BENDERRAnews, 13/1/18 (Jakarta): Menteri Dalam Negeri, Tjahyo Kumolo meminta seluruh staf Kementerian Dalam Negeri dapat menumbuhkan rasa toleransi antarsesama.
Dengan begitu, pelayanan terhadap masyarakat semakin efektif.
Demikian pesan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, pada acara perayaan Natal Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) di Gedung Sasana Bhakti Praja Kemdagri, Jakarta, Jumat (12/1/18) tadi malam.
“Kita bekerja sebagai staf Kemdagri tidak melihat dari agama apa. Harus ada kebersamaan,” kata Tjahjo.
Dia mengaku sedih dengan merebaknya intoleransi. Karenanya, jajaran Kemdagri perlu menjadi contoh toleransi yang baik.
Disebutnya, pemerintah utuh bekerja, bertugas tanpa melihat suku, warna kulit, apalagi keyakinan dan agama. “Itulah Indonesia kita yang indah yang punya ideologi Pancasila. Tanpa ada kebersamaan, rasa damai sejahtera, ini tidak terbentuk,” ujarnya seperti dilansir ‘Suara Pembaruan’.
Dia menyatakan, memeluk keyakinan merupakan hak dari setiap warga negara Indonesia. Asalkan, kepercayaan dan agama tersebut tidak bertentangan dengan Pancasila.
“Yang penting kita punya prinsip meyakini ajaran kita dengan baik dan menolak paham ateis, komunis, marxis, termasuk menolak ajaran yang menyusup di kegiatan yang bertentangan dengan nilai Pancasila,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Mendagri memberikan tali kasih kepada pensiunan PNS Kemdagri, petugas kebersihan di Kemdagri dan BNPP serta kelompok masyarakat kawasan perbatasan negara. Hal inti sebagai wujud perhatian dan bela rasa.
Ada performa rebana
Sementara Ketua Panitia Natal, Robert Simbolon menjelaskan, perayaan Natal bermaksud memelihara semangat keagamaan di antara anggota Korpri, Kemdagri dan BNPP.
“Kita ingin terbangunnya ikatan persaudaraan serta semangat persatuan dan kesatuan antar umat beragama di lingkungan Kemdagri dan BNPP,” kata Robert.
Ibadah Natal dipimpin Pendeta I Nyoman Agus dan Pastor Wido Suprapto. Sedangkan perayaan Natal dilaksanakan setelah ibadah.
“Secara istimewa kita lihat kelompok kehadiran musik rebana “Rojilul” Ansor Jakarta Timur. Saya putuskan undang mereka, harapannya kehadiran mereka sebagai bukti umat beragama bukan hanya level wacana, dialogis tapi dalam kehidupan nyata” ungkap Robert Simbolon. (B-SP/BS/jr)