BENDERRAnews, 7/10/17 (Buenos Aires): Agaknya, megabintang Lionel Messi masih belum beruntung saat bermain untuk negaranya, Argentina. Pasalnya, beberapa kali Messi harus gigit jari, karena ‘Albiceleste’ sering mengalami kegagalan, padahal sudah mencapai partai puncak (final).
La Pulga bersama Argentina pun tampaknya terjadi pula Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Selatan (Conmebol).
Ya, mereka terancam tidak bisa lolos ke Rusia pada musim panas tahun depan, karena masih berada di peringkat keenam dengan laga tersisa satu kali.
Dalam empat pertandingan terakhir, Messi dkk kesulitan untuk mendapatkan kemenangan.
Terbaru, mereka ditahan imbang Peru 0-0 dalam duel di Buenos Aires, Kamis (5/10/17) atau Jumat pagi WIB.
Tetapi, nasib mereka menuju Rusia bisa ditentukan pada pertandingan terakhir, 10 Oktober atau 11 Oktober pagi WIB, di markas Ekuador.
Sudah lama bintang Barcelona ini ingin mengangkat trofi bergengsi bersama negaranya. Beberapa kali memang nyaris, karena sudah berada di partai final.
Pertama kali pada tahun 2007, Messi belum mendapatkan trofi Copa America, karena kalah dari Brazil di partai final. Tahun-tahun berikutnya, dewi fortuna belum berada di pihak striker kidal tersebut.
Bahkan sejak tahun 2014-2016, selama tiga tahun berturut-turut, ambisi Messi belum kesampaian.
Berikut ini deretan nasib sial Argentina selama tiga tahun berturut-turut seperti yang dihimpun ‘BolaSport.com’:
1. Gagal Juara Piala Dunia 2014
Argentina berhasil lolos ke final Piala Dunia 2014 yang diadakan di Brazil. Pada partai puncak, Messi dkk bertemu raksasa Eropa yang memiliki tradisi bagus dalam iven empat tahunan tersebut, Jerman.
Ambisi Argentina mengangkat trofi di negara rivalnya tersebut pupus. Satu-satunya gol Mario Goetze pada babak perpanjangan waktu membuat Messi dkk harus tertunduk lesu dan mesti menerima kenyataan menjadi runner-up.
2. Gagal Juara Copa America 2015
Pada tahun selanjutnya, setelah Piala Dunia 2014, Argentina tampil pada ajang Copa America yang diadakan di Cile. Argentina berhasil menembus babak final, tetapi nasib baik berpihak kepada tuan rumah.
Tim Tango harus kalah dramatis lewat babak adu penalti melawan sang tuan rumah, Cile.
3. Gagal Juara Copa America 2016 Centenario
Tahun selanjutnya dalam turnamen Copa America 2016 Centenario, nasib apes kembali menimpa Argentina. Lagi-lagi piala yang sudah ada di depan mata harus menjadi milik negara lain.
Partai puncak kali ini menjadi ulangan Copa America edisi tahun sebelumnya, di mana Argentina kembali bertemu Cile. Messi dkk kembali menelan pil pahit karena kalah dalam drama adu penalti.
Usai kekalahan tersebut, Messi mengungkapkan kalimat kontroversial yang menyebutkan bahwa dia sudah lelah bersama Timnas Argentina dan akan pensiun. Ternyata Messi menarik ucapannya itu sehingga kembali menjadi kapten Tim Tango.
Nah, andai mereka gagal lolos ke Piala Dunia 2018, Messi dan Argentina akan bernasib sial selama empat tahun berturut-turut!
Tapi, ini cuma andai-andai yang ditulis ‘Kompas.com’.
Italia dikejutkan
Sementara itu dari Turin dilaporkan, kejutan terjadi pada lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa. Tim nasional Italia ditahan imbang 1-1 oleh timnas Makedonia di Stadion Olimpico Turin, Jumat (6/10/17) atau Sabtu dini hari WIB.
Gol Italia disarangkan bek tengah Giorgio Chiellini pada menit ke-40. Makedonia membalas di babak kedua melalui torehan Aleksandar Trajkovski (77′).
Hasil seri ini membuat Italia gagal bersaing dengan Spanyol di Grup G. Timnas Spanyol dipastikan lolos langsung karena berstatus juara grup seusai menang telak 3-0 atas Albania.
Dengan tinggal satu partai tersisa, poin Spanyol (25) tak mungkin lagi dikejar Italia (20). Gli Azzurri – julukan Timnas Italia – harus puas dengan garansi finis di posisi kedua dan menanti jatah ke Rusia dari babak play-off.
Proses gol tuan rumah berawal dari umpan terobosan Lorenzo Insigne yang disambut Ciro Immobile di kotak penalti Makedonia. Immobile mengirim bola ke muka gawang dan disambar Chiellini, yang merangsek dari lini belakang. Sepanjang babak pertama laga ini,
Italia dominan atas Makedonia dengan 59 persen penguasaan bola. Tuan rumah seharusnya bisa lebih efektif karena cuma 3 percobaan mereka tepat sasaran dari 7 upaya.
Makedonia hanya melepas satu tembakan lewat shot Goran Pandev yang ditangkap kiper Gigi Buffon.
Memasuki babak kedua, Italia malah mengendurkan tekanan dan cuma menambah dua tembakan. Makedonia mengeksploitasi kelonggaran ini dengan mencuri gol via tembakan pemain pengganti, Trajkovski.
