BENDERRAnews, 19/10/17 (Cikarang): Beragam fenomena menarik bermunculan pasca-beroperasinya KRL menembus Kawasan Cikarang.
Ya, KRL-nya laris manis, bukti Cikarang berkembang pesat.
Pasalnya, ibarat bunga, Cikarang memang sedang mekar–mekarnya. Apalagi di kawasan itu ada magnit baru bernama Meikarta. Bagaimana tidak, selain menjadi buah bibir masyarakat, Cikarang (juga Meikarta) saat ini di “serang” berbagai fasilitas, yang membuat daerah itu kian kencang lajunya bertransformasi menjadi wilalyah penting.
Nah, salah satu fasiitas yang kini merubah denyut ekonomi Cikarang semakin kencang ialah, pengoperasian jalur KRL Lintas Cikarang – Jakartakota PP.
Sejak 8 Oktober 2017, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) telah mengoperasikan KRL Lintas Cikarang – Jakartakota PP. Terdapat 32 perjalanan dari stasiun Jakartakota sampai ke Stasiun Cikarang.Masyarakat sangat antusias memanfaatkan jalur baru, terutama di empat stasiun yaitu Cikarang, Cibitung, Tambun, Bekasitimur. Data PT. KCI pengguna KRL di awal mencapai angka 20 ribuan orang.
Namun dibalik antusias warga, masih ada keluhan yang muncul. PT KCI menerima aspirasi masyarakat agar jumlah perjalanan terus ditingkatkan dan waktu tempuh dapat dipercepat melalui pengurangan pergantian jalur KRL dengan kereta antarkota.
Pihak PT KCL pun menjelaskan, penentuan jumlah perjalanan pada lintas Cikarang – Bekasi – Jakarta Kota harus menyesuaikan dengan kondisi prasarana perkeretaapian di Jabodetabek dan sekitarnya. KRL masih harus bergantian karena jalur kereta antarkota dan kereta komuter belum dipisahkan.
“Pengaturan operasional KRL, di antaranya persilangan dan penyusulan dengan kereta antarkota tak bisa dihindari. Kondisi inilah yang menyebabkan perjalanan KRL lintas Cikarang – Bekasi – Jakartakota belum bisa ditambah secara signifikan dari yang ada saat ini yaitu 32 perjalanan,” ungkap Direktur Utama PT KCI Muhammad Nurul Fadhila, lewat keterangan tertulis, Kamis (12/10/17) lalu.
Disebutnya saat ini telah disiapkan solusi dengan pemisahan jalur kereta antarkota dengan kereta komuter. Solusi tersebut sementaradikerjakan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan dengan pembangunan jalur kereta dwiganda (double double track).
Sesudah pekerjaan tersebutselesai dikerjakan, jalur antara komuter dengan kereta jarak jauh di lintas Bekasi – Manggarai akan terjadi pemisahan. “Harapan kami akan terjadi percepatan penyelesaian double double track yang saat ini sedang dibangun oleh Satker DJKA. Akan lebih baik lagi bila jalur dwi ganda tersebut dilanjutkan sampai Cikarang agar permasalahan klasik persilangan antara KRL dan kereta antarkota bisa segera terselesaikan. Sehingga nanti perjalanan KRL dapat dimaksimalkan, dan perjalannya akan mengalami penambahan,” kata Fadhil.
Perpanjangan operasional KRL hingga Cikarang untuk jadual perjalanan KRL dari Stasiun Bekasi tidak mengalami perubahan. Pengguna tidak perlu khawatir KRL akan terjadi kepadatan, dari 162 perjalanan lintas Bekasi Jakaratakota dan sebaliknya hanya 16 perjalanan yang dilanjutkan sampai Cikarang.
Bagi masyarakat yang beraktivitas di Stasiun Bekasi juga bisa memilih sekitar 65 jadwal perjalanan KRL lainnya berangkatan Stasiun Bekasi tujuan Jakartakota Karena itu PT KCI menghimbau agar masyarakat yang di lintas Cikarang – Bekasi – Jakartakota PP supaya dapat menyesuaikan pilihan jadwal perjalanannya dengan teliti. Masyarakat juga diharapkan mendukung percepatan proyek double double track ini, yang telah mulai masuk ke sejumlah area stasiun di lintas Bekasi.
“Kami mohon dukungan dan pengertian. Pekerjaan sterilisasi Stasiun Cikarang dan Tambun saat ini tidak masuk dalam lingkup proyek pekerjaan satker DJKA, karena itu PT KCI akan melakukan pemagaran secara bertahap. Hal ini dilakukan untuk menjamin keselamatan penumpang serta keamanan perjalanan KRL pada stasiun baru itu,” jelasnya.
Lippo diapresiasi
Edy Komara dosen senior Fakultas Ekonomi Universitas Bung Karno (FE UBK) menilai, kepadatan pengguna KRL pada rute baru Jakartakota – Cikarang menunjukan, Cikarang memang sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang positif.
Situasi itu tidak lepas dari pembangunan berbagai fasilitas untuk kawasan industryi maupun bisnis serta hunian di Cikarang.
“Geliat ekonomi Cikarang mengalami percepatan terutama setelah Meikarta mulai menarik perhatian publik. Investasi ratusan trilyun nanti akan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan. Hal tidak hanya Nampak setelah pembangunan selesai, tapi sejak awal pembangunan. Karena dengan proyek sebesar itu pasti akan menyerap tenaga kerja puluhan ribu. Nah tenaga kerja ini akan mencari kebutuhan keseharian dari lingkungan sekitar, “ungkap mantan Dekan Fakultas Ekonomi UBK ini.
Lippo Group, menurut Komara, telah melakukan langkah besar yang tidak dapat dilakukan pelaku bisnis besar lainnya. Meikarta benar-benar telah menjadi magnit baru potret kawasan kota mandiri yang telah merampas hati hati konsumen.
“Tidak usah di cari jauh-jauh penyebab jalur KRL laris manis. Pasti karena ada geliat pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada kenaikan daya beli dan income masyarakat,” demikian Eddy Komara. (B-Donny Lumingas, dari berbagai sumber/jr — foto ilustrasi istimewa)