BENDERRAnews, 13/5/18 (Surabaya): Teror bom kembali melanda Indonesia. Kali ini terjadi di Surabaya, ibukota Provinsi Jawa Timur.
Info ter-update dari pihak Kepolisian Daerah Jawa Timur, hingga pukul 12.27 WIB, menyatakan, terdapatn sembila korban meninggal dan 40 korban menderita luka akibat ledakan bom di tiga gereja di hari kebaktian dan misa di Surabaya, Minggu (13/5/18).
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, menyatakan, dari sembilan korban meninggal, empat korban meninggal akibat ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, dua korban meninggal di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan dua korban meninggal di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno, Surabaya.
Satu korban meninggal masih diidentifikasi dan belum diketahui merupakan korban ledakan bom dari gereja yang mana.
Korban luka dirawat di sejumlah rumah sakit di Surabaya, di antaranya di RSUD Dr Soetomo.
Pandangan saksi
Salah seorang saksi yang merupakan petugas keamanan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Raya Arjuno, Erens A Ratupa, mengatakan, sebuah mobil masuk halaman gereja sebelum terjadi peristiwa ledakan.
“Saya berjaga bagian belakang dan tiba-tiba ada ledakan dari halaman. Informasinya mobil masuk ke halaman dan meledak,” ujarnya ketika ditemui di lokasi kejadian, Minggu (13/5/18).
Ia melihat suara yang keras dan asap di bagian depan. Kemudian jemaat yang sedang melaksanakan peribadatan di dalam gereja berlari ke luar melalui pintu belakang.
“Peristiwanya cepat dan jemaat keluar menyelamatkan diri masing-masing. Mereka panik dan semburat. Ada korban luka segera dibawa ke poliklinik,” ungkapnya.
Ia menduga, beberapa orang yang menjadi korban merupakan petugas keamanan bagian depan dan jemaat yang bertugas membagikan warta untuk jemaat saat selesai peribadatan.
Peristiwa meledaknya bom terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Raya Arjuno, Minggu pagi, menyusul dua peristiwa serupa lainnya dalam waktu yang hampir berdekatan, yakni di gereja kawasan Jalan Ngagel Madya dan Jalan Diponegoro. Demikian ANTARA memberitakan, seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
PD mengutuk
Terkait teror bom tersebut, pihak Partai Demokrat (PD) mengecam dan mengutuk aksi teror bom tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Jajaran aparat penegak hukum diminta mengusut tuntas teror tersebut.
“Kami mengecam dan mengutuk keras pelaku bom di kota Surabaya yang terjadi pada beberapa tempat ibadah di sana. Penegak hukum harus segera turun tangan, tangkap dan seret ke meja hijau pelakunya,” tegas Wasekjen PD Didi Irawadi Syamsuddin, Minggu (13/5/18).
Seperti diberitakan, teror bom terjadi di tiga gereja yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB), GKI Diponegoro dan GPPS Sawahan Arjuna. Dari informasi, terdapat sembilan orang meninggal dan puluhan mengalami luka-luka dalam insiden itu.
“Tindakan biadab ini telah memakan korban rakyat tidak berdosa, bahkan anak-anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Apa salah mereka kenapa harus jadi korban pembunuhan biadab ini?” tukas Didi.
Dia mengajak segenap masyarakat tak takut serta melawan setiap aksi terorisme. “Kami tidak akan pernah takut pada teroris dan tindakan biadab ini,” ucapnya.
Disebutnya, Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) serta segenap instansi terkait lebih bekerja keras mencegah potensi terjadinya teror bom. “Negara senantiasa harus menjamin keamanan dan kedamaian warganya. Sekali lagi kami mengutuk keras para pelaku bom biadab tersebut,” tandasnya sebagaimana diberitakan Suara Pembaruan.
Banda Aceh dilaporkan, Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh mengecam keras pengeboman tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/18) yakni di gereja Jalan Arjuno, gereja GKI di Jalan Diponegoro dan Gereja Katolik Santa Maria.
“Saya berduka, saya sedih, saya kecewa. Tiga hal ini yang ada di dalam diri saya hari ini,” kata Surya Paloh ketika dikonfirmasi di Banda Aceh, Minggu (13/5/18).
Ditambahkannya, rentetan kejadian teror belakangan terjadi di Indonesia berlangsung saat rakyat Indonesia sedang bergulat dengan sejumlah permasalahan yang ada. Kondisi ini sangat disesalkan, karena untuk keluar dari permasalahan yang ada dibutuhkan stabilitas keamanan.
“Kita sedang bergulat dengan sejumlah permasalahan bangsa, dengan tantangan yang luar biasa. Agar kita mampu mengejar ketertinggalan sebagai suatu bangsa. Maka salah satu syarat yang dibutuhkan adalah stabilitas. Itu merupakan modal utama bagi kita,” ujarnya, sebagaimana dilansir ‘Suara Pembaruan’.
Sementara itu di Jakarta, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam, bahkan mengutuk aksi peledak bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/18).
“NU mengutuk keras tindakan itu. Penggunaan kekerasaan dalam kawasan damai, bukan perang, adalah kejahatan, dan apa pun alasannya tidak dapat dibenarkan,” kata Ketua PBNU, Robikin Emhas di Jakarta, Minggu (13/5/18).