Memanfaatkan umpan Pandev, striker Palermo itu lolos dari penjagaan dua bek Italia dan melepas tendangan yang memperdaya Buffon. Skor 1-1 ini bertahan hingga peluit panjang berbunyi.
Pada duel terakhir di Grup G, Gli Azzurri akan mengunjungi markas Albania, Senin (9/10/2017).
Italia (3-4-3): 1-Gigi Buffon; 15-Andrea Barzagli (5-Daniele Rugani 46′), 19-Leo Bonucci, 3-Giorgio Chiellini; 2-Davide Zappacosta, 18-Marco Parolo, 8-Roberto Gagliardini (16-Bryan Cristante 75′), 4-Matteo Darmian; 9-Simone Verdi (20-Federico Bernardeschi 64′), 11-Ciro Immobile, 10-Lorenzo Insigne.
Pelatih: Gian Piero Ventura
Makedonia (3-4-3): 1-Stole Dimitrievski; 13-Stefan Ristovski, 6-Visar Musliu, 14-Darko Velkoski (5-Gjoko Zajkov 75′); 19-Marjan Radeski, 20-Stefan Spirovski, 17-Enis Bardi, 8-Egzijan Alioski; 10-Goran Pandev (7-Ivan Trickovski 80′), 23-Ilija Nestorovski, 11-Feran Hasani (9-Aleksandar Trajkovski 64′).
Pelatih: Igor Angelovski
Wasit: Tiago Martins (Portugal)
Spanyol berjaya
Lain lagi kabar dari Alicante, Spanyol. Dilaporkan Timnas Spanyol memastikan diri lolos sebagai tim asal Eropa kelima yang lolos ke putaran final Piala Dunia 2018. Mereka mengikuti jejak Timnas Rusia (tuan rumah), Belgia, Jerman, dan Inggris.
Kepastian itu didapat setelah Spanyol menang 3-0 atas Albania dalam laga Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2018 di Stadion Jose Rico Perez, Jumat (6/10/2017) atau Sabtu dini hari WIB. Gol Spanyol dicetak oleh Rodrigo Moreno (menit ke-16), Isco (24′), dan Thiago Alcantara (27′).
Tuan rumah memang tampil sangat dominan. Mereka memimpin penguasaan bola hingga 57 persen.
Dari segi peluang, Spanyol memiliki 20. Adapun Albania mempunyai 11 kesempatan.
Mengambil inisiatif serangan sejak awal, Spanyol langsung mengancam pada menit ke-13.
Namun, sundulan Rodrigo yang mengonversi umpan silang Isco masih melenceng tipis di sisi kanan gawang Albania.
Kolaborasi mereka akhirnya berbuah gol pada menit ke-16. Menerima umpan cungkil Isco, Rodrigo dengan mantap mengontrol dada sebelum melepas tendangan kaki kiri terukur dari dalam kotak penalti.Berselang delapan menit, Isco menggandakan keunggulan La Furia Roja. Mendapat sodoran dari Koke, Isco tanpa ampun menghunjamkan sepakan keras dari dalam kotak terlarang.
Pada menit ke-27, Spanyol kembali membuat suporternya bersorak. Kali ini, Thiago Alcantara menanduk dengan brilian crossing dari Alvaro Odriozola.
Skor 3-0 untuk pasukan Julen Lopetegui bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, Spanyol tidak mengendurkan gempuran. Mereka bahkan nyaris menambah gol pada menit ke-50 andai sundulan Koke tak ditepis kiper Albania, Etrit Berisha.
Tiga menit kemudian, Spanyol kembali mendapat kans emas. Namun, Berisha tampil cekatan untuk mementahkan tendangan jarak dekat Rodrigo.
Pada menit ke-69, Albania sanggup memberikan ancaman.
Akan tetapi, tandukan Armando Sadiku masih mengenai tiang gawang David De Gea.
Skor 3-0 untuk Spanyol tidak berubah sampai peluit panjang dibunyikan.
Raihan tiga poin memuluskan langkah Spanyol lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia.
Mereka memuncaki klasemen Grup G dengan koleksi 25 poin dan tak mungkin lagi dikejar pesaing terdekat, Italia (20 poin), yang di saat bersamaan cuma bermain imbang 1-1 menghadapi Makedonia.
Spanyol (3-4-3): 1-David de Gea; 15-Sergio Ramos, 3-Gerard Pique (6-Nacho Fernandez 60′), 18-Jordi Alba; 4-Alvaro Odriozola, 8-Koke, 10-Thiago Alcantara, 14-Saul Niguez; 21-David Silva (20-Marco Asensio 74′), 19-Rodrigo Moreno (9-Aritz Aduriz 82′), 22-Isco
Pelatih: Julen Lopetegui
Albania (4-3-3): 1-Etrit Berisha; 4-Elseid Hysaj, 5-Frederic Veseli, 18-Arlind Ajeti, 15-Hysen Memolla (7-Ansi Agolli 46′); 20-Ergys Kace, 9-Ledian Memushaj, 17-Eros Grezda (19-Liridon Latifi 66′); 14-Taulant Xhaka, 11-Azdren Llullaku, 13-Ivan Balliu (10-Armando Sadiku 46′)
Pelatih: Christian Panucci
Wasit: Aleksey Eskov (Rusia). (B-KC/jr)