BENDERRAnews, 11/6/18 (Jakarta): Gerak politik praktis memang cair. Tetapi, jangan terlalu jauh bermimpi, dua tokoh yang punya pandangan hidup berbeda seperti Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto akan bertemu dalam waktu dekat, apalagi dikaitkan dengan Pilpres 2019 mendatang.
Informasi terkini, Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat (PD), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto tidak akan bertemu dalam waktu dekat. Apalagi, jika pertemuan itu membahas mengenai Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019.
Ini ditegaskan Sekretaris Jenderal PD Hinca IP Pandjaitan, Minggu (10/6).
Hinca menambahkan, partainya kini berkonsentrasi menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018.
“Sampai nanti Lebaran, kami fokus ke pilkada. Apakah ada pertemuan politik (dengan Prabowo) soal pilpres? Tidak. Kami masih bicara soal pilkada,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Pilkada Serentak digelar di 171 daerah pada 27 Juni 2018. “Saya akan turun urus Sumut (Sumatera Utara) dan Riau. Pak SBY tanggal 17-18 Juni ada di Jawa Timur, tanggal 20 Juni di Kalimantan Timur, tanggal 21 Juni di Riau. Tanggal 22-23 di Jawa Barat,” tambahnya.
Hampir pasti, tidak!!!
Disinggung kemungkinan SBY dan Prabowo justru bertemu ketika hari raya Idulfitri, menurut Hinca, semua pihak dapat menjalin silaturahmi dalam momentum Lebaran.
“Bisa saja bertemu (SBY dan Prabowo), mungkin silaturahmi karena Lebaran forum untuk siapa saja saling bertemu. Tetapi hampir pasti tidak (bertemu), kami punya jadwal padat,” ujarnya.
Hinca juga enggan memastikan jika pertemuan terjadi setelah Pilkada.
Ia mengungkapkan, komunikasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sedang berjalan. “Komunikasi itu tidak mudah. Masih lancar komunikasi antara Pak SBY dengan Pak Jokowi, sekalipun kami tidak berada di pemerintahan,” ungkanya.
Ia berharap fokus pemberitaan di media tak melulu berkaitan Pilpres. “Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono, Red) kan sudah katakan, pemberitaan mesti lebih banyak ke persoalan rakyat daripada Pilpres,” katanya.
Sebelumnya, AHY yang merupakan komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) PD menuturkan, porsi pemberitaan tentang Pilpres 2019 jauh lebih besar daripada permasalahan aktual yang dihadapi rakyat.
“Fokus pemberitaan tentang Capres dan Cawapres ini sangat menyita perhatian publik dari berbagai kalangan, mulai dari obrolan di warung-warung kopi, pengajian, arisan, sampai dengan di kampus-kampus,” tuturnya.
Hal itu disampaikan AHY saat memberikan orasi bertajuk “Dengarkan Suara Rakyat” di Jakarta, Sabtu (9/6/18). “Bahkan, dalam jamuan-jamuan internasional tak jarang duta besar negara sahabat bertanya sambil berbisik,’Pak Agus, who is the strongest VP (vice president) candidate for 2019? And, who will Democrat support for president?’ Siapa cawapres terkuat untuk Pilpres 2019? Dan siapa calon Presiden yang akan didukung oleh Partai Demokrat?” ujar AHY.
Disebutnya, Pilpres 2019 tentu sangat penting. Sebab, menentukan masa depan bangsa lima tahun mendatang. Namun, lanjutnya, kesuksesan penyelenggaraan Pilpres 2019 sangat ditentukan oleh stabilitas politik, sosial, keamanan, dan ekonomi terkini.
“Itulah mengapa, paling tidak sampai dengan hari ini Partai Demokrat belum menentukan dengan siapa akan bekerja sama, atau berkoalisi,” ujarnya.
Dijelaskan, PD memahami ada hal yang lebih mendesak, dari sekadar lobi-lobi politik untuk bagi-bagi kekuasaan. “Pada saatnya, Partai Demokrat akan menentukan koalisi dengan kelompok yang memiliki kesamaan visi dan misi. Yang mengutamakan rasa aman, keadilan, dan hak hidup rakyat,” jelasnya.
Ditambahkan, ia selalu berkomitmen untuk bersama-sama masyarakat. “Bagi saya, berada di tengah-tengah rakyat adalah kemewahan yang sesungguhnya, di mana muka ketemu muka, hati ketemu hati, gagasan ketemu gagasan. Berdialog dan mendengarkan keluhan mereka secara langsung, tidaklah tergantikan. Betapa pun majunya teknologi informasi dan komunikasi yang kita miliki sekarang,” imbuhnya.
Enggan bicara politik
Sementara itu, SBY juga enggan berbicara persoalan politik. Menurutnya, partainya kini fokus membantu masyarakat yang kesulitan terlebih dahulu. “Saya tidak mau bicara politik dulu. Bantu rakyat dulu, nanti pada saatnya (bicara politik),” kata SBY.
Untuk diketahui, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Bulan Bintang (PBB) sedang menggodok koalisi keumatan. PD diharapkan dapat bergabung dalam koalisi tersebut.
SBY bergeming. “Janganlah (bahas koalisi),” ujar SBY, seperti diberitakan Suara Pembaruan dan dilansir ‘BeritaSatu.com’. (B-SP/BS/jr)