Robikin menyatakan NU turut belasungkawa kepada para korban dan keluarganya dan mendoakan mereka diberi kekuatan dan ketabahan.
Ia mengatakan segala bentuk teror dimaksudkan menebar rasa takut di masyarakat yang selanjutnya dikelola untuk kepentingan sepihak pembuat teror.
Namun, ia yakin aksi terorisme tidak akan membuat gentar rakyat Indonesia yang memiliki sejarah perjuangan yang panjang dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
“Saya percaya jiwa patriotik bangsa Indonesia tidak pernah padam. Perlawanan terhadap kolonialisme dengan bambu runcing di era prakemerdekaan adalah bukti tak terbantahkan. Apalagi sekadar teror bom oleh mereka yang berjiwa hipokrit,” katanya.
Ia mengajak segenap pihak untuk memberi dukungan kepada Polri secara profesioanal dan berintegritas mengungkap tuntas pelaku dan motif peledakan bom tersebut.
Muhammadiyah bereaksi
Dari Surabaya dilaporkan juga, Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kota Surabaya langsung bereaksi dengan mengecam tindakan pengeboman yang diduga dilakukan teroris di tiga gereja di Kota Surabaya, Minggu (13/5/18).
“Kami Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya meminta aparat keamanan untuk mengusut tuntas pelaku pengeboman,” kata Ketua PD Muhammadiyah Surabaya Mahsun Jayadi di Surabaya, Minggu (13/5/18).
Adapun tiga gereja tersebut ialah Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Ngagel, GKI Diponegoro dan GPPS Sawahan Arjuna.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya mengutuk keras tindakan pengeboman di Kota Surabaya yang selama ini terkenal aman dan damai. “Kami meminta seluruh warga Surabaya untuk waspada dengan menjaga kota ini,” ujarnya.
Atas peristiwa ini, kata dia, PD Muhammadiyah Surabaya menyiapkan anggota kokam untuk membantu penanganan korban. Bantuan tersebut sesuai dengan visi Muhammadiyah yang dengan teguh memperjuangkan puncak kebaikan bagi ummat, bangsa, dan kemanusian.
“Kami sangat menentang peristiwa peledakan bom yang terjadi pagi ini di gereja Surabaya, apa pun motif dan alasannya, siapa pun pelakunya,” katanya.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan ada dua orang tewas dalam peristiwa itu. “Kami lihat terjadi upaya bunuh diri yang sudah diidentifikasi satu orang meninggal dunia,” kata Barung.
Barung mangatakan selain pelaku bom bunuh diri meninggal dunia di TKP, satu orang meninggal dunia di rumah sakit. “Ada total 13 korban luka-luka yang saat ini dibawa ke rumah sakit. Dua dari anggota kepolisian yang tengah berjaga dan 11 masyarakat,” ujarnya, seperti diberitakan ANTARA.
Risma batalkan festival
Selanjutnya dari Surabaya diterima laporan, Walikota Surabaya Tri Rismaharini membatalkan kegiatan tahunan Festival Rujak Uleg 2018 yang semestinya digelar di Kya Kya Jalan Kembang Jepung pada Minggu (13/5/18) ini, menyusul terjadi peristiwa pengeboman di tiga gereja di Kota Pahlawan.
“Ini instruksi dari walikota agar acara itu dibatalkan,” kata Kabag Humas Pemkot Surabaya, M Fikser di Surabaya.
Dikatakannya lagi, instruksi tersebut diberikan pada saat Risma dalam perjalanan pulang usai menghadiri acara kedinasan di Arab Saudi. “Saat ini bu Risma sudah di Bandara Sokarno Hatta Jakarta dan langsung terbang ke Surabaya,” katanya.
Fikser mengatakan dibatalkannya acara tersebut karena prihatin atas kejadian pengeboman yang terjadi di tiga gereja yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Ngagel, GKI Diponegoro dan GPPS Sawahan Arjuna.
Mendapati hal itu, lanjutnya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya langsung menyampaikan kepada semua peserta Festival Rujak Uleg 2018 baik di tingkat organisasi perangkat daerah (OPD), kecamatan, kelurahan hingga warga.
“Kami punya data pesertanya sehingga langsung kami informasikan,” ujarnya.
Diketahui ada sekitar 1.500 dari 275 grup akan meramaikan Festival Rujak Uleg Surabaya 2018. Peserta terdiri dari kelurahan/kecamatan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya, peserta umum, peserta dari hotel, serta tamu kehormatan dari dalam dan luar negeri.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan ada dua orang tewas dalam peristiwa itu. “Kami lihat terjadi upaya bunuh diri yang sudah diidentifikasi satu orang meninggal dunia,” kata Barung.
Barung mangatakan selain pelaku bom bunuh diri meninggal dunia di TKP, satu orang meninggal dunia di rumah sakit. “Ada total 13 korban luka-luka yang saat ini dibawa ke rumah sakit. Dua dari anggota kepolisian yang tengah berjaga dan 11 masyarakat,” ujar Frans Barung Mangera, seperti diberitakan ‘Antara’. (B-AN/SP/BS/jr)