lebih besar digunakan untuk membangun LRT Manilla Line 1, yakni 77 juta dollar AS per kilometer atau setara dengan Rp1,004 triliun per kilometer. Biaya tersebut digunakan untuk membangun jalur kereta sepanjang 23 kilometer, 14 unit stasiun, dan 108 unit kereta.
Ini LRT Palembang
Lantas, bagaimana dengan LRT Palembang? Data Kemenhub menunjukkan, nilai investasi untuk LRT Palembang ialah 37 juta dollar AS per kilometer atau senilai dengan Rp484 miliar per kilometer.
Nilai investasi tersebut digunakan untuk membangun jalur kereta sepanjang 23,4 kilometer, 13 unit stasiun, dan 24 unit kereta.
“Terkait niali kontrak pembangunan LRT di Indonesia khususnya LRT Palembang yang dinilai relatif besar, dijelaskan bahwa nilai kontrak tersebut bukan merupakan nilai mutlak, tetapi pembayarannya dilakukan berdasarkan realisasi atas pengeluaran kontraktor yang telah diaudit BPKP,” tulis Kemenhub dalam data sebagaimana dilansir Kompas.com, Minggu (24/6/18).
Sebelumnya, Prabowo Subianto menyebut biaya pembangunan LRT delapan juta dollar Amerika Serikat (AS) per kilometer. Namun di Indonesia, melebihi jumlah itu.
Dia mencontohkan, pembangunan LRT Palembang, Sumatera Selatan yang memiliki panjang 24 kilometer. Dana yang dihabiskan untuk proyek tersebut Rp12,5 triliun. Itu artinya, dana yang dihabiskan untuk membangun LRT Palembang setiap kilometernya mencapai 40 juta dollar.
“Jadi pikirkan saja berapa mark up yang dilakukan pemerintah untuk 1 kilometernya. Jika 8 juta dollar itu saja bisa mendapatkan untung, apalagi 40 juta dollar? Karena saya mengerti hal ini banyak yang membenci saya,” kata Prabowo dalam sambutannya saat menghadiri halal bihalal bersama warga serta ulama di Grand Rajawali Ballroom Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (21/6/18).
Ups, siapa yang memberi, atau dari mana Prabowo dapat datanya? (B-KC/jr)