BENDERRAnews, 18/2/18 (Jakarta): Satu lagi hasil survei, yakni kini dari pihak ‘Poltracking Indonesia’ yang menunjukkan, nama Joko Widodo alias Jokowi dan Prabowo Subianto tetap menjadi dua poros calon presiden periode 2019-2024 terkuat.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR mengatakan, tren dan elektabilitas kedua figur tersebut tidak jauh berbeda dari survei yang pernah dilakukan Poltracking pada November 2017 lalu, yakni tetap berjarak 20-25 persen.
Dari hasil survei kali ini, elektabilitas Prabowo sebesar 20-33 persen sedangkan Jokowi sebesar 45-57 persen.
“Ada dua poros, tetap Jokowi dan Prabowo. Di luar dua figur tersebut, baik elite politik lama maupun tokoh baru, elektabilitasnya tak lebih dari 5 persen,” terang Yuda dalam konferensi pers Temuan Survei Nasional: Peta Elektoral Kandidat dan Prediksi Skenario Pilpres 2019 di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (18/2/18).
Cenderung naik
Survei yang dilakukan Poltracking Indonesia sendiri dilakukan sejak 27 Januari-3 Februari 2018. Jokowi dan Prabowo, katanya, cenderung naik elektabilitasnya jika dibandingkan survei sebelumnya. Tak mengherankan jika kedua figur ini kembali menjadi yang terkuat.
“Meskipun elektabilitas Jokowi jauh di atas Prabowo 20 persen, tetapi sebagai Capres incumbent belum aman karena elektabilitasnya di bawah 60 persen,” katanya.
Sementara untuk figur calon wakil presiden (Cawapres), Yuda menyebutkan ada enam nama yang dominan untuk menjadi kandidat Cawapres di luar Jusuf Kalla (JK). Keenam figur tersebut bahkan memiliki elektabilitas di atas lima persen dengan gap yang cukup signifikan dibanding nama lain. Mereka ialah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Muhaimin Iskandar, dan Khofifah Indar Parawansa.
“Namun jika nama JK masuk, elektabilitasnya jauh lebih tinggi dari nama-nama tersebut,” katanya.
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, berdasarkan hasil survei poros Jokowi dan Prabowo merupakan yang terbaik.
“Jadi untuk apa buang energi? Dukunglah!” ujar politisi Partai Golkar ini.
Kendati demikian, pihaknya menginginkan supaya Jokowi kembali menjadi presiden untuk periode selanjutnya. Sebab, katanya, dengan kembali terpilihnya Jokowi nanti ketersediaan lapangan kerja, sembako murah, dan perumahan bagi warga akan terjangkau.
Hal senada disampaikan Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Maruarar Sirait. Ia mengatakan, masih kuatnya figur Jokowi dan Prabowo sangat rasional. Ia mengatakan, disurvei bolak-balik pun, kekuatan riil ada di Jokowi dan Prabowo.
“Ini realitas. Pertarungan politik di DPR, Perppu itu kentara mewarnai ini,” katanya.
Harus harmonis
Sementara dari hasil survei soal Cawapres, Maruarar mengatakan, meski JK elektabilitasnya masih tinggi untuk mendampingi Jokowi, akan tetapi apabila salah satu dari nama-nama lain yang telah disebutkan menjadi Cawapres Jokowi, hal tersebut akan menambah suara Jokowi karena berasal dari posisi yang berbeda.
“Tahun 2019, Jokowi mau Wapres yang kayak apa dulu? Elektabilitas tidak perlu karena sudah tinggi dalam menentukan Wapres,” katanya.
Ia mengatakan, kualitas hubungan dengan Cawapres harus harmonis mengingat bercermin ke Pilkada banyak yang pecah kongsi. Dengan demikian, kualitas hubungan capres dengan cawapres harus betul-betul maksimal, kompak, dan saling melengkapi dalam membangun bangsa dan negara. Demikian ‘Suara Pembaruan’ seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’. (B-SP/BS/jr)