BENDERRAnews, 28/8/17 (Jakarta): Sindikat hoax, fake news dan kebencian Suku Agama Ras dan Antargolongan alias SARA di media sosial, yakni Saracen, merupakan hal yang mengerikan. Karenanya, Presiden Joko Widodo memerintahkan aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas klien yang memesan dan membiayai Saracen.
“Saya sudah perintahkan kepada Kapolri, diusut tuntas bukan hanya Saracen-nya saja, tapi siapa yang pesan siapa yang bayar, harus diusut tuntas,” kata Jokowi di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Minggu (27/8/17) kemarin.
Bukan hanya yang berada di organisasi Saracen, namun pemesan jasa Saracen juga harus diungkap.
Karena, menurut Jokowi, media sosial (Medsos) memang bisa merusak bila digunakan sebagai sarana fitnah, seperti yang dilakukan Saracen.
“Individu saja sangat merusak kalau informasinya itu tidak benar, bohong, apalagi fitnah. Apalagi yang terorganisasi. Ini mengerikan sekali. Kalau dibiarkan akan mengerikan,” kata Presiden Jokowi
Kabag Mitra Divisi Humas Polri, Kombes Awi Setiyono, menjelaskan gambaran bisnis sindikat Saracen. Disebutnya, ada beberapa paket yang disediakan oleh pelaku kepada pemesan. Namun total uang yang harus dibayar kepada pelaku biasanya berkisar di angka Rp72 juta.
Dari Rp72 juta itu, uang yang dipakai untuk pembuatan situs sebesar Rp15 juta. Para buzzer yang beroperasi di media sosial lewat sebaran-sebaran konten SARA biasa dihargai Rp45 juta untuk 15 orang dalam satu kali proyek.
“Di sana bunyi proposal untuk pembuat web, dia patok harga Rp15 juta. Kemudian untuk membuat buzzer sekitar 15 orang dikenakan biaya sebulan Rp45 juta,” jelas Awi di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (25/8/17) seperti dilansir ‘Detik.com’ dan ‘BeritaSatu.com’.
Merusak mental pemuda
Jaringan sindikat hoax dan penyebar ujaran kebencian bermuatan mengadu domba Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) di media sosial, merupakan hal yang mengerikan. Jika penyebaran mereka terus semakin massif akan merusak mental generasi bangsa Indonesia.
Menghadapi fenomena ini Presiden Joko Widodo alias Jokowi memerintahkan aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas klien yang memesan dan membiayai Saracen.
“Saya sudah perintahkan kepada Kapolri, diusut tuntas bukan hanya Saracen-nya saja, tapi siapa yang pesan siapa yang bayar, harus diusut tuntas,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan usai meninjau Pameran Kemajuan Pembangunan Infrastruktur Indonesia, di Lapangan Silang Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (27/8/17) sore, seperti dicuplik ‘Editor.id’.
Bukan hanya yang berada di organisasi Saracen, namun pemesan jasa Saracen juga harus diungkap. Dikatakan Presiden Jokowi, media sosial memang bisa merusak bila digunakan sebagai sarana fitnah, seperti yang dilakukan Saracen.
“Individu saja sangat merusak kalau informasinya itu tidak benar, bohong, apalagi fitnah. Apalagi yang terorganisasi. Ini mengerikan sekali. Kalau dibiarkan akan mengerikan,” kata Presiden Jokowi.
“Kalau kabarnya, menyampaikan hal-hal yang positif, menyampaikan optimisme, mengajak masyarakat untuk membangun, mengajak masyarakat untuk berbuat baik, mengajak masyarakat untuk menjaga kesantunan dan kesopanan enggak apa-apa. Mau jutaan akun juga tidak apa-apa,” tambah Presiden.
Tapi kalau sudah memecah belah, mengabarkan hal-hal yang fitnah, mencela orang lain, kemudian berbahaya bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Presiden Jokowi mengaku sudah memerintahkan kepada Kapolri untuk mengusut tuntas. (B-DC/BS/EI/jr)